MAKALAH
KWALITAS
PENDIDIKAN
PENGANTAR
ILMU PENDIDIKAN
Dosen Pembimbing : Dra. Kurniana Bektiningsih,
M.pd
Disusun
Oleh :
Kelompok
4
1.
Mohamad Yusuf (1401418263)
2. Devi Widyasari (1401418
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
TAHUN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Taala atas berkat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kwalitas
pendidikan” sebagai tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan Semester
Genap tahun 2018/ 2019.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penyusun dalam penyusunan makalah ini, yaitu:
1.
Allah Subhanahu Wa Taala yang
senantiasa memberi kemudahan penyusunan makalah ini.
2.
Dra. Kurniana
Bektiningsih, M.pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan yang telah membimbing penyusun dalam menyusun makalah ini.
3.
Teman-teman yang selalu memberikan
dukungan demi terselesaikannya tugas ini.
4.
Pihak-pihak yang
telah membantu penyusun dalam menyusun makalah ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca
pentingnya kwalitas pendidikan. Penyusun telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun tentu makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi
penyusun.
Semarang, 6 Mei 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………..…….……………….2
DAFTAR ISI ………………………………………………….……………….3
BAB I PENDAHUAN……....…………..….……………………………………4
1.1 Latar Belakang …...……………………...…………………………………4
1.2 Rumusa Masalah …………………………....……………………...............5
1.3
Tujuan ……………………………………………………..….……………5
BAB II PEMBAHASAN …………………………………….…….…………..6
2.1 Pengertian
kwalitas pendidikan ……………….………….…….………… 6
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kwalitas pendidikan …………..…..…. 7
2.3 Upaya
meningkatkan kwalitas pendidikan ……………………………..... 10
2.4 kwalitas
pendidikan di Indonesia ………………………………………… 12
BAB III PENUTUP …………..………………………………………………. 14
3.1
Kesimpulan ………………………………..………………….................
14
3.2
Saran …………………………………………….………….………….. 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………….…………………………… 15
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Kualitas
pendidikan menurut Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar merupakan kemampuan lembaga
pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan
kemampuan belajar seoptimal mungkin.[7] Di dalam konteks pendidikan, pengertian
kualitas atau mutu dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil
pendidikan.Dari konteks “proses” pendidikan yang berkualitas terlibat berbagai
input (seperti bahan ajar: kognitif, afektif dan, psikomotorik), metodologi
(yang bervariasi sesuai dengan kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan
administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan
suasana yang kondusif.
Dengan adanya manajemen
sekolah, dukungan kelas berfungsi mensingkronkan berbagai input tersebut atau
mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar, baik
antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas atau di luar kelas, baik dalam
konteks kurikuler maupun ekstra-kurikuler, baik dalam lingkungan substansi yang
akademis maupun yang non akademis dalam suasana yang mendukung proses belajar
pembelajaran. Kualitas dalam konteks “hasil” pendidikan mengacu pada hasil atau
prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah
tiap akhir cawu, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi
yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil
test kemampuan akademis, misalnya ulangan umum, EBTA atau UAN. Dapat pula
prestasi dibidang lain seperti di suatu cabang olah raga, seni atau
keterampilan tambahan tertentu. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi
yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti suasana disiplin, keakraban,
saling menghormati, kebersihan dan sebagainya.
Selain itu kualitas
pendidikan merupakan kemampuan sistem pendidikan dasar, baik dari segi
pengelolaan maupun dari segi proses pendidikan, yang diarahkan secara efektif
untuk meningkatkan nilai tambah dan factor-faktor input agar menghasilkan
output yang setinggi-tingginya. Jadi pendidikan yang berkualitas adalah
pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk
belajar, sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor dalam pembaharuan dan
perubahan dengan cara memberdayakan sumber-sumber pendidikan secara optimal
melalui pembelajaran yang baik dan kondusif. Pendidikan atau sekolah yang
berkualitas disebut juga sekolah yang berprestasi, sekolah yang baik atau
sekolah yang sukses, sekolah yang efektif dan sekolah yang unggul.
1.2
Rumusan masalah
1.
Apa pengertian
kwalitas pendidikan ?
2.
Apa saja faktor
yang mempengaruhi kwalitas pendidikan ?
3.
Apa saja upaya
untuk meningkatkan kwalitas pendidikan ?
4.
Bagaimana kwalitas
pendidikan di Indonesia ?
1.3
Tujuan
1.
Memahami
pengertian kwalitas pendidikan
2.
Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kwalitas pendidikan
3.
Mengetahui
upaya-upaya yang harus di lakukan untuk meningkatkan kwalitas pendidikan
4.
Mengetahui
kwalitas pendidikan di Indonesia saat ini
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kwalitas
pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mutu
adalah baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat misalnya kepandaian,
kecerdasan dan sebagainya (Depdiknas, 2001:768). Secara umum kualitas atau mutu
adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau
tersirat (Depdiknas, 2002:7). Dalam pengertian mutu mengandung makna derajat
(tingkat keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun
jasa, baik yang tangible atau intangible. Mutu yang tangible artinya dapat
diamati dan dilihat dalam bentuk kualitas suatu benda atau dalam bentuk
kegiatan dan perilaku. Misalnya televisi yang bermutu karena mempunyai daya
tahan (tidak cepat rusak), warna gambarnya jelas, suara terdengar bagus, dan
suku cadangnya mudah didapat, perilaku yang menarik, dan sebagainya. Sedangkan
mutu yang intagible adalah suatu kualitas yang tidak dapat secara langsung
dilihat atau diamati, tetapi dapat dirasakan dan dialami, misalnya suasana
disiplin, keakraban, kebersihan dan sebagainya (Suryosubroto, 2004:210).
Pengertian kualitas atau mutu dapat dilihat juga dari konsep secara absolut dan
relatif (Edward & Sallis, 1993, dalam Nurkolis, 2003: 67; Daniel C. Kambey,
2004:10-12). Dalam konsep absolut sesuatu (barang) disebut berkualitas bila
memenuhi standar tertinggi dan sempurna. Artinya, barang tersebut sudah tidak
ada yang melebihi. Bila diterapkan dalam dunia pendidikan konsep kualitas
absolut ini bersifat elitis karena hanya sedikit lembaga pendidikan yang akan
mampu menawarkan kualitas tertinggi kepada peserta didik dan hanya sedikit
siswa yang akan mampu membayarnya. Dalam konteks pendidikan, kualitas yang
dimaksudkan adalah dalam konsep relatif, terutama berhubungan erat dengan
kepuasan pelanggan. Pelanggan pendidikan ada dua aspek, yaitu pelanggan
internal dan eksternal. Pelanggan internal adalah kepala sekolah, guru dan staf
kependidikan lainnya. Pelanggan eksternal ada tiga kelompok, yaitu pelanggan
eksternal primer, pelanggan sekunder, dan pelanggan tersier. Pelangan eksternal
primer adalah peserta didik. Pelanggan eksternal sekunder adalah orang tua dan
para pemimpin pemerintahan. Pelanggan eksternal tersier adalah pasar kerja dan
masyarakat luas ( Kamisa, 1997, dalam Nurkolis, 2003: 70 – 71; lih. juga Senduk
J.E., 2006: 110).
pengertian
pendidikan adalah suatu proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekumpulan manusia yang diwariskan dari satu genereasi ke generasi
selanjutnya melalui pengajaran, pelatihan, dan penelitian. Dalam bahasa
Inggris, kata pendidikan disebut dengan Education dimana secara
etimologis kata tersebut berasal dari bahasa Latin, yaitu Eductum.
Kata Eductumterdiri dari dua kata, yaitu E yang artinya
perkembangan dari dalam keluar, dan Ducoyang artinya sedang berkembang.
Sehingga secara etimologis arti pendidikan adalah proses
mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.
Jadi,
secara singkat pengertian pendidikan adalah suatu proses pembelajaran
kepada peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya
menjadi seorang manusia yang kritis dalam berpikir. Jika kita lihat
arti di KBBI, pendidikan adalah proses untuk mengubah tata laku dan sikap
seseorang maupun kelompok dengan upaya pelatihan dan pengajaran. Dar segi
etimologi, istilah ini diambil dari bahasa inggris yakni education. Sekedar
informasi, Educatum tersusun dari dua kata yakni “E” serta “Duco”. Duco artinya
adalah sesuatu yang tengah mengalami proses perkembangan. Sementara E adalah
perkembangan yang terjadi dari dalam.
Dari
dua kata diatas bisa disimpulkan bahwa pada dasarnya pendidikan adalah adalah
proses yang dilakukan manusia untuk mengembangkan dirinya sebaik mungkin dari
dalam. Cara untuk memperoleh pembelajaran dibagi menjadi dua yakni pendidikan
non formal dan formal.
Jadi kwalitas pendidikan adalah gambaran
dan karakteristik menyeluruh dari pendidikan
yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan
atau tersirat. Kwalitas pendidikan sangat penting karena mempengaruhi masa
depan bangsa. Bangsa yang memiliki kwalitas pendidikan yang sangat baik akan
mampu menghasilkan generasi penerus bangsa yang akan mampu memimpin bangsanya
lebih baik daripada pemimpin bangsa sebelumnya. Dengan pempmpin bangsa yang
baik ini akan menjadikan suatu Negara menjadi Negara yang maju dan kuat baik
dari sisi pemerintahan maupun sisi-sisi lainnya. Negara dengan kwalitas
pendidikan yang baik akan mampu menguasai IPTEK sehingga akan mampu bersaing di
dunia internasional.
2.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi kwalitas pendidikan
1.
Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
Untuk
sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang
gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku
perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian
teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah
yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki
laboratorium dan sebagainya.
2. Rendahnya
Kualitas Guru
Keadaan
guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki
profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut
dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan
pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
Kendati
secara kuantitas jumlah guru di Indonesia cukup memadai, namun secara kualitas
mutu guru di negara ini, pada umumnya masih rendah. Secara umum, para guru di
Indonesia kurang bisa memerankan fungsinya dengan optimal, karena pemerintah
masih kurang memperhatikan mereka, khususnya dalam upaya meningkatkan
profesionalismenya. Secara kuantitatif, sebenarnya jumlah guru di Indonesia
relatif tidak terlalu buruk. Apabila dilihat ratio guru dengan siswa,
angka-angkanya cukup bagus yakni di SD 1:22, SLTP 1:16, dan SMU/SMK 1:12.
Meskipun demikian, dalam hal distribusi guru ternyata banyak mengandung
kelemahan yakni pada satu sisi ada daerah atau sekolah yang kelebihan jumlah
guru, dan di sisi lain ada daerah atau sekolah yang kekurangan guru. Dalam
banyak kasus, ada SD yang jumlah gurunya hanya tiga hingga empat orang,
sehingga mereka harus mengajar kelas secara paralel dan simultan.
Bila
diukur dari persyaratan akademis, baik menyangkut pendidikan minimal maupun
kesesuaian bidang studi dengan pelajaran yang harus diberikan kepada anak
didik, ternyata banyak guru yang tidak memenuhi kualitas mengajar (under
quality).
Walaupun
guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan
tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai
cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas
pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang
rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.
3. Rendahnya
Kesejahteraan Guru
Rendahnya
kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan
Indonesia. Dengan pendapatan yang rendah, terang saja banyak guru terpaksa
melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi
les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS,
pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya.
Dengan
adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak
lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Di dalam
pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan
memadai, antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji,
tunjangan profesi, dan/atau tunjangan khusus serta penghasilan lain yang
berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah
khusus juga berhak atas rumah dinas.
Tapi,
kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang
muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan masih sulit
mencapai taraf ideal. Diberitakan Pikiran Rakyat 9 Januari 2006, sebanyak 70
persen dari 403 PTS di Jawa Barat dan Banten tidak sanggup untuk menyesuaikan
kesejahteraan dosen sesuai dengan amanat UU Guru dan Dosen.
4.
Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Kesempatan
memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang
Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama
tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD pada
tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini termasuk
kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu
54, 8% (9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih
sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan
menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu
diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk
mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
5.
Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan
bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya
biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan.
Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi
(PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak
bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.
Untuk
masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000, sampai Rp
1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa
mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.
Makin
mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah
yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada
realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena
itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu
disyaratkan adanya unsur pengusaha.
Bagi
masyarakat tertentu, beberapa PTN yang sekarang berubah status menjadi Badan
Hukum Milik Negara (BHMN) itu menjadi momok. Jika alasannya bahwa pendidikan
bermutu itu harus mahal, maka argumen ini hanya berlaku di Indonesia. Di
Jerman, Prancis, Belanda, dan di beberapa negara berkembang lainnya, banyak
perguruan tinggi yang bermutu namun biaya pendidikannya rendah. Bahkan beberapa
negara ada yang menggratiskan biaya pendidikan.
Pendidikan
berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau
gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah
sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh
pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan
bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari
tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi
Pemerintah untuk cuci tangan.
6.
SDM rendah
Di
Indonesia memang sudah dikatakan kaya akan pendidikan. Tetapi pendidikan di
Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Banyak desa pelosok yang
menjadikan sumber daya manusia rendah sehingga pendidikan generasi muda sangat
berpengaruh. Sebab, ada banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas SDM,
tetapi faktor yang dominan yaitu pendidikan, karakter manusia itu sendiri, dan
kesehatan.
Kualitas
pendidikan di Negara berkembang di Asia pasific, Indonesia menempati peringkat
10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kualitasnya berada pada
level 14 dari 14 negara berkembang. Salah satu faktor rendahnya kualitas
pendidikan di indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi
anak. Para pendidik seringkali memaksa kehendaknya tanpa pernha memperhatikan
kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Tetapi pendidikan di
Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Berdasarkan Survey United
Nation Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO), terhadap
kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pasific, Indonesia
menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru,
kualitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Salah satu faktor
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru
dalam menggali potensi anak.
Para
pendidik seringkali memaksa kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan,
minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Pendidikan seharusnya memperhatikan
kebutuhan siswanya bukan justru memaksakan sesuatu yang membuat para siswa
kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan
memberikan kesempatan para siswa untuk kreatif, itu harus dilakukan sebab pada
dasarnya gaya berfikir siswa tidak bisa diarahkan.
Sumber
Daya Manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak
dapat dilepaskan dari sebuah organisasi sebagai penggerak,pemikir dan perencana
untuk mencapai tujuan organisasi itu. Sumber daya manusia SDM merupakan salah
satu factor penting dalam pembangunan. Secara makro, faktor-faktor masukan
pembangunan, seperti sumber daya alam, material dan finansial tidak akan
memberi manfaat secara optimal untuk perbaikan kesejahteraan rakyat bila tidak
di dukung oleh memadainya ketersediaan faktor SDM, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Namun, saat ini SDM di Indonesia masih belum memiliki kualitas yang
dapat mendukung laju pertumbuhan ekonomi secara maksimal. Hal ini disebabkan
oleh berbagai hal, dari masalah pendidikan, kesejahteraan, sosial,
ketenagakerjaan, dan lain sebagainya.
2.3
Upaya meningkatkan kwalitas pendidikan
1. Mengatur manajemen
sekolah dengan baik
Setiap lembaga sekolah pasti memiliki manajemen sekolah yang diatur oleh kepengurusan sekolah. Dalam sekolah sendiri tersusun atas kepala dan wakil sekolah, bendahara, sekertaris, bidang kesiswaan, bidang kurikulum, bidang sarana dan prasarana, bidang konseling, bidang keamanan, dan lain-lain. Semua pengurus sekolah harus mampu melaksanakan dan bertanggung jawab atas tugas masing-masing berdasarkan bidangnya, sehingga sekolah dapat terorganisasi secara baik dan berjalan dengan semestinya.
2. Peningkatan Kedisiplinan Harus Lebih Diutamakan
Kedisiplinan adalah hal penting yang harus dilakukan dalam sebuah organisasi atau lembaga. Dalam sekolah, kedisiplinan harus dilakukan oleh semua pihak sekolah, baik pendidik maupun peserta didik. Untuk itulah setiap lembaga sekolah pasti membuat absensi sekolah, ini dilakukan agar pihak sekolah mampu mengetahui serta mengontrol aktivitas melakukan tugas dan jam belajar mengajar. Absensi tidak hanya berlaku untuk siswa, tetapi juga semua pihak sekolah yang terkait.
3. Pengajaran Dilakukan Oleh Guru-guru Profesional di Bidangnya
Kualitas pendidikan sekolah juga dipengaruhi oleh guru sebagai subjek pengajar. Oleh karena itu, sekolah harus memiliki guru-guru profesional di bidangnya, di mana guru-guru tersebut merangsang pengetahuan kepada siswa, sehingga siswa akan dapat merespon pengetahuan tersebut dengan baik. Pengajaran oleh guru yang tidak pada bidangnya akan membuat siswa kurang bisa memahami pelajaran, ini akan berdampak buruk pada kualitas sumber daya siswa.
4. Menggunakan Media dan Metode Belajar Yang Relevan
Kita bisa menemukan banyak media dan metode belajar di internet, tetapi tidak semuanya bisa sesuai diterapkan di setiap sekolah. Untuk itulah, setiap guru harus pandai-pandai dalam memilih metode dan media belajar sesuai untuk siswa. Media dan metode belajar yang sesuai akan mampu mempermudah siswa dalam merespon pengetahuan dari guru.
5. Melakukan Evaluasi Bulanan
Evaluasi juga menjadi pokok penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Guru bisa melakukan evaluasi setelah menyampaikan pelajaran, sedangkan sekolah juga perlu mengadakan evaluasi setiap bulan melalui rapat bersama. Dengan evaluasi tersebut, akan tampak apa saja kekurangan dan kelebihan proses pendidikan yang telah dilaksanakan, perbandingan antara proses pendidikan saat ini dengan sebelumnya, penyebab dan solusi masalah pendidikan, serta bagaimana memaksimalkan langkah pendidikan selanjutnya.
6. Melakukan Studi Komperatif, Pelatihan, dan Workshop Pendidikan
Setiap lembaga sekolah pasti memiliki manajemen sekolah yang diatur oleh kepengurusan sekolah. Dalam sekolah sendiri tersusun atas kepala dan wakil sekolah, bendahara, sekertaris, bidang kesiswaan, bidang kurikulum, bidang sarana dan prasarana, bidang konseling, bidang keamanan, dan lain-lain. Semua pengurus sekolah harus mampu melaksanakan dan bertanggung jawab atas tugas masing-masing berdasarkan bidangnya, sehingga sekolah dapat terorganisasi secara baik dan berjalan dengan semestinya.
2. Peningkatan Kedisiplinan Harus Lebih Diutamakan
Kedisiplinan adalah hal penting yang harus dilakukan dalam sebuah organisasi atau lembaga. Dalam sekolah, kedisiplinan harus dilakukan oleh semua pihak sekolah, baik pendidik maupun peserta didik. Untuk itulah setiap lembaga sekolah pasti membuat absensi sekolah, ini dilakukan agar pihak sekolah mampu mengetahui serta mengontrol aktivitas melakukan tugas dan jam belajar mengajar. Absensi tidak hanya berlaku untuk siswa, tetapi juga semua pihak sekolah yang terkait.
3. Pengajaran Dilakukan Oleh Guru-guru Profesional di Bidangnya
Kualitas pendidikan sekolah juga dipengaruhi oleh guru sebagai subjek pengajar. Oleh karena itu, sekolah harus memiliki guru-guru profesional di bidangnya, di mana guru-guru tersebut merangsang pengetahuan kepada siswa, sehingga siswa akan dapat merespon pengetahuan tersebut dengan baik. Pengajaran oleh guru yang tidak pada bidangnya akan membuat siswa kurang bisa memahami pelajaran, ini akan berdampak buruk pada kualitas sumber daya siswa.
4. Menggunakan Media dan Metode Belajar Yang Relevan
Kita bisa menemukan banyak media dan metode belajar di internet, tetapi tidak semuanya bisa sesuai diterapkan di setiap sekolah. Untuk itulah, setiap guru harus pandai-pandai dalam memilih metode dan media belajar sesuai untuk siswa. Media dan metode belajar yang sesuai akan mampu mempermudah siswa dalam merespon pengetahuan dari guru.
5. Melakukan Evaluasi Bulanan
Evaluasi juga menjadi pokok penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Guru bisa melakukan evaluasi setelah menyampaikan pelajaran, sedangkan sekolah juga perlu mengadakan evaluasi setiap bulan melalui rapat bersama. Dengan evaluasi tersebut, akan tampak apa saja kekurangan dan kelebihan proses pendidikan yang telah dilaksanakan, perbandingan antara proses pendidikan saat ini dengan sebelumnya, penyebab dan solusi masalah pendidikan, serta bagaimana memaksimalkan langkah pendidikan selanjutnya.
6. Melakukan Studi Komperatif, Pelatihan, dan Workshop Pendidikan
Studi komperatif bisa
dilakukan dengan mengunjungi sekolah lain yang memiliki kualitas lebih baik.
Ini dilakukan dengan tujuan untuk meneladani dan mengambil langkah lebih baik
ke depannya bagi proses pendidikan sekolah. Begitu juga halnya, mengikuti
pelatihan dan workshop akan memberikan pengetahuan baru bagi guru untuk
memaksimalkan pengajaran, baik terkait metode, media, cara pengajaran, dan
hal-hal lainnya.
7. Memanfaatkan Sarana dan Fasilitas Sekolah Dengan Sebaik-baiknya
7. Memanfaatkan Sarana dan Fasilitas Sekolah Dengan Sebaik-baiknya
Kelengkapan sarana dan
fasilitas dapat mendukung proses pendidikan di sekolah, misalnya lab komputer,
lab bahasa, ruang UKS, fasilitas pembelajaran, dan beberapa fasilitas di dalam
kelas. Tidak hanya lengkap, tetapi juga dapat memanfaatkan sarana dan fasilitas
tersebut dengan semestinya. Hal ini juga akan mempengaruhi pandangan baik
masyarakat sekitar terhadap sekolah.
8. Melengkapi Dokumen-dokumen Penting Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diawasi oleh dinas pendidikan pemerintah, pastinya sekolah memerlukan dokumen-dokumen penting yang terkait dengan proses pendidikan di sekolah, misalnya laporan kinerja guru dan lain-lain.
9. Memberikan Motivasi Pendidikan
Hendaknya, ketika proses belajar mengajar dilaksanakan, guru tidak hanya mengajarkan materi pelajaran saja, tetapi motivasi juga penting untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Dan tentu saja yang membutuhkan motivasi pendidikan tidak hanya siswa, tetapi juga semua pelaksana pendidikan, setidaknya ketika malaksanakan evaluasi pendidikan setiap bulannya. Ini dilakukan akan semangat untuk melaksanakan pendidikan tidak layu seiring berjalannya waktu.
10. Pendidikan Intelektual dan Emosional Harus Berjalan Seimbang
Perlu diketahui bahwa Indonesia memiliki banyak sekali orang-orang intelek, tetapi sayangnya negara kita sedang krisis moral. Ini mungkin menjadi PR bagi pelaksana pendidikan agar tidak hanya menyuapi peserta didik dengan pengetahuan intelektual saja, justru pendidikan moral lebih penting. Keselarasan antara pendidikan intelektual dan emosional akan membuahkan generasi muda yang cerdas intelektual, juga cerdas moral.
11. Menjalin Relasi Baik Dengan Wali Murid
Pihak kepengurusan sekolah, khususnya wali kelas, seharusnya mampu membentuk hubungan baik dengan para wali murid. Ini akan memberikan dampak positif dengan mengetahui kepribadian siswa baik di sekolah maupun di rumah, sehingga guru mampu bersikap bijaksana terhadap siswa berdasarkan karakter dan kepribadian masing-masing. Tidak hanya itu, hubungan baik antara pihak sekolah juga akan menguntungkan, baik bagi wali murid, siswa, guru, dan sekolah.
8. Melengkapi Dokumen-dokumen Penting Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diawasi oleh dinas pendidikan pemerintah, pastinya sekolah memerlukan dokumen-dokumen penting yang terkait dengan proses pendidikan di sekolah, misalnya laporan kinerja guru dan lain-lain.
9. Memberikan Motivasi Pendidikan
Hendaknya, ketika proses belajar mengajar dilaksanakan, guru tidak hanya mengajarkan materi pelajaran saja, tetapi motivasi juga penting untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Dan tentu saja yang membutuhkan motivasi pendidikan tidak hanya siswa, tetapi juga semua pelaksana pendidikan, setidaknya ketika malaksanakan evaluasi pendidikan setiap bulannya. Ini dilakukan akan semangat untuk melaksanakan pendidikan tidak layu seiring berjalannya waktu.
10. Pendidikan Intelektual dan Emosional Harus Berjalan Seimbang
Perlu diketahui bahwa Indonesia memiliki banyak sekali orang-orang intelek, tetapi sayangnya negara kita sedang krisis moral. Ini mungkin menjadi PR bagi pelaksana pendidikan agar tidak hanya menyuapi peserta didik dengan pengetahuan intelektual saja, justru pendidikan moral lebih penting. Keselarasan antara pendidikan intelektual dan emosional akan membuahkan generasi muda yang cerdas intelektual, juga cerdas moral.
11. Menjalin Relasi Baik Dengan Wali Murid
Pihak kepengurusan sekolah, khususnya wali kelas, seharusnya mampu membentuk hubungan baik dengan para wali murid. Ini akan memberikan dampak positif dengan mengetahui kepribadian siswa baik di sekolah maupun di rumah, sehingga guru mampu bersikap bijaksana terhadap siswa berdasarkan karakter dan kepribadian masing-masing. Tidak hanya itu, hubungan baik antara pihak sekolah juga akan menguntungkan, baik bagi wali murid, siswa, guru, dan sekolah.
2.4
kwalitas pendidikan di Indonesia
Seperti
yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin membaik. Hal
ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya. Guru-guru
tentunya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada
siswanya. Memang, guru-guru saat ini ada
yang kurang kompeten. Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di
jurusan lain atau kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama
mendedikasikan dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid,
mereka memiliki pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka ajarkan.
Belum lagi jika kita berbicara tentang gaji guru. Namun pemerintah telah
berupaya keras untuk memberikan kesejahteraan bagi para guru. Pemerintah juga
berupaya memberikan fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan untuk memperbaiki
kwalitas pendidikan di Indonesia saat ini. Dengan begitu lama-kelamaan
pendidikan di Indonesia akan membaik. Ada dua faktor yang mempengaruhi
kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia yaitu :
1. Faktor internal,
meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen
Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah,
dan juga sekolah yang berada di garis depan.Dalam hal ini, interfensi
dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan
agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik.
2. Faktor eksternal,
adalah masyarakat pada umumnya. Dimana, masyarakat merupakan
ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya
pendidikan yaitu sebagai objek dari pendidikan.
Kualitas pendidikan di
Indonesia pada saat masih perlu diperbaiki lagi. Memang tidak ada yang
sempurna, semua itu membutuhkan proses yang sangat panjang apalagi sebuah
negara yang yang sangat besar tentunya juga membutuhkan waktu yang sangat lama
dan biaya yang sangat besar untuk meningkatkan kwalitas pendidikan di
Indonesia. Selain itu juga perlu adanya pemerataan pendidikan di Indonesia agar
semua wilayah di Indonesia memiliki lulusan dengan kompetensi yang sama dan
tidak ada perbedaan baik dari sarana fisik, guru dan faktor-faktor yang
lainnya.
Walaupun satuan pendidikan di Indonesia, mulai tahap SD hingga SMA,
dianggap masih lemah dalam banyak hal dibanding negara lain. Mulai dari sarana
prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan
serta kompetensi para lulusannya. Di tingkat SD/MI/SMP dan SMA hampir semua
sekolah yang terakreditasi memiliki titik lemah pada standar kelulusan, standar
sarana dan prasana dan tenaga pendidik dan kependidikan.
Setelah kita amati,
terlihat jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan di berbagai jenjang pendidikan,
baik pendidikan formal maupun informal.
Dan hal itulah yang
menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya
menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan
bangsa di berbagai bidang.
Faktor pertama dalam
pendidikan di Indonesia adalah pembelajaran di Indonesia bahwa mayoritas lebih
banyak pembelajaran secara teori daripada praktik. Kedua adalah mengajar dalam
satu arah, metode pembelajaran yang menjadi favorit guru mungkin hanya satu,
yaitu metode berceramah satuarah. Karena berceramah itu mudah dan ringan, tanpa
modal, tanpa tenaga, tanpa persiapan yang rumit. Metode ceramah menjadi
metode terbanyak yang dipakai guru karena memang hanya itulah metode yang
benar-benar dikuasai sebagian besar guru. Pernahkah guru mengajak anak
berkelilingsekolahnya untuk belajar? Pernahkah guru membawa siswanya
melakukan percobaan di alamlingkungan sekitar ? Atau pernahkah guru membawa
seorang ilmuwan langsung datang di kelas untuk menjelaskan
profesinya? Ketiga adalah aturan yang meningkat, ini tentang Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sekolah seharusnya memiliki kurikulum
sendiri sesuai dengan karakteristiknya. Keempat adalah kurangnya sarana
pembelajaran, kurangnya pendidikan di beberapa sekolah khususnya daerah
terpencil yang susah untuk dijangkau.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kwalitas
pendidikan adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari pendidikan yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Kwalitas pendidikan sangat penting
karena mempengaruhi masa depan bangsa. Bangsa yang memiliki kwalitas pendidikan
yang sangat baik akan mampu menghasilkan generasi penerus bangsa yang akan
mampu memimpin bangsanya lebih baik daripada pemimpin bangsa sebelumnya. Dengan
pempmpin bangsa yang baik ini akan menjadikan suatu Negara menjadi Negara yang maju
dan kuat baik dari sisi pemerintahan maupun sisi-sisi lainnya. Negara dengan
kwalitas pendidikan yang baik akan mampu menguasai IPTEK sehingga akan mampu
bersaing di dunia internasional. Beberapa faktor yang mempengaruhi kwalitas
pendidikan adalah kwalitas sarana fisik, kwalitas sarana guru, rendahnya
kesejahteraan guru, kurangnya pemerataan pendidikan, mahalnya biaya pendidikan
dan SDM yang masih rendah. Pemerintah juga telah berupaya untuk meningkatkan
kwalitas pendidikan. Dengan melalui perbaikan-perbaikan pada system pendidikan
maka semakin lama pendidikan akan menjadi lebih baik.
3.2
Saran
Kwalitas
pendidikan merupakan hal yang sangat penting, kita sebagai warga negara harus
ikut serta berupaya dalam peningkatan kwalitas pendidikan.kwalitas pendidikan
yang baik akan menjadikan negara menjadi negara yang mampu mengusai dunia baik
dari sisi teknologi, pendidikan maupun ekonomi. Kita harus selalu menyalurkan
ide-ide kreatif yang kita miliki untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.
Daftar pustaka
No comments:
Post a Comment