MAKALAH
PENTINGNYA
PENGELOLAAN LIMBAH PLASTIK DI PEDESAAN
Dibuat
guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Konservasi
Dosen
pengampu: Dr. Ali Sunarso, M.pd
Nama : Mohamad Yusuf
NIM : 1401418263
No Presensi : 08
ROMBEL F
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Taala atas berkat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “pentingnya pengelolaan limbah plastik di
pedesaan” untuk tugas mata kuliah Pendidikan Konservasi Semester Genap
tahun 2018/ 2019.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penyusun dalam penyusunan makalah ini, yaitu:
1.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang
senantiasa memberi kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini.
2.
Dr.
Ali Sunarso, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan konservasi yang telah membimbing penyusun dalam menyusun makalah
ini.
3.
Teman-teman yang selalu memberikan
dukungan demi terselesaikannya tugas ini.
4.
Pihak-pihak yang
telah membantu penyusun dalam menyusun makalah
ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai pentingnya mengelola limbah plastik dan bagaimana cara
mengelola limbah plastik di pedesaan. Penyusun telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun tentu makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi
penyusun.
Semarang, 14 Juni 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………....…i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………...……...ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan
Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan
Makalah.............................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Limbah Plastik…........................................................................................6
2.2 Jenis-Jenis Limbah Plastik….........................................................................................7
2.3 Bagaimana
kebiasaan masyarakat desa dalam membuang limbah plastik…..…… ….8
2.4 Dampak
yang ditimbulkan limbah plastik bagi lingkungan…………………………..9
2.4 Cara Pengelolaan Limbah Plastik………………………………………….................11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................15
3.2 Saran……………………………………………………………………………..…..15
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................................16
LAMPIRAN………………………………………………………………………………….17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sampah plastik merupakan sampah yang paling banyak dibuang oleh manusia
karena banyak orang yang menggunakan plastik untuk keperluannya sehari-hari
entah itu perorangan, toko, maupun perusahaan besar. Misalnya, berbelanja pasti
akan membutuhkan plastik untuk membawa barang belanjaan, jika plastik itu sudah
tak terpakai apakah plastik itu akan disimpan? Tidak kan. Apa yang mereka
lakukan? membuang dan membakar itulah yang mereka lakukan.
Pembuangan
sampah-sampah plastik kedalam air dan tanah telah menambah tingkat kesengsaraan
alam. Mengapa demikian? Sampah plastik terbuat dari bahan anorganik.
Bahan-bahan anorganiktersebut sangat sulit dan tidak mungkin diuraikan oleh
bakteri pengurai. Apabila ditimbun dalam tanah untuk menguraikannya butuh waktu
berjuta-juta tahun. Dan apabila dibakar hanya akan menjadi gumpalan dan butuh
waktu lama untuk mengurainya. Dan apakah kalian tahu akibatnya jika sampah
plastik itu terlalu lama tertimbun dalam tanah dan tertumpuk? Satu, terjadi
pemanasan global yang berdampak pada kehidupan manusia itu sendiri. Dua
berdampak pada hewan laut yang menelan sampah plastik yang terbawa ke laut,dll.
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat
ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor
pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang
berbahaya dan sulit dikelola.
Penggunaan
plastik pada dasarnya dapat memberikan kemudahan dan kepraktisan, sehingga
masyarakat sangat sulit untuk menghindari penggunaan plastik tersebut. Akan
tetapi dibalik kemudahan dan kepraktisan tersebut, plastik juga memberikan
dampak buruk khususnya bagi lingkungan. Plastic mengandung bahan anorganik
buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan.
Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk
menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar
dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik
dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila
digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu.Menyadari dampak buruk akibat
pemakaian plastik terhadap lingkungan, saat ini pemerintah semakin giat
memberikan kesadaran terhadap masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik
dalam kehidupan, kemudian memberikan pengajaran mengenai cara pengolahan limbah
plastik menjadi barang yang bermanfaat bagi kehidupan.
Masyarakat
desa yang menggunakan plastik masih memiliki pengetahuan yang kurang terhadap
bahaya dari pembuangan plastik secara sembarangan, sehingga banyak masyarakat
di desa-desa yang membuang sampah sembarangan seperti di kebun-kebun dan
tempat-tempat sekitar rumah masyarakat.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan limbah plastik?
2. Apa
saja jenis-jenis dari limbah plastik?
3. Bagaimana
kebiasaan masyarakat desa dalam pembuangan sampah plastik?
4. Apa
saja dampak yang ditimbulkan limbah plastik bagi lingkungan?
5. Bagaimana
cara pengelolaan limbah dengan baik dan benar?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
dan memahami arti dari limbah plastik.
2. Menyebutkan
jenis-jenis limbah plastik.
3. Mengetahui
kebiasaan masyarakat desa dalam pembuangan sampah plastik.
4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan limbah plastik bagi
lingkungan.
5. Mengetahui
cara pengelolaan limbah plastik dengan baik dan benar.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Limbah Plastik
Limbah
plastik adalah barang buangan yang berupa plastik yang dihasilkan dari suatu
proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal
sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Sejak tahun 1950-an
plastik menjadi bagian penting dalam hidup manusia. Plastik digunakan sebagai
bahan baku kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan alat-alat elektronik.
Dalam dunia kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk mengganti bagian-bagian
tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada tahun 1976 plastik
dikatakan sebagai materi yang paling banyak digunakan dan dipilih sebagai salah
satu dari 100 berita kejadian pada abad ini.
Plastik pertama kali diperkenalkan
oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 di sebuah ekshibisi
internasional di London, Inggris. Plastik temuan Parkes disebut parkesine ini
dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa temuannya ini
mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang lebih murah. Ia
juga menemukan bahwa parkesine ini bisa dibuat transparan dan mampu
dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa
dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan. Pada
akhir abad ke-19 ketika kebutuhan akan bola biliar meningkat, banyak gajah
dibunuh untuk diambil gadingnya sebagai bahan baku bola biliar. Pada tahun
1866, seorang Amerika bernama John Wesley Hyatt, menemukan bahwa seluloid
bisa dibentuk menjadi bahan yang keras. Ia lalu membuat bola biliar dari bahan
ini untuk menggantikan gading gajah. Tetapi, karena bahannya terlalu rapuh,
bola biliar ini menjadi pecah ketika saling berbenturan. Bahan sintetis
pertama buatan manusia ditemukan pada tahun 1907 ketika seorang ahli kimia dari
New York bernama Leo Baekelandmengembangkan resin cair yang ia beri
nama bakelite. Material baru ini tidak terbakar, tidak meleleh dan tidak
mencair di dalam larutan asam cuka. Dengan demikian, sekali bahan ini
terbentuk, tidak akan bisa berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke
berbagai material lainnya seperti kayu lunak.
Tidak
lama kemudian berbagai macam barang dibuat dari bakelite, termasuk senjata
dan mesin-mesin ringan untuk keperluan perang.Bakelite juga digunakan
untuk keperluan rumah tangga, misalnya sebagai bahan untuk membuat isolasi
listrik. Rayon, suatu modifikasi lain dari selulosa, pertama kali dikembangkan
oleh Louis Marie Hilaire Bernigaut pada tahun 1891 di Paris. Ketika
itu ia mencari suatu cara untuk membuat sutera buatan manusia dengan cara
mengamati ulat sutera. Namun, ada masalah dengan rayon temuannya ini yaitu
sangat mudah terbakar. Belakangan masalah ini bisa diatasi oleh Charles
Topham.
Plastik yang paling umum digunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic. Plastik juga merupakan
bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup
berbahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk
diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri
membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh
karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun
konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan
tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada
di Indonesia, penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh
aktivitas hidup kita.
Gb. Sampah plastik
2.2 Jenis-jenis Plastik
plastik
juga memiliki berbagai jenis, jenis-jenis tersebut yaitu:
1.
PET atau PETE adalah polyethylene
terephtalate. Plastik ini digunakan untuk membuat sebagian besar botol plastik
dan kontainer dari minuman, dan juga digunakan untuk salad dressing kontainer,
botol minyak sayur dan tempat makanan ovenproof. PET dapat didaur ulang menjadi
pakaian, tote bags, furniture, karpet, hiasan jalur, dan kontainer baru.
2. HDPE
adalah polyethylene densitas tinggi, plastik serbaguna yang dapat didaur ulang.
Digunakan untuk membuat botol detergen dan pemutih, botol jus, botol oli motor,
tempat mentega, beberapa kantong sampah dan kotak cereal.
dapat didaur ulang lagi menjadi botol dan kontainer, lantai keramik.
dapat didaur ulang lagi menjadi botol dan kontainer, lantai keramik.
3. Vinyl
/PVC atau V atau Polyvinyl chloride yang keras dan tahan cuaca. PVC mengandung
khlor, yang berarti bahwa beberapa berbahaya karena dioxins diproduksi selama
manufaktur. Digunakan untuk membuat beberapa kontainer dan botol untuk deterjen
dan minyak goreng, serta jendela, pipa saluran, kawat jacketing, dan bungkus
makanan cerah.
4. LDPE
adalah low density polyethylene dan memiliki banyak aplikasi. Sering ditemukan
dalam botol, tote bags. umumnya dapat di daur ulang untuk bil pesawat milik
maskapai, tong penyimpan pupuk kompos, bahan untuk lantai dan bahan bangunan.
5. PP
adalah Polypropylene umum ditemukan dalam tutup botol, yogurt kontainer, botol
saus, dan straws. memiliki titik lebur yang tinggi dan dapat digunakan untuk
tempat cairan panas. Dapat didaur ulang dan merupakan bagian dari pertumbuhan
jumlah program daur ulang kota yang kemudian lebih berbelok tutup botol dan
item lainnya termasuk kabel baterai, wadah, tong dan nampan.
6. PS
adalah polystyrene. yang biasa dikenal dengan merek dagang Styrofoam. styrene
itu ada di mana-mana dalam kontainer barang dan daftar pada banyak kelompok
environental. Styrene telah diklaim oleh banyak anti-waste dan kelompok
kesehatan bahwa polystyrene dapat melepaskan toksin ke dalam makanan.
7. Other/Lainnya/Polycarbonate,
klasifikasi ini meliputi berbagai plastik bukan Resins yang cocok ke dalam
kategori lainnya. Produk yang sering mengandung sejumlah plastik.
"Lainnya" adalah produk yang digunakan untuk membuat iPod, DVD,
kacamata hitam, Anti-peluru dan galon air 5 liter. jenis plastik ini tidak
mudah untuk didaur ulang, namun dapat dilakukan.
8. SM
atau Sampah Masyarakat, sampah plastik jenis ini tidak dapat diklasifikasikan
dengan jenis sampah manapun. Tidak dapat didaur ulang namun sangat ramah
lingkungan. Semua bagiannya dapat dibusukkan oleh mikroba. Sampah ini tidak
mempunyai nilai apapun. Jenis ini mendapat penolakan sosial dimana-mana.
2.3
Kebiasaan Masyarakat Desa dalam Membuang Sampah Plastik
Belum
banyak dari pemerintah maupun pejabat negara yang memperhatikan keadaan
masyarakat di desa-desa. Dalam pedesaan masyarakat masih memiliki berbagai
permasakalah yang harusnya pemerintah ikut turun tangan dalam penyelesaian
masalah tersebut. Salah satu permasalahan yang tidak dapat dihindarkan dari
masyarakat desa adalah pembuangan sampah plastik sembarangan. Banyak dari
masyarakat di pedesaan yang tidak memiliki tempat sampah khusus, bahkan mungkin
lebih dari 60% masyarakat di pedesaan belum memiliki tempat sampah. Padahal
tempat sampah ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam
pengendalian sampah. Suatu daerah yang tidak memiliki tempat sampah bisa
menjadi daerah yang kumuh dan menjadikan daerahtersebut tercemar oleh sampah.
Di pedesaan salah satunya di desa saya yaitu Desa Sodong kecamatan wonotunggal
kabupaten batang banyak dari warga disini yang tidak memiliki tempat sampah.
Ini sudah menjadi kebiasaan sejak dulu dan masih berlangsung hingga saat ini.
Hal ini tentunya tidak baik jika dibiarkan terus-menerus. Belum ada upaya dari
warga maupun pemerintah setempat mengenai hal ini, bahkan hal tersebut seperti
terabaikan dan tidak pernah ada dalam pembahasan saat ada kumpul desa. Selain
itu juga ada menimbulkan berbagai pencemaran seperti pencemaran udara dan
pencemaran tanah. Sifat plastik yang tidak terurai dalam puluhan tahun tentunya
akan merusak komposisi tanah, sehingga kesuburan tanah akan menurun. Hal ini
akan menjadikan tunbuh-tumbuhan menjadi terganggu dalam penyerapan mineral di
tanah karena kandungan tanah telah tercemar oleh plastik yang mampu bertahan
dalam waktu yang sangat lama.
Masih
banyak masyarakat di Desa Sodong yang membuang sampah plastik di lingkungan
sekitar rumahnya, bahkan plastik-plastik tersebut dibuang didekat
tumbuh-tumbuhan, sehingga akan mengganggu proses pertumbuhan. Saat saya
berjalan-jalan di kebun maupun jalan masih saya dapati plastik-plastik dari
zaman dahulu yang telah berubah warna menjadi putih tapi masih dalam bentuk
plastik yang utuh. Terkadang saya mengambilnya kemudian membakarnya. Hal
tersebut tentunya tidak saya lakukan terus menerus karena membutuhkan waktu
yang sangat lama. Dan hal itu juga belum pernah saya sampaikan kepada
pihak-pihak lain. Kurangnya pendidikan tentang bahaya sampah plastik ini
menjadikan orang di sini acuh apabila membuang sampah plastik di mana pun.
Kalau kita perhatikan di setiap kebun-kebun pasti akan kita dapati sampah
plastik satu atupun dua bahkan lebih yang sudah terkubur dalam tanah. Ini
tentunya menjadi masalah kita bersama yang harus kita atasi. Solusi terbaik
adalah dengan menggunakan plastik seminim mungkin dan jangan langsung
membuangnya, kita bisa memanfaatkannya berkali-kali. Selain itu juga penting
bagi pemerintah maupun dari ormas pemerhati lingkungan untuk memberikan
penyuluhan tentang bahaya dari plastik. Selainitu juga perlu disediakan tempat
penampungan sampah desa yang dikelola secara bijak sehingga masyarakat tidak
lagi membuang samoah di sembarang tempat terutama di lingkungan sekitar. Hal
tersebut memang memerlukan proses yang panjang dan memerlukan waktu yang lama.
Tapi hal itu dilakukan untuk menyelamatkan anak cucu kita di masa depan agar
tidak hidup berdampingan dengan plastik. Selain itu juga itu merupakan salah
satu kewajiban kita untuk menjaga lingkungan.
2.4 Dampak yang
Ditimbulkan Limbah Plastik Bagi Lingkungan
Akibat dari semakin
bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah
pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari
aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah.
Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat
bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas
industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri
selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri
ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran
lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih
dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat
dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah;
Limbah dihasilkan pada
umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam bentuk %scrapt
atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah hukum ekologi
menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya
alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu dan akan
dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip
Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai
pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.
Limbah/buangan
yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah
domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena
kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya.
Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu
lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan
bila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan
terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi baikindustri maupun domestik (rumah tangga,
yang lebih dikenal sebagai sampah),
yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat
dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah;
Limbah
dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam
bentuk %scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah
hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang
gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut
selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan
prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam
sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.
Permasalahan limbah plastik di Indonesia telah memasuki tahap yang sangat
mengkhawatirkan. Diperkirakan lebih dari 100 miliar kantong plastik digunakan
oleh masyarakat tiap tahunnya dan kebanyakan limbah plastik tersebut tidak
dikelola atau diolah secara benar. Limbah plastik sangat sulit sekali terurai
secara sempurna oleh tanah karena prosesnya membutuhkan waktu yang lama.
Partikel
hasil uraian plastik juga beresiko mencemari lingkungan. Pencemaran lingkungan
akibat limbah plastik akhirnya menjadi sebuah konsekuensi yang harus ditanggapi
serius terutama oleh masyarakat sebagai pihak yang sangat berperan dalam
permasalahan ini.
Plastik
merupakan benda anorganik dan non-biodegradable yang terbuat dari
bahan-bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Bahan-bahan kimia inilah
yang membuat limbah plastik berbahaya bagi kelestarian lingkungan. Limbah
plastik mengandung Polychlorinated Biphenyl atau PCB sehingga membuat limbah
plastik sulit terurai.
Selain
itu jika limbah plastik termakan oleh hewan dan tanaman maka hewan dan tanaman
tersebut beracun sehingga berbahaya bagi keberlangsungan rantai makanan. Limbah
plastik yang terurai di dalam tanah akan menghasilkan partikel-partikel yang
bisa mencemari air dan tanah. Tanah menjadi tidak subur karena banyak hewan
pengurai, misal cacing tanah yang terbunuh akibat partikel-partikel tersebut,
air di dalam tanah tidak bisa mengalir lancar, dan menghalangi sirkulasi udara
di dalam tanah. Limbah plastik juga berperan dalam pemanasan global sehingga
terjadi perubahan iklim yang ekstrem. Sejak dari proses produksi plastik sampai
dengan pembuangan, plastik telah menghabiskan banyak energi dan mengemisi gas
rumah kaca ke astmosfer dan penipisan lapisan ozon. Limbah plastik yang dibuang
sembarangan, misalnya di sungai akan membuat banjir karena sungai dangkal
akibat tumpukan limbah plastik. Jika limbah plastik dibakar juga akan
menghasilkan gas karbondioksida sehingga mengakibatkan polusi pada udara dan
pemanasan global.
2.5 Cara Pengelolaan Limbah Plastik
Plastik
merupakan material yang sangat akrab dalam kehidupan manusia. Kemajuan
teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir
setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material
plastik banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan,
transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua
kalangan masyarakat.Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak
digunakan dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya jumlah produk
plastik yang akan menjadi sampah pun terus bertambah. Limbah plastik yang umum
ditemukan di tempat pembuangan sampah antara lain botol minuman dan deterjen
yang termasuk jenis PET, dan kantong plastik. Jumlah kantong plastik di TPA
terus menumpuk karena tidak terlalu diminati karena memiliki nilai jual yang
rendah. Kantong-kantong plastik ini tidak mudah terurai sehingga hanya akan
terus menumpuk dan bertambah di TPA sampai 1000 tahun ke depan.
Oleh
karena itu diperlukannya suatu solusi tepat yang bukan hanya mengurangi
penggunaan kantong plastik karena selama masih diijinkan untuk digunakan maka
kantong plastik itu akan terus ada dan bertambah. Limbah kantong plastik yang
menumpuk di TPA dapat menjadi peluang dan jika diolah dengan benar dapat
menjadi sumber daya. Pengembangan proses pengolahan kantong plastik dilakukan
melaui eksperimentasi untuk membuka peluang pemanfaatan kantong plastik dengan
penerapan teknologi sederhana, murah, dan nyata. Eksperimen juga mencakup eksplorasi
sifat dan karakteristik kantong plastik yang unik untuk diaplikasikan menjadi
produk bernilai tinggi sehingga dapat menaikkan nilai dari limbah kantong
plastik. Berbagai macam dampak limbah plastik tersebut tentunya akan membawa
ancaman lebih besar jika tidak segera diatasi. Terdapat berbagai macam cara
untuk mengatasi limbah plastik, diantaranya yaitu reuse, reduce, dan recycle
limbah plastik. Penggunaan atau pemanfaatan kembali limbah plastik (reuse)
dapat menjadi salah satu upaya pengelolaan limbah plastik secara benar
sekaligus hemat biaya, waktu, energi, dan sumber daya.
Limbah
plastik tersebut digunakan lagi sesuai dengan fungsi sebelumnya atau dengan
fungsi yang berbeda. Pilih barang plastik yang masih bisa digunakan dan jangan
gunakan barang plastik yang sekali pakai (disposable).Reduce yaitu upaya
pengurangan penggunaan material-material atau bahan-bahan yang dapat
menghasilkan limbah plastik, misalnya hindari penggunaan barang atau benda yang
sekali pakai, pilih barang atau benda yang dapat didaur ulang, dan yang dapat
diisi ulangi. Sedangkan recycle atau daur ulang merupakan upaya mengatasi
limbah plastik dengan cara mengolah kembali limbah plastik sehingga memiliki
banyak fungsi dan bernilai ekonomis. Proses daur ulang pada limbah plastik biasanya
dimulai dari pengumpulan sampah, penyortiran sampah, pembersihan sampah,
kemudian proses pengolahan atau produksi untuk menjadi material baru. Untuk
bisa didaur ulang limbah plastik harus memenuhi beberapa persyaratan terlebih
dahulu, misalnya limbah bersifat homogen, sudah berbentuk sesuai dengan
kebutuhan, tidak teroksidasi, dan tidak terkontaminasi.
Biasanya
daur ulang pada limbah plastik dilakukan oleh industri. Saat ini 80% lebih
jenis limbah plastik bisa didaur ulang walaupun terdapat penggunaan zat
tambahan agar material hasil daur ulang lebih berkualitas. Bahaya limbah
plastik bisa diminimalisasi jika kita semua ikut berperan aktif dalam mengelola
limbah plastik dengan baik dan benar, misalnya dengan cara menerapkan prinsip
3R (reuse, reduce, dan recycle) dalam kehidupan sehari-hari.
Daur
ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas
kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern
dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and
Recycle).
Adapun
tahapan-tahapan dalam pengelolaan plastik menjadi sebuah produk adalah sebagai
berikut:
1. Mengumpulkan; yakni
mencari barang-barang yang telah di buang seperti kertas, botol air mineral,
dus susu, kaleng dan lain-lainya.
2. Memilah; yakni
mengelompokkan sampah yang telah dikumpulkan berdasarkan jenisnya, seperti
kaca, kertas, dan plastik.
3. Menggunakan
Kembali; Setelah dipilah, carilah barang yang masih bisa digunakan kembali
secara langsung. Bersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
4. Mengirim; Kirim
sampah yang telah dipilah ke tempat daur ulang sampah, atau menunggu pengumpul
barang bekas keliling yang akan dengan senang hati membeli barang tersebut.
5. Lakukan
Daur Ulang Sendiri; Jika mempunyai waktu dan ketrampilan kenapa tidak
melakukan proses daur ulang sendiri. Dengan kreatifitas berbagai sampah yang
telah terkumpul dan dipilah dapat disulap menjadi barang-barang baru yang
bermanfaat.
Beberapa
bentuk hasil daur ulang dari sampah plastik, antara lain sebagai berikut:
1.
Tatakan/tutup gelas
2.
Nampan, korek gas, toples
3.
Tali Rambut boneka
5.
Ember centong, tempat sabun, piring
6.
Celengan, botol plastik
7.
Ember, roda mobil mainan, gayung
8.
Rolan kabel, tali rafia
9.
Corong, tempat sayuran, tempat sambal
10.
Tali Sandal, sepatu boot
Pemanfaatan
limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan
dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan
baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali
(reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik
dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan
keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan
untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk
kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali
terjadi di kota-kota besar.
Pemanfaatan
limbah plastik di antaranya adalah untuk keperluan rumah tangga, atau sebagai
bahan pembuat aksesoris maupun hiasan yang bisa dijadikan sebagai barang
bernilai ekonomis. Plastik juga sudah banyak diwujudkan dalam bentuk busana,
walaupun dalam presentasi kecil, contohnya seperti mantel, jas hujan, tas,
aksesoris dan lain – lain. Hiasan dan korsase (dari plastik) akan memperindah
busana kreasi baru dari bahan gelas plastik.
Pembuatan
busana kreasi baru dari limbah gelas plastik seharusnya bernilai ekonomis
tinggi. Akan tetapi, proses pembuatnnya yang memerlukan waktu relatif lama
terutama dalam mengecat gelas plastik sehingga diperlukan ketelitian dan
kesabaran menjadi salah satu hambatan terwujudnya hal tersebut. Selain pemasangan
hiasan gelas plastik.pada busana, kesulitan yang tampak terdapat pula pada
pemeliharaan busana kreasi baru ini, selain ketelitian dengan penyimpananya
diruang yang longgar/tidak sempit, menghindari udara lembab dan panas, serta
secara periodik dikeluarkan guna diangin-anginkan menjadi kaharusan untuk
pemeliharaan busana. Selain itu, bahan baku limbah yang digunakan yang pada
hakikatnya merupakan sampah yang tidak dipakai lagi mengharuskan biaya
pengolahannya tidak termasuk dalam kisaran yang kecil.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Limbah
plastik adalah barang buangan yang berupa plastik yang dihasilkan dari suatu
proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal
sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Plastik memiliki
berbagai macam jenis antara lain polyethelene
density, polyethelene terephtale, polyvinyl chloride, low density polyethelene,
polypropyleyne, polystyrene, polycarbonate dan sampah masyarakat.
Masih
banyak masyarakat di Desa Sodong yang membuang sampah plastik di lingkungan
sekitar rumahnya, bahkan plastik-plastik tersebut dibuang didekat
tumbuh-tumbuhan, sehingga akan mengganggu proses pertumbuhan. Saat saya
berjalan-jalan di kebun maupun jalan masih saya dapati plastik-plastik dari
zaman dahulu yang telah berubah warna menjadi putih tapi masih dalam bentuk
plastik yang utuh. Terkadang saya mengambilnya kemudian membakarnya. Hal
tersebut tentunya tidak saya lakukan terus menerus karena membutuhkan waktu
yang sangat lama. Dan hal itu juga belum pernah saya sampaikan kepada
pihak-pihak lain. Kurangnya pendidikan tentang bahaya sampah plastik ini
menjadikan orang di sini acuh apabila membuang sampah plastik di mana pun.
Kalau kita perhatikan di setiap kebun-kebun pasti akan kita dapati sampah
plastik satu atupun dua bahkan lebih yang sudah terkubur dalam tanah. Ini
tentunya menjadi masalah kita bersama yang harus kita atasi.
Plastik
merupakan benda anorganik dan non-biodegradable yang terbuat dari
bahan-bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Bahan-bahan kimia inilah
yang membuat limbah plastik berbahaya bagi kelestarian lingkungan. Limbah
plastik mengandung Polychlorinated Biphenyl atau PCB sehingga membuat limbah
plastik sulit terurai. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah
padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,
pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama
dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah
3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
3.2 Saran
Kita harus bijak dalam menggunakan plastik.
Kita harus mampu memanfaatkan plastik dengan sebaik mungkin. Karena sifat
plastik tidak bisa habis dalam kurun waktu yang sangat lama maka kita tidak
boleh membunag plastik secara sembarangan karena dapat mencemari lingkungan.
Hal yang dapat kita lakukan dari diri sendiri yaitu dengan mulai menggunakan
plastik sedikit mungkin. Plastik-plastik yang sudah terbuang sebisa mungkin di
daur ulang untuk dijadikan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kita. Karena dengan
itu kita dapat mengurangi sampah plastik dan bisa menghasilkan sesuatu yang
berguna dari barang yang awalnya terabaikan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Berikut
ini salah satu contoh limbah plastik yang perlu di konservasi di daerah pedesaan
No comments:
Post a Comment