Thursday, October 10, 2019

MEMBACA IKLAN BERITA, PETUNJUK, DAN BERCERITA SUATU OBJEK DI LINGKUNGAN


MAKALAH MEMBACA IKLAN BERITA, PETUNJUK, DAN BERCERITA SUATU OBJEK DI LINGKUNGAN
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kajian Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing : Arif  Widagdo, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
April 2019









KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Taala atas berkat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “membaca iklan berita, iklan petunjuk dan bercerita suatu objek di lingkungan” sebagai tugas Mata Kuliah Kajian Bahasa Indonesia Semester Gasal tahun 2018/ 2019.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusun dalam penyusunan makalah ini, yaitu:
1.            Allah Subhanahu Wa Taala yang senantiasa memberi kemudahan penyusunan makalah ini.
2.            Arif Widagdo, S. Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing Keterampilan Berbahasa dan Bersastra Indonesia yang telah membimbing penyusun dalam menyusun makalah ini.
3.            Teman-teman yang selalu memberikan dukungan demi terselesaikannya tugas ini.
4.            Pihak-pihak yang telah membantu penyusun dalam menyusun makalah ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai makna dan ruang lingkup Kajian Bahasa Indonesia. Penyusun telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun tentu makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi penyusun.           

 

Semarang, 6 April 2019
                                               


                                                     Penyusun








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………..……………2
DAFTAR ISI ………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN...…………..….…………………………...4
A. Latar Belakang  ………………………...……………………….…4
B. Rumusan Masalah …………………………....…………………....5
C. Tujuan ………………………………………………………….….5

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………….…5
A. Pengertian membaca……………….………..………………….…5
B. Pengertian iklan ……………..……………………………………8
C. Pengertian berita……………………………………………….…13
D. Pengertian petunjuk……………………………………………....16
E. Cara bercerita tentang suatu objek……………………………......17

BAB III PENUTUP …………..……………………………………..21
A.    Kesimpulan ………………………………..………………...…21
B.     Saran …………………………………………….………….…21
DAFTAR PUSTAKA…………………………….……………….…23








BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Membaca adalah suatu  proses yang kompleks  dan rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan lain sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, latar belakang sosial dan ekonomi, dan tradisi membaca. Rumit artinya faktor eksternal dan internal saling berhubungan membentuk koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahaman bacaan.
Pada  dasarnya iklan merupakan sarana komunikasi yang digunakan komunikator dalam hal ini perusahaan  atau  produsen  untuk  menyampaikan informasi  tentang  barang  atau  jasa  kepada  publik,  khususnya  pelanggannya melalui suatu media massa. Selain itu, semua iklan dibuat dengan tujuan yang sama  yaitu  untuk  memberi  informasi  dan  membujuk  para  konsumen  untuk mencoba atau mengikuti  apa yang ada di iklan tersebut,  dapat berupa aktivitas mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan. Jika  dilihat  dari artinya  iklan  berbeda  dengan  periklanan,  dimana  iklan adalah sebagai pesan yang disampaikan kepada konsumen baik secara lisan atau dalam penglihatan.
Bercerita secara profesional atau mendeklamasikan puisi di depan kelas sama-sama memiliki cara dan aturan sendiri. Anda harus mengakrabkan diri dengan materi dan memilih apa yang mesti ditinggalkan dan apa yang perlu diekspresikan kepada audiens.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan membaca?
2.      Apa yang dimaksud dengan iklan?
3.      Apa yang dimaksud berita?
4.      Apa yang dimaksud petunjuk ?
5.      Bagaimana cara bercerita tentang suatu objek di lingkungan sekitarnya?

C.     Tujuan
1.      Memahami pengertian membaca.
2.      Memahami pengertian iklan.
3.      Memehami cara membaca iklan berita.
4.      Memahami cara membaca iklan petunjuk.
5.      Memahami cara bercerita tentang suatu objek di lingkungan sekitar.
       BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian membaca
Membaca adalah suatu  proses yang kompleks  dan rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan lain sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, latar belakang sosial dan ekonomi, dan tradisi membaca. Rumit artinya faktor eksternal dan internal saling berhubungan membentuk koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahaman bacaan (Nurhadi, 2008 : 13).
Kegiatan membaca meliputi 3 keterampilan dasar yaitu recording, decoding, dan meaning.  Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiakannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. Proses decoding merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Sedangkan meaning merupakan proses memahami makna yang berlangsung dari tingkat pemahaman, pemahaman interpretatif, kreatif, dan evaluatif. Proses recording dan decoding berlangsung pada siswa kelas awal, sedangkan meaning lebih ditekankan pada kelas tinggi (Farida Rahim, 2008: 2).
Samsu Somadayo (2011: 4) mengungkapkan bahwa membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang terkandung di dalam bahan tulis. Pendapat tersebut didukung Henry Guntur Tarigan (1985: 9) yang menjelaskan bahwa membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tulisannya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses pengasosiaan huruf, penerjemahan, dan pemahaman makna isi bacaan.

a.       Tujuan Membaca
Menurut Farida Rahim (2008: 11) ada beberapa tujuan membaca yang mencakup:
a)      Kesenangan.
b)      Menyempurnakan membaca nyaring.
c)      Menggunakan strategi tertentu.
d)      Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik
e)      Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya
f)        Memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tertulis.
g)      Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi.
h)      Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain.
i)        Mempelajari tentang struktur teks.
j)        Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1985: 9) tujuan membaca adalah memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta, memperoleh ide- ide  utama,  mengetahui  urutan  atau  susunan  organisasi  cerita,  membaca untuk menyimpulkan, mengelompokkan atau mengklasifikasi, menilai dan mengevaluasi,   serta   memperbandingkan   atau   mempertentangkan.   Dari uraian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa tujuan membaca yang paling utama adalah memperoleh informasi. Setelah informasi diperoleh pembaca akan melakukan tindak lanjut yang dapat berupa kegiatan menyimpulkan, menilai, dan membandingkan isi bacaan.
b.      Ciri-ciri Membaca
Anderson (Sabarti Akhadiah, dkk., 1992: 23-24) menjelaskan bahwa ada lima ciri membaca yaitu membaca adalah proses konstruktif, membaca harus  lancar,  membaca  harus  dilakukan  dengan   strategi   yang tepat membaca memerlukan motivasi, serta membaca merupakan keterampilan yang harus dikembangkan secara berkesinambungan.

Dalam memahami dan menafsirkan bacaan memerlukan bantuan latar belakang pengetahuan dan pengalaman pembaca. Sabarti Akhadiah, dkk. (1992: 23) menjelaskan bahwa pemahaman pembaca mengenai suatu tulisan merupakan  hasil  pengolahan  berdasarkan  informasi  yang terdapat  dalam tulisan itu dipadukan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.   Di   samping   itu   Sabarti   Akhadiah,   dkk.   (1992:   23)   juga menjelaskan bahwa kelancaran membaca ditentukan oleh kesanggupan pembaca mengenali kata-kata. Artinya, pembaca harus dapat menghubungkan tulisan dengan maknanya. Dari hasil penelitian ternyata konteks yang bermakna dapat mempercepat pengenalan  itu.
Sabarti Akhadiah, dkk. (1992: 23-24) menyampaikan bahwa pembaca yang terampil dengan sendirinya akan menyesuaikan strategi membaca dengan taraf kesulitan tulisan, pengenalannya tentang topik yang dibaca, serta tujuan membacanya. Pembaca akan memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya berkenaan dengan topik tersebut dan memantau pemahamannya tentang bacaan yang dihadapinya, serta menyesuaikan strateginya bila ia tidak berhasil memahaminya. Selanjutnya, Sabarti Akhadiah, dkk. (1992:
24) menjelaskan bahwa membaca memerlukan motivasi. Motivasi merupakan kunci keberhasilan dalam membaca. Membaca pada dasarnya adalah sesuatu yang menyenangkan. Akan tetapi pembelajaran membaca mungkin membosankan terutama pada  siswa  yang  sering  menemukan kegagalan. Untuk itu siswa harus diberi motivasi dalam berlatih membaca. Hal itu berhubungan dengan keterampilan membaca tidak dapat diperoleh secara mendadak. Keterampilan membaca diperoleh melalui belajar, tahap demi tahap dan terus menerus.


c.       Komponen Kegiatan Membaca
Farida Rahim (2008: 12) menyampaikan bahwa kegiatan membaca terdiri dari dua komponen yaitu: a) proses membaca, dan b) produk membaca.
a. Proses Membaca
Farida Rahim (2008: 12) menyampaikan bahwa proses membaca terdiri  dari  9  aspek,  yaitu  sensori,  perseptual,  urutan,  pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan. Proses sensori visual menurut Farida Rahim (2008: 12) diperoleh dengan pengungkapan simbol-simbol grafis   melalui indra penglihatan. Anak-anak belajar membedakan secara visual simbol-simbol grafis (huruf atau kata) yang digunakan untuk mempresentasikan bahan lisan. Kegiatan perseptual dijelaskan Farida Rahim (2008: 12)   sebagai aktivitas mengenal suatu kata sampai pada suatu makna berdasarkan pengalaman yang lalu. Aspek urutan merupakan kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear, yang umumnya tampil dalam satu halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.
Pengalaman  merupakan  aspek  penting  dalam  proses  membaca. Farida  Rahim  (2008:  12)  menyampaikan  bahwa     anak-anak  yang memiliki pengalaman banyak akan mempunyai kesempatan yang lebih luas dalam mengembangkan pemahaman kosakata dan konsep yang mereka hadapi dalam membaca dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki   pengalaman   terbatas.   Untuk   memahami   makna   bacaan, pembaca terlebih dahulu harus memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapinya.


Kemudian pembaca membuat simpulan dengan menghubungkan isi preposisi yang terdapat dalam materi bacaan. Agar proses ini dapat berlangsung pembaca harus berpikir sistematis, logis, dan kreatif.

Guru dapat membimbing siswa meningkatkan kemampuan berpikir melalui membaca dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Adapun pertanyaan- pertanyaan yang diberikan sehubungan dengan bacaan tidak hanya pertanyaan yang menghasilkan jawaban yang berupa fakta. Proses membaca selanjutnya yaitu aspek asosiasi meliputi mengenal hubungan antara simbol dengan bunyi bahsa dan makna (Farida Rahim, 2008: 13).
Selanjutnya, Farida Rahim (2008: 13) menerangkan bahwa masih ada aspek proses membaca yang lain yaitu  sikap atau afektif berkenaan dengan kegiatan memusatkan perhatian, membangkitkan kegemaran membaca, menumbuhkan motivasi membaca ketika sedang membaca. Motivasi dan kesenangan membaca sangat membantu siswa untuk memusatkan perhatian pada membaca. Aspek dari proses membaca yang terakhir menurut Farida Rahim (2008: 13) adalah pemberian gagasan dimulai dengan penggunaan sensori dan perseptual dengan latar belakang pengalaman dan tanggapan afektif serta membangun makna teks yang dibacanya secara pribadi. Makna dibangun berdasarkan pada teks yang dibacanya, tetapi tidak seluruhnya ditemui di dalam teks. Pembaca akan menghasilkan makna yang berbeda dari teks yang sama jika pengalaman dan reaksi afektif dari pembaca tersebut berbeda (Farida Rahim, 2008)

b.  Produk membaaca

farida Rahim (2008:12) menjelaskan bahwa produk membaca merupakan komunikasi dari pemikiran dan emosi antara penulis dan pembaca. Komunikasi juga bias terjadi dari konstruksi pembaca melalui integarsi pengetahuan yag telah dimiliki pembaca dengan informasi yang disajikan dalam teks. Komunikasi dalam membaca tergatung pada pemahaman yang dipengatuhi oleh seluruh aspek proses membaca.

2.2 Pengertian Iklan
Secara umum iklan dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan dalam mengkomunikasikan, menarik perhatian dan  membujuk sebagian atau seluruh masyarakat untuk mengambil tindakan dalam merespon ide, barang, atau jasa yang dipresentasikan. Menurut Dewan Periklanan Indonesia (DPI) (2007: 16) Iklan merupakan pesan komunikasi pemasaran atau komunikasi publik tentang  sesuatu  produk  yang  disampaikan  melalui  suatu  media, dibiayai  oleh  pemrakarsa  yang  dikenal,  serta  ditujukan  kepada sebagian atau seluruh masyarakat.
Arens dalam Junaedi (2013: 109) mengungkapkan bahwa Iklan sebagai struktur dan komposisi komunikasi informasi yang bersifat nonpersonal, umumnya dilakukan dengan berbayar yang dicirikan dengan persuasif, berisi tentang produk (barang, jasa, dan ide) yang diidentifikasikan sebagai sponsor melalui berbagai media.

Junaedi (2013: 110) menjelaskan bahwa komponen-komponen dalam definisi tentang iklan yaitu :
a)  Suatu bentuk komunikasi. Secara aktual, iklan dibentuk dengan sangat terstruktur dari komunikasi verbal maupun non verbal yang disusun untuk memenuhi format waktu dan ruang yang spesifik yang ditentukan oleh pihak sponsor.
b)  Iklan diarahkan pada kelompok khalayak dan bukan ditujukan pada   individu   tertentu.   Dikarenakan   tujuan   yang   lebih mengarah  pada  kelompok  inilah  iklan  lebih  bersifat  non personal atau merupakan bentuk dari komunikasi massa.
Junaedi  (2013:  111)  mengungkapkan  bahwa  Iklan  harus menggunakan  medium  untuk  mencapai  khalayak.  Medium  iklan adalah media yang dibayar oleh pemasang iklan untuk meletakan iklannya sehingga mampu menjangkau khalayak luas, dari medium inilah dikenal berbagai  bentuk iklan  yang digunakan, seperti iklan radio, televisi, koran, iklan luar ruang dan sebagainya.
Secara jelas, iklan merupakan suatu pesan persuasif untuk komunikasi pemasaran atau komunikasi publik tentang sesuatu produk (barang, jasa, atau ide) yang disampaikan melalui media, dibiayai oleh pemrakarsa serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Iklan  juga  sebagai  betuk  komunikasi  massa,  dimana  iklan  terjadi bukan    melalui    proses    tatap    muka    sebagaimana    komunikasi interpersonal. Iklan dilakukan melalui medium, sebagaiman yang disebutkan di atas.


a.      Tujuan Iklan
Iklan dibuat dengan tujuan sebagai media untuk mendorong hard sell yang bagus. Untuk mencapai hal ini, secara minimal iklan harus mempunyai kekuatan untuk mendorong, mengarahkan, dan membujuk khalayak untuk mengakui kebenaran pesan dari iklan, dan secara maksimal dapat mempengaruhi kesadaran khalayak untuk mengkonsumsi produk dan jasa yang diiklankan.


Menurut Junaedi (2013: 113) tujuan iklan yaitu:
a)  Sebagai media informasi
Iklan ditujukan untuk menginformasikan suatu produk barang dan jasa kepada khalayak. Tidak hanya dalam produk tetapi juga hal lainnya.
b)  Untuk Mempengaruhi konsumen
Iklan dapat mengarahkan konsumen untuk mengkonsumsi produk barang atau jasa tertentu, atau mengubah sikap agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengiklan.
c)  Untuk mengingatkan konsumen.
Iklan  ditujukan agar  konsumen selalu mengingat produk tertentu sehingga tetap setia mengkonsumsinya.
Adapun tujuan   periklanan   menurut   Terence   A.   Shimp   dalam Mahanani (2003:357) adalah sebagai berikut:
1.   Memberikan informasi (Informing)
Iklan berfungsi menginformasikan mengenai ciri-ciri produk serta kegunaannya.membuat konsumen menyadari adanya produk.
2.   Membujuk dan mempengaruhi (Persuading)
Terkadang bujukan tersebut mengambil bentuk dengan cara mempengaruhi permintaan primer (Primary Demand), yaitu menciptakan permintaan bagi seluruh kategori produk. Tetapi yang lebih sering, iklan berusaha iklan berusaha untuk membangun permintaan sekunder (Secondary Demand), yaitu permintaan terhadap merek dari produk perusahaan harus dapat membujuk konsumen untuk mencoba.
3.   Mengingatkan (Reminding)
Iklan juga dapat menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan konsumen.
4.   Memberikan nilai tambah (Adding Value)




Ada tiga cara utama bagaimana perusaahaan dapat menambah nilai bagi produk mereka, antara lain:
a)  Melakukan inovasi meningkatkan kualitas dan menambah nilai bagi produk dan merek tertentu dengan mempengaruhi persepsi konsumen.
b) Iklan yang efektif menjadikan merek dipandang sebagai sesuatu yang elegan.
c)  Lebih bergaya bahkaan mungkin lebih unggul dari merek lainnya yang ditawarkan dan pada umumnya dipersepsikan memiliki kualitas yang lebih tinggi.
5.   Mendampingi (Assisting other Company Effort)
Iklan hanyalah salah satu anggota atau alat dari tim atau bauran komunikasi pemasaran. Pada saat lainnya, peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.

b.                   Fungsi Iklan

Menurut  Rot  Zoill  melalui  Rendra  Widyatama  (2007:147) menjabarkan  fungsi  iklan  dalam  empat  fungsi.  Keempat  fungsi tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
a)  Fungsi Precipitation
Iklan berfungsi untuk mempercepat berubahnya suatu kondisi dari keadaan yang semula tidak dapat mengambil keputusan menjadi dapat mengambil keputusan. Sebagai contoh adalah meningkatkan permintaan, menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang sebuah produk.
b)  Fungsi Persuasion
Iklan berfungsi untuk membangkitkan khalayak sesuai pesan yang diiklankan. Hal ini meliputi daya tarik emosi, menyampaikan informasi tentang ciri suatu produk, dan membujuk konsumen untuk membeli.
c)  Fungsi Reinforcement (meneguhkan sikap)
Iklan mampu meneguhkan keputusan yang telah diambil oleh khalayak.

d)  Fungsi Reminder
Iklan mampu mengingatkan dan semakin meneguhkan terhadap produk yang diiklankan.

Dendy (2010:  3)  juga  mengungkapkan  ada lima  fungsi  periklanan sebagai berikut:

1.   Memberikan informasi atas produk
2. Membujuk    atau    mempengaruhi    konsume    untuk mengkonsumsi produk.
3.   Memuaskan keinginan (orang ingin mengetahui kandungan gizi, vitamin atau suatu produk)
4.   Merupakan alat konsumsi
5.   Menjaring khalayak

Pengertian Iklan Komersial

 Iklan komersial adalah iklan yang yang dibuat untuk memasarkan atau mengkampanyekan sebuah produk dan jasa dari sebuah perusahaan atau produsen. Produsen akan bekerja sama dengan jasa pembuat iklan untuk memasarkan dan mengenalakn produknya pada khalayak atau konsumen. Sebuah perusahaan akan berusaha untuk menjual barangnya, salah satu cara paling ampuh adalah dengan mengiklankan produknya. Bahkan anda sebagai seorang konsumen pun pasti sadar akan alasan anda memilih sebuah produk, entah karena anda melihatnya di Tv atau Koran tapi itulah tujuan iklan itu dibuat, menarik anda sebagai konsumen.

1.      Macam-Macam Iklan Komersial

Iklan komersial sendiri terbagai kedalam dua macam yaitu iklan Strategis dan iklan Taktis.

1.      Iklan Strategis

Iklan strategis adalah iklan yang digunakan untuk mengembangkan dan membangun merek yang diiklankan. Hal ini dibuat agar perusahaan mampu mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk dengan baik dan benar. Hal yang paling penting dalam jangka panjang yaitu memposisikan merek serta mengembangkan pangsa pikiran dan pangsa pasar.

2.      Iklan Taktis

Iklan taktis sendiri bersifat mendesak. Maksud dari mendesak disini adalah memaksa atau membuat para konsumen yang membaca iklan segera melakukan kontak atau segera membeli produk kita. Biasanya iklan ini akan melakukan promosi dan penawaran khusus yang berjangka pendek agar konsumen memberi respon cepat.

Iklan Non-komersial
Iklan Non-komersial biasa disebut juga sebagai Iklan Sosial atau Iklan Layanan Masyarakat. Iklan layanan masyarakat ini tidak bertujuan untuk menawarkan barang dan jasa. Biasanya iklan ini bertujuan untuk pencapaian kondisi berkehidupan yang lebih baik (menurut pemasang iklan). Iklan seperti ini biasanya dibuat oleh pemerintah ataupun organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang pemerhati masyarakat. Berbeda dengan iklan komersial yang semata-mata melakukan iklan karena sebuah profit, maka iklan ini bisa kita sebut sebagai iklan non-profit. Iklan ini semata-mata ingin mengajak masyarakat untuk lebih cinta akan hidup, bumi dan diri mereka sendiri.
Berikut beberapa contoh iklan non komersial: “ jangan menelpon saat berkendara” dan “merokok membunuhmu”

2.3  Pengertian berita
Pada dasarnya ada banyak sekali definisi ataupun pendapat para ahli yang menjelaskan mengenai arti dari kata berita. Meskipun ada banyak pendapat mengenai arti berita, akan tetapi hampir seluruh pendapat tersebut memiliki makna ataupun inti yang sama. Berikut ini beberapa defenisi dari kata berita yang mungkin telah mewakili seluruh pendapat yang berkaitan dengan definisi berita :
1.      KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berita dapat diartikan sebagai sebuah cerita ataupun keterangan yang memuat informasi mengenai berbagai kejadian ataupun peristiwa yang hangat.
2.      Anonimous
Berita merupakan laporan peristiwa (fakta) yang disertai dengan pendapat (opini) yang bersifat aktual, penting, dan juga menarik. berita merupakan informasi baru yang ditampilkan/disajikan dalam pembacaan/penulisan yang jelas, menari, dan juga aktual.
 Unsur-unsur yang Harus Ada dalam Berita
 Berita mengandung berbagai unsur-unsur penting yang harus ada di dalamnya. Unsur-unsur tersebut yaitu adalah 5W + 1H, yaitu :
What, yaitu berita harus memuat informasi mengenai apa yang sedang terjadi.
Who, yaitu berita harus memuat informasi mengenai siapa saja yang terlibat dalam kejadian yang diberitakan.
Why, yaitu berita harus memuat informasi mengenai alasan/latar belakang kejadian yang diberitakan.
When, yaitu berita harus memuat informasi mengenai kapan kejadian yang diberitakan terjadi.
Where, yaitu berita harus memuat informasi tentang lokasi kejadian.
How, yaitu berita harus memuat mengenai bagaimana kejadian yang diberitakan tersebut bisa terjadi.
 Syarat Berita
 Selain mengandung unsur-unsur di atas, berita juga memiliki syarat-syarat tertentu yang harus dilengkapi sehingga sebuah informasi layak disebut sebagai berita. Syarat-syarat tersebut yaitu:
Berita harus merupakan fakta
Berita harus merupakan kejadian terkini (belum lama terjadi)
Berita harus seimbang (tidak memihak)
Berita harus lengkap (mengandung semua unsur berita)
Berita harus menarik dan bermanfaat
Berita harus disusun dengan sistematis
 Demikianlah tulisan mengenai pengertian berita, serta unsur dan syarat yang harus ada di dalamnya. Semoga tulisan ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang berguna untuk kehidupan Anda.
B. Jenis-jenis berita.
Adapun beberapa jenis berita dalam jurnalistik menurut penyatiannya yang ada sekarang ini, diantaraya:
a. Straight News.
Merupakan berita langsung, ditulis secara singkat, lugas dan apa adanya. Umumnya sebagain besar bagian halaman depan surat kabar berisi berita seperti ini. Jenis dari berita straight news dibagi menjadi 2 macam, yang diantaranya:
1. Hard news.
Merupakan berita yang memiliki nilai lebih, berkualitas dan ter-update. Karena sangat penting maka harus segera disampaikan dan diketauhi oleh masyarakat. Biasanya berisi berita bersifat khusus atau dapat juga mengenai peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba.
2. Soft news.
Merupakan berita pendukung, berita yang ringan dan nilai beritanya di bawah hard news.
b. Depth news
Merupakan berita yang mendalam, beritanya ini dikembangkan secara mendalam dan tujuannya untuk lebih mengangkat suatu permasalahan secara lebih mendalam.
c. Investigation news.
Merupakan berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian ataupun penyelidikan yang dilakukan dari berbagai macam sumber. Investigation news hampir mirip depth news, bedanya pada depth news hanya melaporkan peristiwa yan terjadi secara mendalam saja.
d. Interpretative News.
Merupakan berita yang dikembangkan dengan pendapat maupun penelitian yang dilakukan oleh penulisnya.
e. Opinion news.
Merupakan berita tentang pendapat seseorang. Misalnya pendapat mahasiswa, pejabat, para ahli mengenai suatu kejadian atau peristiwa.
C. Bagian Berita.
Bagian-bagian berita secara umum diantaranya sebagai berikut ini:
a. Headline.
Headline dapat disebut juga sebagai judul, umumnya dilengkapi juga dengan anak judul. Yang fungsinya untuk memudahkan para pembaca supaya dapat segera mengetahui peristiwa apa yang akan disampaikan dan menonjolkan berita tersebut dengan dukungan grafik supaya lebih menarik.
b. Deadline.
Biasanya deadline terdiri dari nama media massa, tempat peristiwa dan juga tanggal terjadinya peristiwa. Tujuannya untuk menunjukan tempat peristiwa dan inisial dari media massa yang menyampaikan berita.
c. Lead.
Merupakan unsur yang sangat penting dalam berita, karena dapat menentukan apakah isi dari berita tersebut akan dibaca atau tidak oleh masyarakat. Dapat dikatakan juga sebagai inti suatu berita, yang berfungsi untuk menggambarkan seluruh isi berita tapi secara ringkas. Biasanya disebut dengan teras berita dan ditulisnya pada paragraf pertama.
d. Body.
Merupakan bagian tubuh berita, isinya peristiwa-peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, jelas dan padat. Body dapat disebut juga sebagai bagian perkembangan berita.
D. Sifat-sifat berita.
Berita memiliki beberapa sifat, yang diantaranya:
1. Baru atau aktual.
Peristiwa yang baru memiliki nilai lebih untuk dijadikan berita jika dibandingkan dengan peristiwa yang sudah lama terjadi.
2. Penting.
Suatu berita akan dianggap penting jika peristiwa atau hal-hal tersebut berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Jadi initinya suatu berita itu harus yang dianggap penting oleh masyarakat.
3. Akibat.
Suatu peristiwa menjadi berita karena dapat berakibat atau memiliki dampak.
4. Jarak.
Masyarakat atau pembaca akan lebih tertarik dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar mereka untuk dijadikan berita daripada peristiwa yang terjadi ditempat jauh.
5. Emosi.
Sesuatu akan menjadi berita jika saat dikabarkan akan membuat emosi seperti marah,kecewa, sedih dll.
Sifat yang lain misalnya seperti pertentangan, ketegangan, kemajuan atau inovasi dalamsegala bidang, humor dan lain sebagainya.



2.4  Pengertian petunjuk
                        Petunjuk yaitu wacana yang berisi penjelasan suatu proses pembuatan sesuatu atau penggunan sesuatu atau wacana eksposisi proses yang menggunakan pilihan kata yang konkret (dengan ukuran,arah,batas yang jelas) dan struktur kalimat perintah. Sesuatu (tanda, isyarat) untuk menunjukkan, memberi tahu dsb; ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan; nasihat; ajaran; pedoman. Dari definisi menurut kamus di atas, dapat diketahui bahwa petunjuk berarti juga arah, bimbingan, atau pedoman. Jadi, petunjuk melakukan sesuatu berarti arah, bimbingan, atau pedoman yang harus dilakukan untuk melakukan sesuatu, seperti petunjuk penggunaan gas ELPIJI. Petunjuk memakai sesuatu berarti arah, bimbingan, atau pedoman yang harus dilakukan untuk memakai sesuatu. Kalimat petunjuk itu harus bisa memberikan arah yang jelas. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan dalam sebuah petunjuk pun tidak boleh menimbulkan banyak penafsiran, sistematis, urutannya tepat, dan menggunakan bahasa yang lugas dan efektif.
Langkah menyusun petunjuk :
a.       Menentukan barang/makanan yang akan dibuat/ kegiatan yang dijelaskan.
b.      Menentukan urutan pembuatan atau urutan menggunakan secara garis besar.
c.       Menentukan kata konkret sebagai batas,arah,atau ukuran yang memudahkan atau mengkonkretkan apa yang akan dijelaskan.
d.      Menggunakan kalimat perintah sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan.

Jenis-jenis teks petunjuk :
1.      Petunjuk positif
Petunjuk yang positif bersifat menyuruh atau menganjurkan orang untuk melakukannya. Ditandai dengan kata-kata yang berpartikel lah atau dengan akhiran –an.
Contoh : jagalah kebersihan ruangan ini! ; pakailah jembatan penyebrangan! ; kenakan sabuk pengaman ketika anda mengendarai mobil!
2.      Petunjuk negative
Petunjuk yang negative bersifat melarang orang melakukan sesuatu. Ditandai dengan kata dilarang,jangan,dan tidak boleh.
Contoh : dilarang merokok dalam ruangan ini. ; dilarang membuang sampah disembarang tempat.
Macam-macam petunjuk yang lain :
1.    Petunjuk menggunakan obat
2.          Petunjuk membuat sesuatu
3.          Petunjuk melakukan sesuatu
4.          Petunjuk arah atau denah

2.5 Cara bercerita tentang suatu objek
Bercerita secara profesional atau mendeklamasikan puisi di depan kelas sama-sama memiliki cara dan aturan sendiri. Anda harus mengakrabkan diri dengan materi dan memilih apa yang mesti ditinggalkan dan apa yang perlu diekspresikan kepada audiens.

Mulailah memikat audiens dengan cerita Anda dari Langkah 1 di bawah ini :
1.      Biasakan membaca dan berbicara pada waktu yang sama dengan nyaman
Ini sangat penting jika Anda menceritakan kisah atau mendeklamasikan puisi yang dibaca dari buku. Menghafal isi cerita memang dapat membantu, tetapi Anda harus tahu cara membacakannya untuk orang lain. Baca lebih dari sekali. Anda harus terlebih dahulu membaca kisah yang ingin dibawakan beberapa kali, terutama jika Anda akan tampil di depan banyak orang supaya terbiasa dengan kata-katanya dan dapat menatap audiens. Tangkap irama kata-kata dalam cerita. Anda akan menyadari bahwa pada puisi dan cerita, bahkan cerita yang hanya merupakan kisah dari mulut ke mulut, panjang kalimat dan kata-kata yang digunakan menciptakan semacam irama. Biasakan diri dengan irama kata-kata melalui latihan sehingga Anda dapat membawakan kisah atau puisi dengan baik dan dengan suara keras. Hindari membaca kisah atau puisi dengan suara datar. Bercerita artinya secara aktif melibatkan audiens dengan menceritakan kisah tersebut kepada mereka. Angkat mata Anda ketika membaca sehingga bertemu pandang dengan audiens.

2.      Atur nada, kecepatan, dan volume suara Anda. 
Untuk menceritakan suatu kisah dengan menarik, Anda perlu memvariasikan suara dalam hal kecepatan, volume, nada, dan intonasi. Jika Anda hanya bicara dengan satu nada (monoton), audiens akan bosan walaupun kisah yang Anda ceritakan sebenarnya sangat menarik.
Ø Anda perlu menyesuaikan nada suara dengan kisah yang diceritakan. Misalnya, jangan menggunakan nada santai ketika menceritakan kisah epik (seperti Mahabharata), dan tidak mungkin Anda menggunakan nada epik ketika menceritakan cerita jenaka Punakawan atau roman Siti Nurbaya.
Ø Pastikan Anda bercerita dengan perlahan. Ketika membaca dengan suara lantang atau bercerita kepada audiens, Anda perlu berbicara dengan nada yang lebih perlahan dari yang biasa Anda gunakan ketika mengobrol biasa. Dengan berbicara perlahan, Anda dapat menyita perhatian audiens sehingga mereka dapat menghargai kisah atau puisi tersebut sepenuhnya. Sebaiknya Anda menyediakan air dan minum seteguk sehingga kecepatan dapat dikurangi.

Ø Suara Anda harus terdengar oleh audiens, tetapi jangan berteriak. Bernapaslah dan bicara dari diafragma. Untuk latihan, ambil posisi berdiri tegak dengan tangan diletakkan di perut. Tarik napas dan embuskan, rasakan perut Anda naik dan turun. Hitung sepuluh detik di antara napas. Perut semestinya mulai terasa rileks. Anda harus bicara dari kondisi rileks seperti itu.

3.      Bicaralah dengan jelas. 
Banyak orang tidak berbicara dengan cukup baik dan jelas ketika mencoba bercerita. Anda perlu memastikan bahwa audiens dapat mendengar dan memahami apa yang Anda katakan. Jangan bergumam atau bicara dengan suara yang sangat rendah.
Artikulasikan suara Anda dengan benar. Pada dasarnya, artikulasi berarti melafalkan setiap bunyi dengan benar, bukan hanya mengucapkan kata-kata. Bunyi yang harus difokuskan pelafalannya adalah: b, d, g, z (berbeda dengan j seperti dalam jeli), p, t, k, s, (berbeda dengan sy dalam syarat). Menekankan bunyi tersebut akan membuat pengucapan Anda lebih jelas didengar audiens.
Lafalkan kata-kata dengan benar. Pastikan Anda mengetahui arti semua kata-kata dalam kisah atau puisi yang dibawakan dan cara mengucapkannya dengan benar. Jika Anda kesulitan mengingat pelafalannya, tulis panduan kecil di sebelah kata yang bersangkutan sehingga Anda dapat mengucapkannya dengan benar ketika bercerita.
Hindari "emm" dan kata-kata pengisi seperti "begitu". Walaupun tidak masalah jika digunakan dalam percakapan sehari-hari, kata-kata tersebut akan membuat Anda terdengar kurang percaya diri dan akan mengalihkan perhatian audiens dari cerita yang Anda sampaikan.

4.      Tekankan kisah atau puisi di bagian-bagian yang tepat. 
Anda perlu memastikan bahwa audiens memahami bagian-bagian paling penting dari puisi atau kisah yang Anda bawakan. Karena Anda bercerita dengan suara keras, Anda harus menunjukkan bagian-bagian yang penting dengan suara Anda sendiri.
Anda dapat menarik perhatian audiens pada bagian-bagian kisah yang penting dengan merendahkan suara dan mencondongkan tubuh ke depan. Pastikan suara Anda masih terdengar jelas walaupun Anda berbicara dengan suara yang lebih rendah dan pelan.

Contoh: Jika Anda menceritakan kisah Harry Potter dan Batu Bertuah (buku pertama), Anda perlu menekankan bagian-bagian kisah seperti ketika Harry menghadapi Voldemort atau Harry memenangkan pertandingan Quidditch setelah menangkap snitch dengan mulutnya.
Puisi memiliki penekanan spesifik yang tertulis dalam strukturnya. Ini artinya Anda harus memperhatikan format puisi tersebut (iramanya) sehingga Anda tahu suku kata apa yang harus ditekankan.

5.      Ambillah jeda di tempat-tempat yang tepat.
 Jangan berbicara tanpa henti. Membacakan atau menceritakan kisah atau puisi bukanlah perlombaan. Sebaliknya, pastikan Anda mengambil jeda pada poin-poin tertentu sehingga audiens dapat menyerap apa yang mereka dengar sepenuhnya.[3]
Pastikan Anda mengambil jeda setelah menceritakan bagian lucu atau emosional supaya audiens memiliki kesempatan untuk bereaksi. Usahakan untuk tidak langsung meneruskan cerita setelah bagian penting tanpa jeda sama sekali. Contoh, jika Anda menceritakan kisah jenaka, mungkin Anda harus mengambil jeda tepat sebelum mengucapkan kata-kata lucu, jadi audiens mulai tertawa ketika mereka menyadari apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sering kali, tanda baca adalah saat yang tepat untuk jeda. Ketika mendeklamasikan puisi, pastikan Anda tidak berhenti pada akhir setiap baris, tetapi ketika menemui tanda baca (koma, titik, dan sebagainya).
Contoh pengambilan jeda yang baik adalah The Lord of the Rings. Ketika membaca buku itu dalam hati, Anda mungkin memperhatikan penggunaan koma yang berlebihan hingga Anda merasa sepertinya Tolkien tidak tahu cara menggunakan koma. Sekarang setelah Anda membacanya dengan suara lantang untuk orang lain, Anda menyadari bahwa semua koma itu berada pada posisi sempurna untuk jeda dalam penceritaan secara verbal


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kegiatan membaca meliputi 3 keterampilan dasar yaitu recording, decoding, dan meaning.  Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiakannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. Proses decoding merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Sedangkan meaning merupakan proses memahami makna yang berlangsung dari tingkat pemahaman, pemahaman interpretatif, kreatif, dan evaluatif. Proses recording dan decoding berlangsung pada siswa kelas awal, sedangkan meaning lebih ditekankan pada kelas tinggi.
Iklan dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan dalam mengkomunikasikan, menarik perhatian dan  membujuk sebagian atau seluruh masyarakat untuk mengambil tindakan dalam merespon ide, barang, atau jasa yang dipresentasikan. Menurut Dewan Periklanan Indonesia (DPI) (2007: 16) Iklan merupakan pesan komunikasi pemasaran atau komunikasi publik tentang  sesuatu  produk  yang  disampaikan  melalui  suatu  media, dibiayai  oleh  pemrakarsa  yang  dikenal,  serta  ditujukan  kepada sebagian atau seluruh masyarakat.
Bercerita secara profesional atau mendeklamasikan puisi di depan kelas sama-sama memiliki cara dan aturan sendiri. Anda harus mengakrabkan diri dengan materi dan memilih apa yang mesti ditinggalkan dan apa yang perlu diekspresikan kepada audiens melalui cara sebagai berikut: Biasakan membaca dan berbicara pada waktu yang sama dengan nyaman, atur nada, kecepatan, dan volume suara Anda, bicaralah dengan jelas, tekankan kisah atau puisi di bagian-bagian yang tepat, dan ambillah jeda di tempat-tempat yang tepat.

3.2 Saran
Dengan kita mempelajari, membaca dan  melihat iklan maka kita akan mudah memahami suatu makna pada iklan, baik itu iklan berita, iklan petunjuk. Dengan begitu nantinya kita akan mudah menangkap makna dari suatu iklan yang disampaikan oleh suatu instansi maupun pihak-pihak lain. Karena tujuan dari iklan adalah memberi suatu informasi kepada masyarakat umum. Begitupun juga dengan bercerita, apabila kita seing bercerita didepan umum dengan intonasi yang jelas dan unsur-unsur lain yang diperlukan dalam bercerita maka kita akan terbiasa dan menjadi pembaca cerita yang baik dan akan mendapat respon yang baik dari pendengar.



























DAFTAR PUSTAKA

jurnal iklan (digilib.unila.ac.id)
jurnal iklan (e-journal.uajy.ac.id)
              https://id.wikihow.com/Bercerita


No comments:

Post a Comment

zona baca

Bahan Ajar Kelas 1 Tema 4 Keluargaku 3 keluarga besarku pembelajaran 4

BAHAN AJAR Tema                 : 4 Keluargaku Subtema            : 3 Keluarga Besarku Pembelajaran    : 4 Tujuan Pembelajaran Dengan ...