MAKALAH MEMBACA IKLAN BERITA, PETUNJUK, DAN BERCERITA SUATU OBJEK
DI LINGKUNGAN
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kajian Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing : Arif Widagdo, S.Pd., M.Pd
Disusun oleh:
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
April 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Taala atas berkat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “membaca
iklan berita, iklan petunjuk dan bercerita suatu objek di lingkungan”
sebagai tugas Mata Kuliah Kajian Bahasa Indonesia Semester Gasal tahun 2018/
2019.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penyusun dalam penyusunan makalah ini, yaitu:
1.
Allah Subhanahu Wa Taala yang
senantiasa memberi kemudahan penyusunan makalah ini.
2.
Arif Widagdo, S. Pd., M.Pd selaku dosen
pembimbing Keterampilan Berbahasa dan Bersastra Indonesia yang telah membimbing penyusun dalam menyusun makalah ini.
3.
Teman-teman yang selalu memberikan
dukungan demi terselesaikannya tugas ini.
4.
Pihak-pihak yang
telah membantu penyusun dalam menyusun makalah ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai makna
dan ruang lingkup Kajian Bahasa Indonesia.
Penyusun telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun tentu makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi
penyusun.
Semarang, 6 April 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………..……………2
DAFTAR ISI ………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN...…………..….…………………………...4
A. Latar Belakang ………………………...……………………….…4
B. Rumusan Masalah …………………………....…………………....5
C. Tujuan ………………………………………………………….….5
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………….…5
A. Pengertian membaca……………….………..………………….…5
B. Pengertian iklan ……………..……………………………………8
C. Pengertian
berita……………………………………………….…13
D. Pengertian
petunjuk……………………………………………....16
E. Cara bercerita tentang
suatu objek……………………………......17
BAB III PENUTUP …………..……………………………………..21
A.
Kesimpulan ………………………………..………………...…21
B.
Saran …………………………………………….………….…21
DAFTAR PUSTAKA…………………………….……………….…23
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Membaca adalah suatu
proses yang kompleks
dan rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor
eksternal pembaca. Faktor internal berupa intelegensi, minat, sikap, bakat,
motivasi, tujuan membaca,
dan lain sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, latar belakang
sosial dan ekonomi, dan tradisi membaca. Rumit artinya faktor eksternal dan internal saling
berhubungan
membentuk koordinasi yang rumit untuk menunjang
pemahaman bacaan.
Pada dasarnya iklan
merupakan sarana
komunikasi yang digunakan
komunikator dalam hal ini perusahaan
atau
produsen
untuk
menyampaikan
informasi tentang barang atau jasa
kepada
publik,
khususnya pelanggannya
melalui suatu media massa. Selain itu, semua iklan dibuat dengan tujuan yang sama yaitu untuk memberi informasi
dan
membujuk
para konsumen untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada di iklan tersebut, dapat berupa aktivitas
mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan. Jika
dilihat dari
artinya iklan berbeda dengan
periklanan,
dimana iklan
adalah sebagai pesan yang disampaikan kepada konsumen baik secara lisan atau dalam
penglihatan.
Bercerita secara profesional atau mendeklamasikan puisi di depan kelas
sama-sama memiliki cara dan aturan sendiri. Anda harus mengakrabkan diri dengan
materi dan memilih apa yang mesti ditinggalkan dan apa yang perlu diekspresikan
kepada audiens.
B.
Rumusan
masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan membaca?
2.
Apa
yang dimaksud dengan iklan?
3.
Apa
yang dimaksud berita?
4.
Apa
yang dimaksud petunjuk ?
5.
Bagaimana
cara bercerita tentang suatu objek di lingkungan sekitarnya?
C.
Tujuan
1.
Memahami
pengertian membaca.
2.
Memahami
pengertian iklan.
3.
Memehami
cara membaca iklan berita.
4.
Memahami
cara membaca iklan petunjuk.
5.
Memahami
cara bercerita tentang suatu objek di lingkungan sekitar.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
membaca
Membaca adalah suatu
proses yang kompleks
dan rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor
eksternal pembaca. Faktor internal berupa intelegensi, minat, sikap, bakat,
motivasi, tujuan membaca,
dan lain sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, latar belakang
sosial dan ekonomi, dan tradisi membaca. Rumit artinya faktor eksternal dan internal saling
berhubungan
membentuk koordinasi yang rumit untuk menunjang
pemahaman bacaan (Nurhadi,
2008 : 13).
Kegiatan membaca meliputi 3 keterampilan dasar yaitu recording,
decoding, dan meaning. Recording
merujuk pada kata-kata dan kalimat,
kemudian mengasosiakannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang
digunakan. Proses decoding
merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke
dalam kata-kata. Sedangkan meaning merupakan proses
memahami makna yang berlangsung
dari
tingkat pemahaman, pemahaman
interpretatif,
kreatif, dan evaluatif.
Proses recording dan decoding berlangsung
pada siswa kelas awal, sedangkan meaning lebih ditekankan
pada kelas tinggi
(Farida Rahim, 2008: 2).
Samsu
Somadayo (2011: 4) mengungkapkan bahwa membaca adalah
suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang terkandung di dalam bahan tulis. Pendapat tersebut didukung Henry Guntur
Tarigan (1985: 9) yang menjelaskan bahwa
membaca
adalah
memahami pola-pola bahasa dari gambaran tulisannya. Dari beberapa pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa
membaca adalah proses pengasosiaan huruf,
penerjemahan, dan
pemahaman
makna isi bacaan.
a.
Tujuan Membaca
Menurut Farida Rahim (2008: 11) ada
beberapa tujuan membaca yang mencakup:
a) Kesenangan.
b) Menyempurnakan membaca nyaring.
c) Menggunakan strategi tertentu.
d) Memperbaharui pengetahuannya
tentang suatu topik
e) Mengaitkan
informasi baru dengan informasi yang telah
diketahuinya
f)
Memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tertulis.
g) Mengkonfirmasikan atau menolak
prediksi.
h) Menampilkan suatu eksperimen atau
mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks
dalam beberapa cara lain.
i)
Mempelajari tentang
struktur teks.
j)
Menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Sedangkan menurut Henry
Guntur Tarigan (1985: 9) tujuan membaca
adalah memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta, memperoleh ide- ide
utama, mengetahui
urutan atau susunan
organisasi cerita,
membaca untuk menyimpulkan,
mengelompokkan atau
mengklasifikasi, menilai dan
mengevaluasi, serta
memperbandingkan atau mempertentangkan. Dari uraian
tersebut peneliti menyimpulkan bahwa tujuan membaca yang paling
utama adalah memperoleh informasi. Setelah informasi diperoleh pembaca akan melakukan tindak lanjut yang
dapat berupa kegiatan menyimpulkan, menilai, dan membandingkan
isi bacaan.
b.
Ciri-ciri Membaca
Anderson (Sabarti Akhadiah, dkk., 1992: 23-24) menjelaskan bahwa
ada lima ciri membaca yaitu membaca adalah
proses
konstruktif, membaca harus
lancar,
membaca harus
dilakukan
dengan strategi yang tepat membaca memerlukan motivasi, serta membaca merupakan keterampilan
yang harus
dikembangkan
secara berkesinambungan.
Dalam
memahami dan menafsirkan
bacaan
memerlukan
bantuan latar belakang
pengetahuan dan pengalaman pembaca. Sabarti Akhadiah, dkk. (1992: 23) menjelaskan
bahwa
pemahaman pembaca mengenai suatu tulisan merupakan hasil pengolahan berdasarkan
informasi yang terdapat dalam tulisan itu dipadukan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
telah dimiliki. Di
samping itu Sabarti
Akhadiah, dkk.
(1992: 23) juga menjelaskan bahwa kelancaran membaca ditentukan
oleh kesanggupan pembaca mengenali kata-kata. Artinya, pembaca
harus dapat
menghubungkan tulisan
dengan maknanya. Dari hasil penelitian ternyata konteks yang bermakna dapat mempercepat
pengenalan itu.
Sabarti Akhadiah, dkk. (1992: 23-24) menyampaikan
bahwa pembaca
yang terampil dengan sendirinya akan menyesuaikan
strategi membaca
dengan taraf kesulitan tulisan, pengenalannya tentang topik yang dibaca,
serta tujuan membacanya. Pembaca
akan memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya
berkenaan dengan topik tersebut dan memantau pemahamannya tentang bacaan yang
dihadapinya, serta menyesuaikan strateginya bila ia
tidak berhasil memahaminya. Selanjutnya, Sabarti Akhadiah, dkk. (1992:
24)
menjelaskan bahwa
membaca memerlukan motivasi.
Motivasi merupakan kunci keberhasilan dalam membaca. Membaca pada dasarnya
adalah sesuatu yang
menyenangkan. Akan tetapi pembelajaran membaca mungkin
membosankan terutama pada
siswa yang
sering
menemukan kegagalan. Untuk itu siswa
harus diberi motivasi
dalam berlatih membaca.
Hal
itu berhubungan dengan keterampilan membaca
tidak dapat diperoleh
secara mendadak. Keterampilan membaca diperoleh
melalui belajar, tahap demi tahap
dan terus menerus.
c.
Komponen Kegiatan
Membaca
Farida Rahim (2008: 12)
menyampaikan bahwa kegiatan membaca terdiri dari dua komponen yaitu: a) proses membaca, dan b)
produk
membaca.
a. Proses Membaca
Farida Rahim (2008: 12) menyampaikan bahwa proses membaca terdiri
dari 9 aspek,
yaitu sensori,
perseptual, urutan, pengalaman,
pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan.
Proses sensori
visual menurut Farida Rahim (2008: 12) diperoleh
dengan pengungkapan simbol-simbol grafis melalui indra penglihatan. Anak-anak belajar
membedakan secara visual simbol-simbol grafis
(huruf atau kata) yang
digunakan untuk mempresentasikan bahan lisan. Kegiatan perseptual dijelaskan Farida Rahim (2008: 12) sebagai aktivitas mengenal suatu
kata sampai pada suatu makna
berdasarkan pengalaman yang lalu. Aspek
urutan merupakan kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang
tersusun secara linear, yang umumnya tampil dalam satu halaman dari kiri ke kanan atau
dari
atas ke bawah.
Pengalaman merupakan aspek
penting dalam proses
membaca. Farida
Rahim (2008:
12)
menyampaikan
bahwa
anak-anak
yang memiliki pengalaman banyak akan mempunyai kesempatan yang lebih
luas dalam mengembangkan pemahaman kosakata
dan
konsep yang
mereka hadapi dalam membaca dibandingkan dengan anak-anak yang
memiliki pengalaman terbatas. Untuk
memahami
makna
bacaan, pembaca terlebih
dahulu harus
memahami kata-kata dan
kalimat yang dihadapinya.
Kemudian pembaca
membuat simpulan dengan menghubungkan isi preposisi yang
terdapat dalam materi bacaan. Agar
proses ini dapat berlangsung pembaca harus berpikir sistematis, logis,
dan kreatif.
Guru dapat membimbing siswa meningkatkan kemampuan berpikir
melalui membaca dengan cara
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa. Adapun pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan sehubungan dengan bacaan tidak hanya pertanyaan yang menghasilkan jawaban yang
berupa fakta. Proses membaca selanjutnya yaitu aspek asosiasi meliputi mengenal hubungan antara simbol dengan
bunyi
bahsa dan makna (Farida Rahim,
2008: 13).
Selanjutnya, Farida Rahim (2008: 13) menerangkan bahwa masih ada aspek proses membaca yang lain yaitu sikap
atau afektif berkenaan dengan kegiatan
memusatkan perhatian,
membangkitkan kegemaran membaca, menumbuhkan motivasi membaca ketika sedang
membaca. Motivasi dan kesenangan membaca sangat membantu
siswa untuk memusatkan perhatian pada
membaca. Aspek dari proses membaca yang
terakhir menurut Farida Rahim (2008: 13) adalah pemberian gagasan dimulai dengan penggunaan sensori dan perseptual dengan latar
belakang pengalaman dan tanggapan afektif serta membangun makna
teks yang
dibacanya secara pribadi. Makna
dibangun berdasarkan pada
teks yang
dibacanya, tetapi tidak seluruhnya ditemui di dalam
teks. Pembaca akan menghasilkan makna yang
berbeda dari teks yang
sama jika pengalaman dan reaksi afektif dari pembaca tersebut berbeda (Farida Rahim, 2008)
b. Produk membaaca
farida Rahim (2008:12) menjelaskan
bahwa produk membaca merupakan komunikasi dari pemikiran dan emosi antara
penulis dan pembaca. Komunikasi juga bias terjadi dari konstruksi pembaca
melalui integarsi pengetahuan yag telah dimiliki pembaca dengan informasi yang
disajikan dalam teks. Komunikasi dalam membaca tergatung pada pemahaman yang
dipengatuhi oleh seluruh aspek proses membaca.
2.2
Pengertian Iklan
Secara
umum iklan dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan
dalam mengkomunikasikan,
menarik
perhatian dan
membujuk sebagian atau
seluruh masyarakat untuk
mengambil
tindakan
dalam
merespon
ide, barang,
atau jasa
yang dipresentasikan. Menurut
Dewan Periklanan Indonesia
(DPI) (2007: 16)
“Iklan
merupakan pesan komunikasi pemasaran atau komunikasi publik tentang sesuatu produk
yang
disampaikan melalui
suatu
media, dibiayai
oleh
pemrakarsa yang dikenal, serta
ditujukan kepada sebagian
atau seluruh masyarakat.”
Arens dalam Junaedi (2013: 109) mengungkapkan bahwa “Iklan
sebagai struktur
dan komposisi komunikasi informasi yang bersifat
nonpersonal, umumnya dilakukan dengan berbayar yang
dicirikan dengan persuasif, berisi tentang
produk (barang, jasa,
dan
ide)
yang diidentifikasikan
sebagai sponsor melalui berbagai media.
Junaedi (2013: 110) menjelaskan bahwa
komponen-komponen
dalam definisi
tentang iklan yaitu
:
a) Suatu bentuk komunikasi. Secara aktual, iklan dibentuk dengan sangat terstruktur dari komunikasi verbal maupun
non verbal yang disusun
untuk memenuhi format waktu dan ruang yang spesifik yang ditentukan oleh
pihak sponsor.
b) Iklan diarahkan pada kelompok khalayak dan bukan ditujukan
pada
individu tertentu. Dikarenakan tujuan yang lebih mengarah pada
kelompok inilah
iklan
lebih
bersifat
non
personal atau merupakan bentuk dari
komunikasi massa.
Junaedi
(2013: 111)
mengungkapkan bahwa
“Iklan harus
menggunakan medium untuk
mencapai khalayak. Medium
iklan adalah media yang dibayar oleh pemasang iklan untuk meletakan iklannya sehingga mampu menjangkau khalayak luas, dari medium inilah dikenal berbagai
bentuk iklan yang digunakan, seperti iklan radio,
televisi, koran, iklan luar ruang dan sebagainya.”
Secara jelas, iklan merupakan suatu pesan persuasif untuk komunikasi pemasaran atau komunikasi publik tentang
sesuatu produk (barang,
jasa, atau ide) yang
disampaikan melalui media, dibiayai oleh pemrakarsa serta
ditujukan kepada
sebagian atau seluruh masyarakat. Iklan
juga
sebagai betuk komunikasi massa,
dimana
iklan terjadi
bukan melalui proses tatap muka
sebagaimana
komunikasi interpersonal. Iklan
dilakukan melalui medium, sebagaiman yang
disebutkan di atas.
a.
Tujuan Iklan
Iklan dibuat dengan tujuan sebagai media untuk mendorong hard sell yang
bagus.
Untuk mencapai hal
ini, secara minimal iklan harus
mempunyai kekuatan untuk mendorong, mengarahkan,
dan membujuk khalayak untuk mengakui
kebenaran
pesan
dari
iklan,
dan secara maksimal dapat mempengaruhi kesadaran khalayak
untuk mengkonsumsi produk dan
jasa yang diiklankan.
Menurut
Junaedi (2013:
113) tujuan iklan yaitu:
a) Sebagai media informasi
Iklan ditujukan untuk menginformasikan suatu produk barang dan jasa kepada khalayak. Tidak hanya dalam produk tetapi juga hal lainnya.
b) Untuk Mempengaruhi
konsumen
Iklan dapat
mengarahkan
konsumen untuk mengkonsumsi
produk barang atau
jasa tertentu, atau mengubah sikap agar sesuai
dengan apa yang diinginkan
oleh pengiklan.
c) Untuk mengingatkan
konsumen.
Iklan
ditujukan agar
konsumen selalu
mengingat produk tertentu
sehingga tetap
setia mengkonsumsinya.
Adapun tujuan periklanan menurut
Terence A. Shimp dalam Mahanani (2003:357) adalah sebagai
berikut:
1.
Memberikan informasi (Informing)
Iklan berfungsi menginformasikan mengenai ciri-ciri
produk serta kegunaannya.membuat konsumen menyadari adanya produk.
2.
Membujuk dan mempengaruhi (Persuading)
Terkadang
bujukan tersebut mengambil bentuk dengan cara mempengaruhi permintaan primer (Primary
Demand), yaitu
menciptakan permintaan bagi seluruh kategori produk. Tetapi yang lebih sering, iklan berusaha iklan berusaha untuk membangun permintaan sekunder (Secondary
Demand), yaitu
permintaan terhadap merek dari produk perusahaan harus
dapat
membujuk konsumen untuk mencoba.
3.
Mengingatkan (Reminding)
Iklan juga dapat menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam
ingatan konsumen.
4.
Memberikan nilai tambah (Adding Value)
Ada tiga cara utama
bagaimana perusaahaan dapat menambah
nilai
bagi produk mereka,
antara lain:
a) Melakukan inovasi meningkatkan kualitas dan menambah nilai bagi produk
dan
merek tertentu dengan mempengaruhi persepsi konsumen.
b)
Iklan yang
efektif menjadikan merek dipandang sebagai
sesuatu yang elegan.
c) Lebih bergaya bahkaan mungkin lebih unggul dari
merek
lainnya yang
ditawarkan dan pada umumnya dipersepsikan
memiliki kualitas yang lebih tinggi.
5.
Mendampingi (Assisting other Company Effort)
Iklan hanyalah salah satu anggota atau alat dari tim atau
bauran
komunikasi pemasaran. Pada saat lainnya, peran utama periklanan adalah sebagai
pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain
dari perusahaan dalam
proses komunikasi pemasaran.
b.
Fungsi Iklan
Menurut
Rot
Zoill melalui
Rendra
Widyatama (2007:147)
menjabarkan fungsi iklan
dalam empat fungsi. Keempat fungsi
tersebut akan dijabarkan sebagai
berikut:
a)
Fungsi Precipitation
Iklan berfungsi untuk mempercepat berubahnya suatu kondisi dari keadaan yang
semula
tidak
dapat mengambil keputusan menjadi
dapat
mengambil keputusan. Sebagai contoh
adalah
meningkatkan permintaan,
menciptakan kesadaran dan pengetahuan
tentang sebuah
produk.
b) Fungsi Persuasion
Iklan berfungsi untuk membangkitkan khalayak sesuai pesan
yang diiklankan. Hal ini meliputi daya tarik emosi,
menyampaikan informasi tentang
ciri suatu produk, dan membujuk konsumen untuk membeli.
c) Fungsi Reinforcement (meneguhkan sikap)
Iklan mampu meneguhkan keputusan yang telah diambil oleh khalayak.
d) Fungsi Reminder
Iklan mampu mengingatkan
dan
semakin meneguhkan terhadap produk yang diiklankan.
Dendy (2010: 3) juga mengungkapkan ada lima fungsi
periklanan sebagai berikut:
1.
Memberikan informasi
atas produk
2. Membujuk atau mempengaruhi konsume untuk mengkonsumsi produk.
3.
Memuaskan keinginan (orang ingin mengetahui kandungan gizi, vitamin
atau suatu produk)
4.
Merupakan alat
konsumsi
5.
Menjaring khalayak
Pengertian
Iklan Komersial
Iklan komersial adalah iklan yang yang dibuat
untuk memasarkan atau mengkampanyekan sebuah produk dan jasa dari sebuah
perusahaan atau produsen. Produsen akan bekerja sama dengan jasa pembuat iklan
untuk memasarkan dan mengenalakn produknya pada khalayak atau konsumen. Sebuah
perusahaan akan berusaha untuk menjual barangnya, salah satu cara paling ampuh
adalah dengan mengiklankan produknya. Bahkan anda sebagai seorang konsumen pun
pasti sadar akan alasan anda memilih sebuah produk, entah karena anda
melihatnya di Tv atau Koran tapi itulah tujuan iklan itu dibuat, menarik anda
sebagai konsumen.
1.
Macam-Macam Iklan Komersial
Iklan komersial sendiri
terbagai kedalam dua macam yaitu iklan Strategis dan iklan Taktis.
1.
Iklan Strategis
Iklan strategis adalah
iklan yang digunakan untuk mengembangkan dan membangun merek yang diiklankan. Hal
ini dibuat agar perusahaan mampu mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat
produk dengan baik dan benar. Hal yang paling penting dalam jangka panjang
yaitu memposisikan merek serta mengembangkan pangsa pikiran dan pangsa pasar.
2.
Iklan Taktis
Iklan taktis sendiri
bersifat mendesak. Maksud dari mendesak disini adalah memaksa atau membuat para
konsumen yang membaca iklan segera melakukan kontak atau segera membeli produk
kita. Biasanya iklan ini akan melakukan promosi dan penawaran khusus yang
berjangka pendek agar konsumen memberi respon cepat.
Iklan
Non-komersial
Iklan
Non-komersial biasa disebut juga sebagai Iklan
Sosial atau Iklan Layanan Masyarakat. Iklan layanan masyarakat ini
tidak bertujuan untuk menawarkan barang dan jasa. Biasanya iklan ini bertujuan
untuk pencapaian kondisi berkehidupan yang lebih baik (menurut pemasang iklan).
Iklan seperti ini biasanya dibuat oleh pemerintah ataupun
organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang pemerhati masyarakat. Berbeda
dengan iklan komersial yang semata-mata melakukan iklan karena sebuah profit,
maka iklan ini bisa kita sebut sebagai iklan non-profit. Iklan ini semata-mata
ingin mengajak masyarakat untuk lebih cinta akan hidup, bumi dan diri mereka
sendiri.
Berikut
beberapa contoh iklan non komersial: “ jangan menelpon saat berkendara” dan
“merokok membunuhmu”
2.3 Pengertian
berita
Pada
dasarnya ada banyak sekali definisi ataupun pendapat para ahli yang menjelaskan
mengenai arti dari kata berita. Meskipun ada banyak pendapat mengenai arti
berita, akan tetapi hampir seluruh pendapat tersebut memiliki makna ataupun
inti yang sama. Berikut ini beberapa defenisi dari kata berita yang mungkin
telah mewakili seluruh pendapat yang berkaitan dengan definisi berita :
1. KBBI
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, berita dapat diartikan sebagai sebuah cerita ataupun
keterangan yang memuat informasi mengenai berbagai kejadian ataupun peristiwa
yang hangat.
2. Anonimous
Berita merupakan laporan
peristiwa (fakta) yang disertai dengan pendapat (opini) yang bersifat aktual,
penting, dan juga menarik. berita merupakan informasi baru yang
ditampilkan/disajikan dalam pembacaan/penulisan yang jelas, menari, dan juga
aktual.
Unsur-unsur yang
Harus Ada dalam Berita
Berita mengandung
berbagai unsur-unsur penting yang harus ada di dalamnya. Unsur-unsur tersebut yaitu
adalah 5W + 1H, yaitu :
What, yaitu berita harus
memuat informasi mengenai apa yang sedang terjadi.
Who, yaitu berita harus
memuat informasi mengenai siapa saja yang terlibat dalam kejadian yang
diberitakan.
Why, yaitu berita harus
memuat informasi mengenai alasan/latar belakang kejadian yang diberitakan.
When, yaitu berita harus
memuat informasi mengenai kapan kejadian yang diberitakan terjadi.
Where, yaitu berita harus
memuat informasi tentang lokasi kejadian.
How, yaitu berita harus
memuat mengenai bagaimana kejadian yang diberitakan tersebut bisa terjadi.
Syarat Berita
Selain mengandung
unsur-unsur di atas, berita juga memiliki syarat-syarat tertentu yang harus
dilengkapi sehingga sebuah informasi layak disebut sebagai berita.
Syarat-syarat tersebut yaitu:
Berita harus merupakan
fakta
Berita harus merupakan
kejadian terkini (belum lama terjadi)
Berita harus seimbang
(tidak memihak)
Berita harus lengkap
(mengandung semua unsur berita)
Berita harus menarik dan
bermanfaat
Berita harus disusun dengan
sistematis
Demikianlah tulisan
mengenai pengertian berita, serta unsur dan syarat yang harus ada di
dalamnya. Semoga tulisan ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang
berguna untuk kehidupan Anda.
B. Jenis-jenis berita.
Adapun beberapa jenis berita dalam jurnalistik
menurut penyatiannya yang ada sekarang ini, diantaraya:
a. Straight News.
Merupakan berita langsung, ditulis secara
singkat, lugas dan apa adanya. Umumnya sebagain besar bagian halaman depan
surat kabar berisi berita seperti ini. Jenis dari berita straight news dibagi
menjadi 2 macam, yang diantaranya:
1. Hard news.
Merupakan berita yang memiliki nilai lebih,
berkualitas dan ter-update. Karena sangat penting maka harus segera disampaikan
dan diketauhi oleh masyarakat. Biasanya berisi berita bersifat khusus atau
dapat juga mengenai peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba.
2. Soft news.
Merupakan berita pendukung, berita yang ringan
dan nilai beritanya di bawah hard news.
b. Depth news
Merupakan berita yang mendalam, beritanya ini
dikembangkan secara mendalam dan tujuannya untuk lebih mengangkat suatu
permasalahan secara lebih mendalam.
c. Investigation news.
Merupakan berita yang dikembangkan berdasarkan
penelitian ataupun penyelidikan yang dilakukan dari berbagai macam
sumber. Investigation news hampir mirip depth news,
bedanya pada depth news hanya melaporkan peristiwa yan terjadi
secara mendalam saja.
d. Interpretative News.
Merupakan berita yang dikembangkan dengan pendapat maupun
penelitian yang dilakukan oleh penulisnya.
e. Opinion news.
Merupakan berita tentang pendapat seseorang. Misalnya
pendapat mahasiswa, pejabat, para ahli mengenai suatu kejadian atau peristiwa.
Baca juga: Pengertian informasi dan fungsinya terlengkap.
C. Bagian Berita.
Bagian-bagian berita secara umum diantaranya sebagai berikut
ini:
a. Headline.
Headline dapat
disebut juga sebagai judul, umumnya dilengkapi juga dengan anak judul. Yang
fungsinya untuk memudahkan para pembaca supaya dapat segera mengetahui
peristiwa apa yang akan disampaikan dan menonjolkan berita tersebut dengan
dukungan grafik supaya lebih menarik.
b. Deadline.
Biasanya deadline terdiri dari nama media
massa, tempat peristiwa dan juga tanggal terjadinya peristiwa. Tujuannya untuk
menunjukan tempat peristiwa dan inisial dari media massa yang menyampaikan
berita.
c. Lead.
Merupakan unsur yang sangat penting dalam berita, karena
dapat menentukan apakah isi dari berita tersebut akan dibaca atau tidak oleh
masyarakat. Dapat dikatakan juga sebagai inti suatu berita, yang berfungsi
untuk menggambarkan seluruh isi berita tapi secara ringkas. Biasanya disebut
dengan teras berita dan ditulisnya pada paragraf pertama.
d. Body.
Merupakan bagian tubuh berita, isinya peristiwa-peristiwa
yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, jelas dan padat. Body dapat disebut
juga sebagai bagian perkembangan berita.
D. Sifat-sifat berita.
Berita memiliki beberapa sifat, yang diantaranya:
1. Baru atau aktual.
Peristiwa yang baru memiliki nilai lebih untuk dijadikan
berita jika dibandingkan dengan peristiwa yang sudah lama terjadi.
2. Penting.
Suatu berita akan dianggap penting jika peristiwa atau
hal-hal tersebut berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Jadi initinya suatu
berita itu harus yang dianggap penting oleh masyarakat.
3. Akibat.
Suatu peristiwa menjadi berita karena dapat berakibat atau
memiliki dampak.
4. Jarak.
Masyarakat atau pembaca akan lebih tertarik
dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar mereka untuk dijadikan
berita daripada peristiwa yang terjadi ditempat jauh.
5. Emosi.
Sesuatu akan menjadi berita jika saat
dikabarkan akan membuat emosi seperti marah,kecewa, sedih dll.
Sifat yang lain misalnya seperti pertentangan,
ketegangan, kemajuan atau inovasi dalamsegala bidang, humor dan lain
sebagainya.
2.4 Pengertian petunjuk
Petunjuk yaitu wacana yang berisi
penjelasan suatu proses pembuatan sesuatu atau penggunan sesuatu atau wacana
eksposisi proses yang menggunakan pilihan kata yang konkret (dengan
ukuran,arah,batas yang jelas) dan struktur kalimat perintah. Sesuatu (tanda,
isyarat) untuk menunjukkan, memberi tahu dsb; ketentuan yang memberi arah atau
bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan; nasihat; ajaran; pedoman. Dari
definisi menurut kamus di atas, dapat diketahui bahwa petunjuk berarti juga
arah, bimbingan, atau pedoman. Jadi, petunjuk melakukan sesuatu berarti arah,
bimbingan, atau pedoman yang harus dilakukan untuk melakukan sesuatu, seperti
petunjuk penggunaan gas ELPIJI. Petunjuk memakai sesuatu berarti arah,
bimbingan, atau pedoman yang harus dilakukan untuk memakai sesuatu. Kalimat
petunjuk itu harus bisa memberikan arah yang jelas. Oleh karena itu, bahasa
yang digunakan dalam sebuah petunjuk pun tidak boleh menimbulkan banyak
penafsiran, sistematis, urutannya tepat, dan menggunakan bahasa yang lugas dan
efektif.
Langkah
menyusun petunjuk :
a. Menentukan
barang/makanan yang akan dibuat/ kegiatan yang dijelaskan.
b. Menentukan
urutan pembuatan atau urutan menggunakan secara garis besar.
c. Menentukan
kata konkret sebagai batas,arah,atau ukuran yang memudahkan atau mengkonkretkan
apa yang akan dijelaskan.
d. Menggunakan
kalimat perintah sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan.
Jenis-jenis
teks petunjuk :
1. Petunjuk
positif
Petunjuk yang positif
bersifat menyuruh atau menganjurkan orang untuk melakukannya. Ditandai dengan
kata-kata yang berpartikel lah atau dengan akhiran –an.
Contoh : jagalah
kebersihan ruangan ini! ; pakailah jembatan penyebrangan! ; kenakan sabuk
pengaman ketika anda mengendarai mobil!
2. Petunjuk
negative
Petunjuk yang negative
bersifat melarang orang melakukan sesuatu. Ditandai dengan kata
dilarang,jangan,dan tidak boleh.
Contoh : dilarang merokok dalam
ruangan ini. ; dilarang membuang sampah disembarang tempat.
Macam-macam
petunjuk yang lain :
1. Petunjuk
menggunakan obat
2.
Petunjuk membuat sesuatu
3.
Petunjuk melakukan sesuatu
4.
Petunjuk arah atau denah
2.5 Cara bercerita tentang suatu
objek
Bercerita secara profesional atau mendeklamasikan puisi di
depan kelas sama-sama memiliki cara dan aturan sendiri. Anda harus mengakrabkan
diri dengan materi dan memilih apa yang mesti ditinggalkan dan apa yang perlu
diekspresikan kepada audiens.
Mulailah memikat audiens
dengan cerita Anda dari Langkah 1 di bawah ini :
1. Biasakan membaca
dan berbicara pada waktu yang sama dengan nyaman
Ini sangat penting jika Anda menceritakan kisah atau mendeklamasikan
puisi yang dibaca dari buku. Menghafal isi cerita memang dapat membantu, tetapi
Anda harus tahu cara membacakannya untuk orang lain. Baca lebih dari sekali. Anda harus
terlebih dahulu membaca kisah yang ingin dibawakan beberapa kali, terutama jika
Anda akan tampil di depan banyak orang supaya terbiasa dengan kata-katanya dan
dapat menatap audiens. Tangkap irama kata-kata dalam cerita. Anda akan
menyadari bahwa pada puisi dan cerita, bahkan cerita yang hanya merupakan kisah
dari mulut ke mulut, panjang kalimat dan kata-kata yang digunakan menciptakan
semacam irama. Biasakan diri dengan irama kata-kata melalui latihan sehingga
Anda dapat membawakan kisah atau puisi dengan baik dan dengan suara keras.
Hindari membaca kisah atau puisi dengan suara datar. Bercerita artinya secara
aktif melibatkan audiens dengan menceritakan kisah tersebut kepada mereka.
Angkat mata Anda ketika membaca sehingga bertemu pandang dengan audiens.
2. Atur nada,
kecepatan, dan volume suara Anda.
Untuk menceritakan
suatu kisah dengan menarik, Anda perlu memvariasikan suara dalam hal kecepatan,
volume, nada, dan intonasi. Jika Anda hanya bicara dengan satu nada (monoton),
audiens akan bosan walaupun kisah yang Anda ceritakan sebenarnya sangat
menarik.
Ø Anda perlu menyesuaikan nada suara
dengan kisah yang diceritakan. Misalnya, jangan menggunakan nada santai ketika
menceritakan kisah epik (seperti Mahabharata), dan tidak mungkin Anda
menggunakan nada epik ketika menceritakan cerita jenaka Punakawan atau roman
Siti Nurbaya.
Ø Pastikan Anda bercerita dengan
perlahan. Ketika membaca dengan suara lantang atau bercerita kepada audiens,
Anda perlu berbicara dengan nada yang lebih perlahan dari yang biasa Anda
gunakan ketika mengobrol biasa. Dengan berbicara perlahan, Anda dapat menyita
perhatian audiens sehingga mereka dapat menghargai kisah atau puisi tersebut
sepenuhnya. Sebaiknya Anda menyediakan air dan minum seteguk sehingga kecepatan
dapat dikurangi.
Ø Suara Anda harus terdengar oleh
audiens, tetapi jangan berteriak. Bernapaslah dan bicara dari diafragma. Untuk
latihan, ambil posisi berdiri tegak dengan tangan diletakkan di perut. Tarik
napas dan embuskan, rasakan perut Anda naik dan turun. Hitung sepuluh detik di
antara napas. Perut semestinya mulai terasa rileks. Anda harus bicara dari
kondisi rileks seperti itu.
Banyak
orang tidak berbicara dengan cukup baik dan jelas ketika mencoba bercerita.
Anda perlu memastikan bahwa audiens dapat mendengar dan memahami apa yang Anda
katakan. Jangan bergumam atau bicara dengan suara yang sangat rendah.
Artikulasikan suara Anda dengan
benar. Pada dasarnya, artikulasi berarti melafalkan setiap bunyi dengan benar,
bukan hanya mengucapkan kata-kata. Bunyi yang harus difokuskan pelafalannya
adalah: b, d, g, z (berbeda dengan j seperti dalam jeli), p, t, k, s, (berbeda
dengan sy dalam syarat). Menekankan bunyi tersebut akan membuat pengucapan Anda
lebih jelas didengar audiens.
Lafalkan kata-kata dengan benar.
Pastikan Anda mengetahui arti semua kata-kata dalam kisah atau puisi yang
dibawakan dan cara mengucapkannya dengan benar. Jika Anda kesulitan mengingat
pelafalannya, tulis panduan kecil di sebelah kata yang bersangkutan sehingga
Anda dapat mengucapkannya dengan benar ketika bercerita.
Hindari "emm" dan
kata-kata pengisi seperti "begitu". Walaupun tidak masalah jika
digunakan dalam percakapan sehari-hari, kata-kata tersebut akan membuat Anda
terdengar kurang percaya diri dan akan mengalihkan perhatian audiens dari
cerita yang Anda sampaikan.
Anda
perlu memastikan bahwa audiens memahami bagian-bagian paling penting dari puisi
atau kisah yang Anda bawakan. Karena Anda bercerita dengan suara keras, Anda
harus menunjukkan bagian-bagian yang penting dengan suara Anda sendiri.
Anda dapat menarik perhatian audiens
pada bagian-bagian kisah yang penting dengan merendahkan suara dan
mencondongkan tubuh ke depan. Pastikan suara Anda masih terdengar jelas
walaupun Anda berbicara dengan suara yang lebih rendah dan pelan.
Contoh: Jika Anda menceritakan
kisah Harry Potter dan Batu Bertuah (buku pertama), Anda perlu
menekankan bagian-bagian kisah seperti ketika Harry menghadapi Voldemort atau
Harry memenangkan pertandingan Quidditch setelah
menangkap snitch dengan mulutnya.
Puisi memiliki penekanan spesifik
yang tertulis dalam strukturnya. Ini artinya Anda harus memperhatikan format
puisi tersebut (iramanya) sehingga Anda tahu suku kata apa yang harus
ditekankan.
5.
Ambillah jeda di tempat-tempat yang tepat.
Jangan berbicara tanpa henti. Membacakan atau
menceritakan kisah atau puisi bukanlah perlombaan. Sebaliknya, pastikan Anda
mengambil jeda pada poin-poin tertentu sehingga audiens dapat menyerap apa yang
mereka dengar sepenuhnya.[3]
Pastikan Anda mengambil jeda setelah
menceritakan bagian lucu atau emosional supaya audiens memiliki kesempatan
untuk bereaksi. Usahakan untuk tidak langsung meneruskan cerita setelah bagian
penting tanpa jeda sama sekali. Contoh, jika Anda menceritakan kisah jenaka,
mungkin Anda harus mengambil jeda tepat sebelum mengucapkan kata-kata lucu,
jadi audiens mulai tertawa ketika mereka menyadari apa yang akan terjadi
selanjutnya.
Sering kali, tanda baca adalah saat
yang tepat untuk jeda. Ketika mendeklamasikan puisi, pastikan Anda tidak berhenti
pada akhir setiap baris, tetapi ketika menemui tanda baca (koma, titik, dan
sebagainya).
Contoh pengambilan jeda yang baik
adalah The Lord of the Rings. Ketika membaca buku itu dalam hati,
Anda mungkin memperhatikan penggunaan koma yang berlebihan hingga Anda merasa
sepertinya Tolkien tidak tahu cara menggunakan koma. Sekarang setelah Anda
membacanya dengan suara lantang untuk orang lain, Anda menyadari bahwa semua
koma itu berada pada posisi sempurna untuk jeda dalam penceritaan secara verbal
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan membaca meliputi 3 keterampilan dasar yaitu recording,
decoding, dan meaning. Recording
merujuk pada kata-kata dan kalimat,
kemudian mengasosiakannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang
digunakan. Proses decoding
merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke
dalam kata-kata. Sedangkan meaning merupakan proses
memahami makna yang berlangsung
dari
tingkat pemahaman, pemahaman
interpretatif,
kreatif, dan evaluatif.
Proses recording dan decoding berlangsung
pada siswa kelas awal, sedangkan meaning lebih ditekankan
pada kelas tinggi.
Iklan dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan dalam
mengkomunikasikan, menarik
perhatian dan
membujuk sebagian atau
seluruh masyarakat untuk
mengambil
tindakan
dalam
merespon
ide, barang,
atau jasa
yang dipresentasikan. Menurut
Dewan Periklanan Indonesia
(DPI) (2007: 16)
“Iklan
merupakan pesan komunikasi pemasaran atau komunikasi publik tentang sesuatu produk
yang
disampaikan melalui
suatu
media, dibiayai
oleh
pemrakarsa yang dikenal, serta
ditujukan kepada sebagian
atau seluruh masyarakat.”
Bercerita secara profesional atau mendeklamasikan puisi di depan kelas
sama-sama memiliki cara dan aturan sendiri. Anda harus mengakrabkan diri dengan
materi dan memilih apa yang mesti ditinggalkan dan apa yang perlu diekspresikan
kepada audiens melalui cara sebagai berikut: Biasakan membaca
dan berbicara pada waktu yang sama dengan nyaman, atur nada, kecepatan, dan
volume suara Anda, bicaralah dengan jelas, tekankan kisah atau puisi di
bagian-bagian yang tepat, dan ambillah jeda di
tempat-tempat yang tepat.
3.2 Saran
Dengan kita
mempelajari, membaca dan melihat iklan
maka kita akan mudah memahami suatu makna pada iklan, baik itu iklan berita,
iklan petunjuk. Dengan begitu nantinya kita akan mudah menangkap makna dari
suatu iklan yang disampaikan oleh suatu instansi maupun pihak-pihak lain.
Karena tujuan dari iklan adalah memberi suatu informasi kepada masyarakat umum.
Begitupun juga dengan bercerita, apabila kita seing bercerita didepan umum
dengan intonasi yang jelas dan unsur-unsur lain yang diperlukan dalam bercerita
maka kita akan terbiasa dan menjadi pembaca cerita yang baik dan akan mendapat
respon yang baik dari pendengar.
DAFTAR PUSTAKA
jurnal iklan
(digilib.unila.ac.id)
jurnal iklan
(e-journal.uajy.ac.id)
No comments:
Post a Comment