Thursday, October 10, 2019

KWALITAS PENDIDIKAN PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN



MAKALAH
KWALITAS PENDIDIKAN
PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN
Dosen Pembimbing : Dra. Kurniana Bektiningsih, M.pd

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1.   Mohamad Yusuf     (1401418263)
2.  Devi Widyasari     (1401418

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2019
KATA  PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Taala atas berkat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kwalitas pendidikan” sebagai tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan Semester Genap tahun 2018/ 2019.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusun dalam penyusunan makalah ini, yaitu:
1.            Allah Subhanahu Wa Taala yang senantiasa memberi kemudahan penyusunan makalah ini.
2.            Dra. Kurniana Bektiningsih, M.pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan  yang telah membimbing penyusun dalam menyusun makalah ini.
3.            Teman-teman yang selalu memberikan dukungan demi terselesaikannya tugas ini.
4.            Pihak-pihak yang telah membantu penyusun dalam menyusun makalah ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca pentingnya  kwalitas pendidikan. Penyusun telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun tentu makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi penyusun.               

 

Semarang, 6 Mei 2019
                                               


                                                                                                                             Penyusun










DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………..…….……………….2
DAFTAR ISI ………………………………………………….……………….3

BAB I PENDAHUAN……....…………..….……………………………………4
1.1 Latar Belakang  …...……………………...…………………………………4
1.2 Rumusa Masalah  …………………………....……………………...............5
1.3  Tujuan ……………………………………………………..….……………5

BAB II PEMBAHASAN …………………………………….…….…………..6
2.1 Pengertian kwalitas pendidikan ……………….………….…….………… 6
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kwalitas pendidikan …………..…..…. 7
2.3 Upaya meningkatkan kwalitas pendidikan …………………………..... 10
2.4 kwalitas pendidikan di Indonesia ………………………………………… 12

BAB III PENUTUP …………..………………………………………………. 14
3.1    Kesimpulan ………………………………..…………………................. 14
3.2     Saran …………………………………………….………….………….. 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………….…………………………… 15










BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Kualitas pendidikan menurut Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar merupakan kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin.[7] Di dalam konteks pendidikan, pengertian kualitas atau mutu dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan.Dari konteks “proses” pendidikan yang berkualitas terlibat berbagai input (seperti bahan ajar: kognitif, afektif dan, psikomotorik), metodologi (yang bervariasi sesuai dengan kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.
Dengan adanya manajemen sekolah, dukungan kelas berfungsi mensingkronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar, baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas atau di luar kelas, baik dalam konteks kurikuler maupun ekstra-kurikuler, baik dalam lingkungan substansi yang akademis maupun yang non akademis dalam suasana yang mendukung proses belajar pembelajaran. Kualitas dalam konteks “hasil” pendidikan mengacu pada hasil atau prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir cawu, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis, misalnya ulangan umum, EBTA atau UAN. Dapat pula prestasi dibidang lain seperti di suatu cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan dan sebagainya.
Selain itu kualitas pendidikan merupakan kemampuan sistem pendidikan dasar, baik dari segi pengelolaan maupun dari segi proses pendidikan, yang diarahkan secara efektif untuk meningkatkan nilai tambah dan factor-faktor input agar menghasilkan output yang setinggi-tingginya. Jadi pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar, sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor dalam pembaharuan dan perubahan dengan cara memberdayakan sumber-sumber pendidikan secara optimal melalui pembelajaran yang baik dan kondusif. Pendidikan atau sekolah yang berkualitas disebut juga sekolah yang berprestasi, sekolah yang baik atau sekolah yang sukses, sekolah yang efektif dan sekolah yang unggul.

1.2             Rumusan masalah

1.      Apa pengertian kwalitas pendidikan ?
2.      Apa saja faktor yang mempengaruhi kwalitas pendidikan ?
3.      Apa saja upaya untuk meningkatkan kwalitas pendidikan ?
4.      Bagaimana kwalitas pendidikan di Indonesia ?

1.3             Tujuan
1.      Memahami pengertian kwalitas pendidikan
2.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kwalitas pendidikan
3.      Mengetahui upaya-upaya yang harus di lakukan untuk meningkatkan kwalitas pendidikan
4.      Mengetahui kwalitas pendidikan di Indonesia saat ini




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kwalitas pendidikan
     Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mutu adalah baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat misalnya kepandaian, kecerdasan dan sebagainya (Depdiknas, 2001:768). Secara umum kualitas atau mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat (Depdiknas, 2002:7). Dalam pengertian mutu mengandung makna derajat (tingkat keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa, baik yang tangible atau intangible. Mutu yang tangible artinya dapat diamati dan dilihat dalam bentuk kualitas suatu benda atau dalam bentuk kegiatan dan perilaku. Misalnya televisi yang bermutu karena mempunyai daya tahan (tidak cepat rusak), warna gambarnya jelas, suara terdengar bagus, dan suku cadangnya mudah didapat, perilaku yang menarik, dan sebagainya. Sedangkan mutu yang intagible adalah suatu kualitas yang tidak dapat secara langsung dilihat atau diamati, tetapi dapat dirasakan dan dialami, misalnya suasana disiplin, keakraban, kebersihan dan sebagainya (Suryosubroto, 2004:210). Pengertian kualitas atau mutu dapat dilihat juga dari konsep secara absolut dan relatif (Edward & Sallis, 1993, dalam Nurkolis, 2003: 67; Daniel C. Kambey, 2004:10-12). Dalam konsep absolut sesuatu (barang) disebut berkualitas bila memenuhi standar tertinggi dan sempurna. Artinya, barang tersebut sudah tidak ada yang melebihi. Bila diterapkan dalam dunia pendidikan konsep kualitas absolut ini bersifat elitis karena hanya sedikit lembaga pendidikan yang akan mampu menawarkan kualitas tertinggi kepada peserta didik dan hanya sedikit siswa yang akan mampu membayarnya. Dalam konteks pendidikan, kualitas yang dimaksudkan adalah dalam konsep relatif, terutama berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan. Pelanggan pendidikan ada dua aspek, yaitu pelanggan internal dan eksternal. Pelanggan internal adalah kepala sekolah, guru dan staf kependidikan lainnya. Pelanggan eksternal ada tiga kelompok, yaitu pelanggan eksternal primer, pelanggan sekunder, dan pelanggan tersier. Pelangan eksternal primer adalah peserta didik. Pelanggan eksternal sekunder adalah orang tua dan para pemimpin pemerintahan. Pelanggan eksternal tersier adalah pasar kerja dan masyarakat luas ( Kamisa, 1997, dalam Nurkolis, 2003: 70 – 71; lih. juga Senduk J.E., 2006: 110).
pengertian pendidikan adalah suatu proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekumpulan manusia yang diwariskan dari satu genereasi ke generasi selanjutnya melalui pengajaran, pelatihan, dan penelitian. Dalam bahasa Inggris, kata pendidikan disebut dengan Education dimana secara etimologis kata tersebut berasal dari bahasa Latin, yaitu Eductum. Kata Eductumterdiri dari dua kata, yaitu E yang artinya perkembangan dari dalam keluar, dan Ducoyang artinya sedang berkembang. Sehingga secara etimologis arti pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.
Jadi, secara singkat pengertian pendidikan adalah suatu proses pembelajaran kepada peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi seorang manusia yang kritis dalam berpikir. Jika kita lihat arti di KBBI, pendidikan adalah proses untuk mengubah tata laku dan sikap seseorang maupun kelompok dengan upaya pelatihan dan pengajaran. Dar segi etimologi, istilah ini diambil dari bahasa inggris yakni education. Sekedar informasi, Educatum tersusun dari dua kata yakni “E” serta “Duco”. Duco artinya adalah sesuatu yang tengah mengalami proses perkembangan. Sementara E adalah perkembangan yang terjadi dari dalam.
Dari dua kata diatas bisa disimpulkan bahwa pada dasarnya pendidikan adalah adalah proses yang dilakukan manusia untuk mengembangkan dirinya sebaik mungkin dari dalam. Cara untuk memperoleh pembelajaran dibagi menjadi dua yakni pendidikan non formal dan formal.
     Jadi kwalitas pendidikan adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari pendidikan  yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Kwalitas pendidikan sangat penting karena mempengaruhi masa depan bangsa. Bangsa yang memiliki kwalitas pendidikan yang sangat baik akan mampu menghasilkan generasi penerus bangsa yang akan mampu memimpin bangsanya lebih baik daripada pemimpin bangsa sebelumnya. Dengan pempmpin bangsa yang baik ini akan menjadikan suatu Negara menjadi Negara yang maju dan kuat baik dari sisi pemerintahan maupun sisi-sisi lainnya. Negara dengan kwalitas pendidikan yang baik akan mampu menguasai IPTEK sehingga akan mampu bersaing di dunia internasional.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kwalitas pendidikan
1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
2.    Rendahnya Kualitas Guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
Kendati secara kuantitas jumlah guru di Indonesia cukup memadai, namun secara kualitas mutu guru di negara ini, pada umumnya masih rendah. Secara umum, para guru di Indonesia kurang bisa memerankan fungsinya dengan optimal, karena pemerintah masih kurang memperhatikan mereka, khususnya dalam upaya meningkatkan profesionalismenya. Secara kuantitatif, sebenarnya jumlah guru di Indonesia relatif tidak terlalu buruk. Apabila dilihat ratio guru dengan siswa, angka-angkanya cukup bagus yakni di SD 1:22, SLTP 1:16, dan SMU/SMK 1:12. Meskipun demikian, dalam hal distribusi guru ternyata banyak mengandung kelemahan yakni pada satu sisi ada daerah atau sekolah yang kelebihan jumlah guru, dan di sisi lain ada daerah atau sekolah yang kekurangan guru. Dalam banyak kasus, ada SD yang jumlah gurunya hanya tiga hingga empat orang, sehingga mereka harus mengajar kelas secara paralel dan simultan.
Bila diukur dari persyaratan akademis, baik menyangkut pendidikan minimal maupun kesesuaian bidang studi dengan pelajaran yang harus diberikan kepada anak didik, ternyata banyak guru yang tidak memenuhi kualitas mengajar (under quality).
Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.
3.    Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Dengan pendapatan yang rendah, terang saja banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya.
Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan/atau tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas.
Tapi, kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan masih sulit mencapai taraf ideal. Diberitakan Pikiran Rakyat 9 Januari 2006, sebanyak 70 persen dari 403 PTS di Jawa Barat dan Banten tidak sanggup untuk menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai dengan amanat UU Guru dan Dosen.
4.      Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini termasuk kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.

5.                   Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.
Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000, sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.
Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha.
Bagi masyarakat tertentu, beberapa PTN yang sekarang berubah status menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) itu menjadi momok. Jika alasannya bahwa pendidikan bermutu itu harus mahal, maka argumen ini hanya berlaku di Indonesia. Di Jerman, Prancis, Belanda, dan di beberapa negara berkembang lainnya, banyak perguruan tinggi yang bermutu namun biaya pendidikannya rendah. Bahkan beberapa negara ada yang menggratiskan biaya pendidikan.
Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk cuci tangan.
6.                   SDM rendah
Di Indonesia memang sudah dikatakan kaya akan pendidikan. Tetapi pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Banyak desa pelosok yang menjadikan sumber daya manusia rendah sehingga pendidikan generasi muda sangat berpengaruh. Sebab, ada banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas SDM, tetapi faktor yang dominan yaitu pendidikan, karakter manusia itu sendiri, dan kesehatan.
Kualitas pendidikan di Negara berkembang di Asia pasific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kualitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksa kehendaknya tanpa pernha memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Tetapi pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Berdasarkan Survey United Nation Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pasific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kualitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak.
Para pendidik seringkali memaksa kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan siswanya bukan justru memaksakan sesuatu yang membuat para siswa kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan para siswa untuk kreatif, itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir siswa tidak bisa diarahkan.
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi sebagai penggerak,pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu. Sumber daya manusia SDM merupakan salah satu factor penting dalam pembangunan. Secara makro, faktor-faktor masukan pembangunan, seperti sumber daya alam, material dan finansial tidak akan memberi manfaat secara optimal untuk perbaikan kesejahteraan rakyat bila tidak di dukung oleh memadainya ketersediaan faktor SDM, baik secara kualitas maupun kuantitas. Namun, saat ini SDM di Indonesia masih belum memiliki kualitas yang dapat mendukung laju pertumbuhan ekonomi secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, dari masalah pendidikan, kesejahteraan, sosial, ketenagakerjaan, dan lain sebagainya.
2.3 Upaya meningkatkan kwalitas pendidikan
1. Mengatur manajemen sekolah dengan baik
Setiap lembaga sekolah pasti memiliki manajemen sekolah yang diatur oleh kepengurusan sekolah. Dalam sekolah sendiri tersusun atas kepala dan wakil sekolah, bendahara, sekertaris, bidang kesiswaan, bidang kurikulum, bidang sarana dan prasarana, bidang konseling, bidang keamanan, dan lain-lain. Semua pengurus sekolah harus mampu melaksanakan dan bertanggung jawab atas tugas masing-masing berdasarkan bidangnya, sehingga sekolah dapat terorganisasi secara baik dan berjalan dengan semestinya.

2.  Peningkatan Kedisiplinan Harus Lebih Diutamakan
Kedisiplinan adalah hal penting yang harus dilakukan dalam sebuah organisasi atau lembaga. Dalam sekolah, kedisiplinan harus dilakukan oleh semua pihak sekolah, baik pendidik maupun peserta didik. Untuk itulah setiap lembaga sekolah pasti membuat absensi sekolah, ini dilakukan agar pihak sekolah mampu mengetahui serta mengontrol aktivitas melakukan tugas dan jam belajar mengajar. Absensi tidak hanya berlaku untuk siswa, tetapi juga semua pihak sekolah yang terkait.

3. Pengajaran Dilakukan Oleh Guru-guru Profesional di Bidangnya
Kualitas pendidikan sekolah juga dipengaruhi oleh guru sebagai subjek pengajar. Oleh karena itu, sekolah harus memiliki guru-guru profesional di bidangnya, di mana guru-guru tersebut merangsang pengetahuan kepada siswa, sehingga siswa akan dapat merespon pengetahuan tersebut dengan baik. Pengajaran oleh guru yang tidak pada bidangnya akan membuat siswa kurang bisa memahami pelajaran, ini akan berdampak buruk pada kualitas sumber daya siswa.

4. Menggunakan Media dan Metode Belajar Yang Relevan
Kita bisa menemukan banyak media dan metode belajar di internet, tetapi tidak semuanya bisa sesuai diterapkan di setiap sekolah. Untuk itulah, setiap guru harus pandai-pandai dalam memilih metode dan media belajar sesuai untuk siswa. Media dan metode belajar yang sesuai akan mampu mempermudah siswa dalam merespon pengetahuan dari guru.

5. Melakukan Evaluasi Bulanan
Evaluasi juga menjadi pokok penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Guru bisa melakukan evaluasi setelah menyampaikan pelajaran, sedangkan sekolah juga perlu mengadakan evaluasi setiap bulan melalui rapat bersama. Dengan evaluasi tersebut, akan tampak apa saja kekurangan dan kelebihan proses pendidikan yang telah dilaksanakan, perbandingan antara proses pendidikan saat ini dengan sebelumnya, penyebab dan solusi masalah pendidikan, serta bagaimana memaksimalkan langkah pendidikan selanjutnya.

6. Melakukan Studi Komperatif, Pelatihan, dan Workshop Pendidikan
Studi komperatif bisa dilakukan dengan mengunjungi sekolah lain yang memiliki kualitas lebih baik. Ini dilakukan dengan tujuan untuk meneladani dan mengambil langkah lebih baik ke depannya bagi proses pendidikan sekolah. Begitu juga halnya, mengikuti pelatihan dan workshop akan memberikan pengetahuan baru bagi guru untuk memaksimalkan pengajaran, baik terkait metode, media, cara pengajaran, dan hal-hal lainnya.

7. Memanfaatkan Sarana dan Fasilitas Sekolah Dengan Sebaik-baiknya
Kelengkapan sarana dan fasilitas dapat mendukung proses pendidikan di sekolah, misalnya lab komputer, lab bahasa, ruang UKS, fasilitas pembelajaran, dan beberapa fasilitas di dalam kelas. Tidak hanya lengkap, tetapi juga dapat memanfaatkan sarana dan fasilitas tersebut dengan semestinya. Hal ini juga akan mempengaruhi pandangan baik masyarakat sekitar terhadap sekolah.

8. Melengkapi Dokumen-dokumen Penting Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diawasi oleh dinas pendidikan pemerintah, pastinya sekolah memerlukan dokumen-dokumen penting yang terkait dengan proses pendidikan di sekolah, misalnya laporan kinerja guru dan lain-lain.

9. Memberikan Motivasi Pendidikan
Hendaknya, ketika proses belajar mengajar dilaksanakan, guru tidak hanya mengajarkan materi pelajaran saja, tetapi motivasi juga penting untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Dan tentu saja yang membutuhkan motivasi pendidikan tidak hanya siswa, tetapi juga semua pelaksana pendidikan, setidaknya ketika malaksanakan evaluasi pendidikan setiap bulannya. Ini dilakukan akan semangat untuk melaksanakan pendidikan tidak layu seiring berjalannya waktu.

10. Pendidikan Intelektual dan Emosional Harus Berjalan Seimbang
Perlu diketahui bahwa Indonesia memiliki banyak sekali orang-orang intelek, tetapi sayangnya negara kita sedang krisis moral. Ini mungkin menjadi PR bagi pelaksana pendidikan agar tidak hanya menyuapi peserta didik dengan pengetahuan intelektual saja, justru pendidikan moral lebih penting. Keselarasan antara pendidikan intelektual dan emosional akan membuahkan generasi muda yang cerdas intelektual, juga cerdas moral.

11. Menjalin Relasi Baik Dengan Wali Murid
Pihak kepengurusan sekolah, khususnya wali kelas, seharusnya mampu membentuk hubungan baik dengan para wali murid. Ini akan memberikan dampak positif dengan mengetahui kepribadian siswa baik di sekolah maupun di rumah, sehingga guru mampu bersikap bijaksana terhadap siswa berdasarkan karakter dan kepribadian masing-masing. Tidak hanya itu, hubungan baik antara pihak sekolah juga akan menguntungkan, baik bagi wali murid, siswa, guru, dan sekolah.
2.4 kwalitas pendidikan di Indonesia
            Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin membaik. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya. Guru-guru tentunya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya. Memang, guru-guru saat  ini ada yang kurang kompeten. Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid, mereka memiliki pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Belum lagi jika kita berbicara tentang gaji guru. Namun pemerintah telah berupaya keras untuk memberikan kesejahteraan bagi para guru. Pemerintah juga berupaya memberikan fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan untuk memperbaiki kwalitas pendidikan di Indonesia saat ini. Dengan begitu lama-kelamaan pendidikan di Indonesia akan membaik. Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia yaitu :
1. Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan NasionalDinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di garis depan.Dalam hal ini, interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik.
2. Faktor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya. Dimana, masyarakat merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai objek dari pendidikan.
Kualitas pendidikan di Indonesia pada saat masih perlu diperbaiki lagi. Memang tidak ada yang sempurna, semua itu membutuhkan proses yang sangat panjang apalagi sebuah negara yang yang sangat besar tentunya juga membutuhkan waktu yang sangat lama dan biaya yang sangat besar untuk meningkatkan kwalitas pendidikan di Indonesia. Selain itu juga perlu adanya pemerataan pendidikan di Indonesia agar semua wilayah di Indonesia memiliki lulusan dengan kompetensi yang sama dan tidak ada perbedaan baik dari sarana fisik, guru dan faktor-faktor yang lainnya.
Walaupun satuan pendidikan di Indonesia, mulai tahap SD hingga SMA, dianggap masih lemah dalam banyak hal dibanding negara lain. Mulai dari sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan serta kompetensi para lulusannya. Di tingkat SD/MI/SMP dan SMA hampir semua sekolah yang terakreditasi memiliki titik lemah pada standar kelulusan, standar sarana dan prasana dan tenaga pendidik dan kependidikan.
Setelah kita amati, terlihat jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. 
Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Faktor pertama dalam pendidikan di Indonesia adalah pembelajaran di Indonesia bahwa mayoritas lebih banyak pembelajaran secara teori daripada praktik. Kedua adalah mengajar dalam satu arah, metode pembelajaran yang menjadi favorit guru mungkin hanya satu, yaitu metode berceramah satuarah. Karena berceramah itu mudah dan ringan, tanpa modal, tanpa tenaga, tanpa persiapan yang rumit. Metode ceramah menjadi metode terbanyak yang dipakai guru karena memang hanya itulah metode yang benar-benar dikuasai sebagian besar guru. Pernahkah guru mengajak anak berkelilingsekolahnya untuk belajar?  Pernahkah guru membawa siswanya melakukan percobaan di alamlingkungan sekitar ? Atau pernahkah guru membawa seorang ilmuwan langsung datang di kelas untuk menjelaskan profesinya? Ketiga adalah aturan yang meningkat, ini tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sekolah seharusnya memiliki kurikulum sendiri sesuai dengan karakteristiknya. Keempat adalah kurangnya sarana pembelajaran, kurangnya pendidikan di beberapa sekolah khususnya daerah terpencil yang susah untuk dijangkau.








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
kwalitas pendidikan adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari pendidikan  yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Kwalitas pendidikan sangat penting karena mempengaruhi masa depan bangsa. Bangsa yang memiliki kwalitas pendidikan yang sangat baik akan mampu menghasilkan generasi penerus bangsa yang akan mampu memimpin bangsanya lebih baik daripada pemimpin bangsa sebelumnya. Dengan pempmpin bangsa yang baik ini akan menjadikan suatu Negara menjadi Negara yang maju dan kuat baik dari sisi pemerintahan maupun sisi-sisi lainnya. Negara dengan kwalitas pendidikan yang baik akan mampu menguasai IPTEK sehingga akan mampu bersaing di dunia internasional. Beberapa faktor yang mempengaruhi kwalitas pendidikan adalah kwalitas sarana fisik, kwalitas sarana guru, rendahnya kesejahteraan guru, kurangnya pemerataan pendidikan, mahalnya biaya pendidikan dan SDM yang masih rendah. Pemerintah juga telah berupaya untuk meningkatkan kwalitas pendidikan. Dengan melalui perbaikan-perbaikan pada system pendidikan maka semakin lama pendidikan akan menjadi lebih baik.
3.2 Saran
Kwalitas pendidikan merupakan hal yang sangat penting, kita sebagai warga negara harus ikut serta berupaya dalam peningkatan kwalitas pendidikan.kwalitas pendidikan yang baik akan menjadikan negara menjadi negara yang mampu mengusai dunia baik dari sisi teknologi, pendidikan maupun ekonomi. Kita harus selalu menyalurkan ide-ide kreatif yang kita miliki untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.










Daftar pustaka


No comments:

Post a Comment

zona baca

Bahan Ajar Kelas 1 Tema 4 Keluargaku 3 keluarga besarku pembelajaran 4

BAHAN AJAR Tema                 : 4 Keluargaku Subtema            : 3 Keluarga Besarku Pembelajaran    : 4 Tujuan Pembelajaran Dengan ...