Thursday, October 10, 2019


MAKALAH
PENTINGNYA PENGELOLAAN LIMBAH PLASTIK DI PEDESAAN
Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Konservasi
Dosen pengampu: Dr. Ali Sunarso, M.pd




Nama                : Mohamad Yusuf
NIM                 : 1401418263
No Presensi      : 08
ROMBEL F

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Taala atas berkat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “pentingnya pengelolaan limbah plastik di pedesaan” untuk tugas mata kuliah Pendidikan Konservasi Semester Genap tahun 2018/ 2019.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusun dalam penyusunan makalah ini, yaitu:
1.            Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang senantiasa memberi kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini.
2.            Dr. Ali Sunarso, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah  Pendidikan konservasi yang telah membimbing penyusun dalam menyusun makalah ini.
3.            Teman-teman yang selalu memberikan dukungan demi terselesaikannya tugas ini.
4.            Pihak-pihak yang telah membantu penyusun dalam menyusun makalah  ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai pentingnya mengelola limbah plastik dan bagaimana cara mengelola limbah plastik di pedesaan. Penyusun telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun tentu makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi penyusun.

 

Semarang, 14 Juni  2019
                                               


                                                                                    Penyusun






DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR……………………………………………………………………....…i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...……...ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan Makalah.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian  Limbah Plastik…........................................................................................6
2.2 Jenis-Jenis Limbah Plastik….........................................................................................7
2.3 Bagaimana kebiasaan masyarakat desa dalam membuang limbah plastik…..…… ….8
2.4 Dampak yang ditimbulkan limbah plastik bagi lingkungan…………………………..9
2.4 Cara Pengelolaan Limbah Plastik………………………………………….................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................15
3.2 Saran……………………………………………………………………………..…..15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................16
LAMPIRAN………………………………………………………………………………….17







BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

             Sampah plastik merupakan sampah yang paling banyak dibuang oleh manusia karena banyak orang yang menggunakan plastik untuk keperluannya sehari-hari entah itu perorangan, toko, maupun perusahaan besar. Misalnya, berbelanja pasti akan membutuhkan plastik untuk membawa barang belanjaan, jika plastik itu sudah tak terpakai apakah plastik itu akan disimpan? Tidak kan. Apa yang mereka lakukan? membuang dan membakar itulah yang mereka lakukan.
Pembuangan sampah-sampah plastik kedalam air dan tanah telah menambah tingkat kesengsaraan alam. Mengapa demikian? Sampah plastik terbuat dari bahan anorganik. Bahan-bahan anorganiktersebut sangat sulit dan tidak mungkin diuraikan oleh bakteri pengurai. Apabila ditimbun dalam tanah untuk menguraikannya butuh  waktu berjuta-juta tahun. Dan apabila dibakar hanya akan menjadi gumpalan dan butuh waktu lama untuk mengurainya. Dan apakah kalian tahu akibatnya jika sampah plastik itu terlalu lama tertimbun dalam tanah dan tertumpuk? Satu, terjadi pemanasan global yang berdampak pada kehidupan manusia itu sendiri. Dua berdampak pada hewan laut yang menelan sampah plastik yang terbawa ke laut,dll. Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola.
Penggunaan plastik pada dasarnya dapat memberikan kemudahan dan kepraktisan, sehingga masyarakat sangat sulit untuk menghindari penggunaan plastik tersebut. Akan tetapi dibalik kemudahan dan kepraktisan tersebut, plastik juga memberikan dampak buruk khususnya bagi lingkungan. Plastic mengandung bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu.Menyadari dampak buruk akibat pemakaian plastik terhadap lingkungan, saat ini pemerintah semakin giat memberikan kesadaran terhadap masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan, kemudian memberikan pengajaran mengenai cara pengolahan limbah plastik menjadi barang yang bermanfaat bagi kehidupan.
Masyarakat desa yang menggunakan plastik masih memiliki pengetahuan yang kurang terhadap bahaya dari pembuangan plastik secara sembarangan, sehingga banyak masyarakat di desa-desa yang membuang sampah sembarangan seperti di kebun-kebun dan tempat-tempat sekitar rumah masyarakat.


1.2  Rumusan Masalah

1.      Apakah yang dimaksud dengan limbah plastik?
2.      Apa saja jenis-jenis dari limbah plastik?
3.      Bagaimana kebiasaan masyarakat desa dalam pembuangan sampah plastik?
4.      Apa saja dampak yang ditimbulkan limbah plastik bagi lingkungan?
5.      Bagaimana cara pengelolaan limbah dengan baik dan benar?

1.3  Tujuan

1.      Mengetahui dan memahami arti dari limbah plastik.
2.      Menyebutkan jenis-jenis limbah plastik.
3.      Mengetahui kebiasaan masyarakat desa dalam pembuangan sampah plastik.
4.      Mengetahui  dampak yang ditimbulkan limbah plastik bagi lingkungan.
5.      Mengetahui cara pengelolaan limbah plastik dengan baik dan benar.









BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Limbah Plastik
Limbah plastik adalah barang buangan yang berupa plastik yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
                             Sejak tahun 1950-an plastik menjadi bagian penting dalam hidup manusia. Plastik digunakan sebagai bahan baku kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan alat-alat elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk mengganti bagian-bagian tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada tahun 1976 plastik dikatakan sebagai materi yang paling banyak digunakan dan dipilih sebagai salah satu dari 100 berita kejadian pada abad ini.
                        Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 di sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris. Plastik temuan Parkes disebut parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang lebih murah. Ia juga menemukan bahwa parkesine ini bisa dibuat transparan dan mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan.  Pada akhir abad ke-19 ketika kebutuhan akan bola biliar meningkat, banyak gajah dibunuh untuk diambil gadingnya sebagai bahan baku bola biliar. Pada tahun 1866, seorang Amerika bernama John Wesley Hyatt, menemukan bahwa seluloid bisa dibentuk menjadi bahan yang keras. Ia lalu membuat bola biliar dari bahan ini untuk menggantikan gading gajah. Tetapi, karena bahannya terlalu rapuh, bola biliar ini menjadi pecah ketika saling berbenturan. Bahan sintetis pertama buatan manusia ditemukan pada tahun 1907 ketika seorang ahli kimia dari New York bernama Leo Baekelandmengembangkan resin cair yang ia beri nama bakelite. Material baru ini tidak terbakar, tidak meleleh dan tidak mencair di dalam larutan asam cuka. Dengan demikian, sekali bahan ini terbentuk, tidak akan bisa berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke berbagai material lainnya seperti kayu lunak.  
                 Tidak lama kemudian berbagai macam barang dibuat dari bakelite, termasuk senjata dan mesin-mesin ringan untuk keperluan perang.Bakelite juga digunakan untuk keperluan rumah tangga, misalnya sebagai bahan untuk membuat isolasi listrik. Rayon, suatu modifikasi lain dari selulosa, pertama kali dikembangkan oleh Louis Marie Hilaire Bernigaut pada tahun 1891 di Paris. Ketika itu ia mencari suatu cara untuk membuat sutera buatan manusia dengan cara mengamati ulat sutera. Namun, ada masalah dengan rayon temuannya ini yaitu sangat mudah terbakar. Belakangan masalah ini bisa diatasi oleh Charles Topham. 
                         Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic. Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia, penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita.

https://pengelolaanlimbah.files.wordpress.com/2012/06/100_4217-copy.jpg?w=570&h=249
Gb. Sampah plastik


2.2  Jenis-jenis Plastik
plastik juga memiliki berbagai jenis, jenis-jenis tersebut yaitu:
1.            PET atau PETE adalah  polyethylene terephtalate. Plastik ini digunakan untuk membuat sebagian besar botol plastik dan kontainer dari minuman, dan juga digunakan untuk salad dressing kontainer, botol minyak sayur dan tempat makanan ovenproof. PET dapat didaur ulang menjadi pakaian, tote bags, furniture, karpet, hiasan jalur, dan kontainer baru.



2.      HDPE adalah polyethylene densitas tinggi, plastik serbaguna yang dapat didaur ulang. Digunakan untuk membuat botol detergen dan pemutih, botol jus, botol oli motor, tempat mentega, beberapa kantong sampah dan kotak cereal.
dapat didaur ulang lagi menjadi botol dan kontainer, lantai keramik.
3.      Vinyl /PVC atau V atau Polyvinyl chloride yang keras dan tahan cuaca. PVC mengandung khlor, yang berarti bahwa beberapa berbahaya karena dioxins diproduksi selama manufaktur. Digunakan untuk membuat beberapa kontainer dan botol untuk deterjen dan minyak goreng, serta jendela, pipa saluran, kawat jacketing, dan bungkus makanan cerah.
4.      LDPE adalah low density polyethylene dan memiliki banyak aplikasi. Sering ditemukan dalam botol, tote bags. umumnya dapat di daur ulang untuk bil pesawat milik maskapai, tong penyimpan pupuk kompos, bahan untuk lantai dan bahan bangunan.
5.      PP adalah Polypropylene umum ditemukan dalam tutup botol, yogurt kontainer, botol saus, dan straws. memiliki titik lebur yang tinggi dan dapat digunakan untuk tempat cairan panas. Dapat didaur ulang dan merupakan bagian dari pertumbuhan jumlah program daur ulang kota yang kemudian lebih berbelok tutup botol dan item lainnya termasuk kabel baterai, wadah, tong dan nampan.
6.      PS adalah polystyrene. yang biasa dikenal dengan merek dagang Styrofoam. styrene itu ada di mana-mana dalam kontainer barang dan daftar pada banyak kelompok environental. Styrene telah diklaim oleh banyak anti-waste dan kelompok kesehatan bahwa polystyrene dapat melepaskan toksin ke dalam makanan.
7.      Other/Lainnya/Polycarbonate, klasifikasi ini meliputi berbagai plastik bukan Resins yang cocok ke dalam kategori lainnya. Produk yang sering mengandung sejumlah plastik. "Lainnya" adalah produk yang digunakan untuk membuat iPod, DVD, kacamata hitam, Anti-peluru dan galon air 5 liter. jenis plastik ini tidak mudah untuk didaur ulang, namun dapat dilakukan.
8.      SM atau Sampah Masyarakat, sampah plastik jenis ini tidak dapat diklasifikasikan dengan jenis sampah manapun. Tidak dapat didaur ulang namun sangat ramah lingkungan. Semua bagiannya dapat dibusukkan oleh mikroba. Sampah ini tidak mempunyai nilai apapun. Jenis ini mendapat penolakan sosial dimana-mana.
2.3 Kebiasaan Masyarakat Desa dalam Membuang Sampah Plastik
Belum banyak dari pemerintah maupun pejabat negara yang memperhatikan keadaan masyarakat di desa-desa. Dalam pedesaan masyarakat masih memiliki berbagai permasakalah yang harusnya pemerintah ikut turun tangan dalam penyelesaian masalah tersebut. Salah satu permasalahan yang tidak dapat dihindarkan dari masyarakat desa adalah pembuangan sampah plastik sembarangan. Banyak dari masyarakat di pedesaan yang tidak memiliki tempat sampah khusus, bahkan mungkin lebih dari 60% masyarakat di pedesaan belum memiliki tempat sampah. Padahal tempat sampah ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam pengendalian sampah. Suatu daerah yang tidak memiliki tempat sampah bisa menjadi daerah yang kumuh dan menjadikan daerahtersebut tercemar oleh sampah. Di pedesaan salah satunya di desa saya yaitu Desa Sodong kecamatan wonotunggal kabupaten batang banyak dari warga disini yang tidak memiliki tempat sampah. Ini sudah menjadi kebiasaan sejak dulu dan masih berlangsung hingga saat ini. Hal ini tentunya tidak baik jika dibiarkan terus-menerus. Belum ada upaya dari warga maupun pemerintah setempat mengenai hal ini, bahkan hal tersebut seperti terabaikan dan tidak pernah ada dalam pembahasan saat ada kumpul desa. Selain itu juga ada menimbulkan berbagai pencemaran seperti pencemaran udara dan pencemaran tanah. Sifat plastik yang tidak terurai dalam puluhan tahun tentunya akan merusak komposisi tanah, sehingga kesuburan tanah akan menurun. Hal ini akan menjadikan tunbuh-tumbuhan menjadi terganggu dalam penyerapan mineral di tanah karena kandungan tanah telah tercemar oleh plastik yang mampu bertahan dalam waktu yang sangat lama.
Masih banyak masyarakat di Desa Sodong yang membuang sampah plastik di lingkungan sekitar rumahnya, bahkan plastik-plastik tersebut dibuang didekat tumbuh-tumbuhan, sehingga akan mengganggu proses pertumbuhan. Saat saya berjalan-jalan di kebun maupun jalan masih saya dapati plastik-plastik dari zaman dahulu yang telah berubah warna menjadi putih tapi masih dalam bentuk plastik yang utuh. Terkadang saya mengambilnya kemudian membakarnya. Hal tersebut tentunya tidak saya lakukan terus menerus karena membutuhkan waktu yang sangat lama. Dan hal itu juga belum pernah saya sampaikan kepada pihak-pihak lain. Kurangnya pendidikan tentang bahaya sampah plastik ini menjadikan orang di sini acuh apabila membuang sampah plastik di mana pun. Kalau kita perhatikan di setiap kebun-kebun pasti akan kita dapati sampah plastik satu atupun dua bahkan lebih yang sudah terkubur dalam tanah. Ini tentunya menjadi masalah kita bersama yang harus kita atasi. Solusi terbaik adalah dengan menggunakan plastik seminim mungkin dan jangan langsung membuangnya, kita bisa memanfaatkannya berkali-kali. Selain itu juga penting bagi pemerintah maupun dari ormas pemerhati lingkungan untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya dari plastik. Selainitu juga perlu disediakan tempat penampungan sampah desa yang dikelola secara bijak sehingga masyarakat tidak lagi membuang samoah di sembarang tempat terutama di lingkungan sekitar. Hal tersebut memang memerlukan proses yang panjang dan memerlukan waktu yang lama. Tapi hal itu dilakukan untuk menyelamatkan anak cucu kita di masa depan agar tidak hidup berdampingan dengan plastik. Selain itu juga itu merupakan salah satu kewajiban kita untuk menjaga lingkungan.

2.4 Dampak yang Ditimbulkan Limbah Plastik Bagi Lingkungan
Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah;
Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam bentuk %scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.
Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baikindustri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah;
Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam bentuk %scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru. Permasalahan limbah plastik di Indonesia telah memasuki tahap yang sangat mengkhawatirkan. Diperkirakan lebih dari 100 miliar kantong plastik digunakan oleh masyarakat tiap tahunnya dan kebanyakan limbah plastik tersebut tidak dikelola atau diolah secara benar. Limbah plastik sangat sulit sekali terurai secara sempurna oleh tanah karena prosesnya membutuhkan waktu yang lama.
Partikel hasil uraian plastik juga beresiko mencemari lingkungan. Pencemaran lingkungan akibat limbah plastik akhirnya menjadi sebuah konsekuensi yang harus ditanggapi serius terutama oleh masyarakat sebagai pihak yang sangat berperan dalam permasalahan ini.
Plastik merupakan benda anorganik dan non-biodegradable yang terbuat dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Bahan-bahan kimia inilah yang membuat limbah plastik berbahaya bagi kelestarian lingkungan. Limbah plastik mengandung Polychlorinated Biphenyl atau PCB sehingga membuat limbah plastik sulit terurai.
Selain itu jika limbah plastik termakan oleh hewan dan tanaman maka hewan dan tanaman tersebut beracun sehingga berbahaya bagi keberlangsungan rantai makanan. Limbah plastik yang terurai di dalam tanah akan menghasilkan partikel-partikel yang bisa mencemari air dan tanah. Tanah menjadi tidak subur karena banyak hewan pengurai, misal cacing tanah yang terbunuh akibat partikel-partikel tersebut, air di dalam tanah tidak bisa mengalir lancar, dan menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah. Limbah plastik juga berperan dalam pemanasan global sehingga terjadi perubahan iklim yang ekstrem. Sejak dari proses produksi plastik sampai dengan pembuangan, plastik telah menghabiskan banyak energi dan mengemisi gas rumah kaca ke astmosfer dan penipisan lapisan ozon. Limbah plastik yang dibuang sembarangan, misalnya di sungai akan membuat banjir karena sungai dangkal akibat tumpukan limbah plastik. Jika limbah plastik dibakar juga akan menghasilkan gas karbondioksida sehingga mengakibatkan polusi pada udara dan pemanasan global.


2.5 Cara Pengelolaan Limbah Plastik
Plastik merupakan material yang sangat akrab dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan, transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak digunakan dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya jumlah produk plastik yang akan menjadi sampah pun terus bertambah. Limbah plastik yang umum ditemukan di tempat pembuangan sampah antara lain botol minuman dan deterjen yang termasuk jenis PET, dan kantong plastik. Jumlah kantong plastik di TPA terus menumpuk karena tidak terlalu diminati karena memiliki nilai jual yang rendah. Kantong-kantong plastik ini tidak mudah terurai sehingga hanya akan terus menumpuk dan bertambah di TPA sampai 1000 tahun ke depan.
Oleh karena itu diperlukannya suatu solusi tepat yang bukan hanya mengurangi penggunaan kantong plastik karena selama masih diijinkan untuk digunakan maka kantong plastik itu akan terus ada dan bertambah. Limbah kantong plastik yang menumpuk di TPA dapat menjadi peluang dan jika diolah dengan benar dapat menjadi sumber daya. Pengembangan proses pengolahan kantong plastik dilakukan melaui eksperimentasi untuk membuka peluang pemanfaatan kantong plastik dengan penerapan teknologi sederhana, murah, dan nyata. Eksperimen juga mencakup eksplorasi sifat dan karakteristik kantong plastik yang unik untuk diaplikasikan menjadi produk bernilai tinggi sehingga dapat menaikkan nilai dari limbah kantong plastik. Berbagai macam dampak limbah plastik tersebut tentunya akan membawa ancaman lebih besar jika tidak segera diatasi. Terdapat berbagai macam cara untuk mengatasi limbah plastik, diantaranya yaitu reuse, reduce, dan recycle limbah plastik. Penggunaan atau pemanfaatan kembali limbah plastik (reuse) dapat menjadi salah satu upaya pengelolaan limbah plastik secara benar sekaligus hemat biaya, waktu, energi, dan sumber daya.
Limbah plastik tersebut digunakan lagi sesuai dengan fungsi sebelumnya atau dengan fungsi yang berbeda. Pilih barang plastik yang masih bisa digunakan dan jangan gunakan barang plastik yang sekali pakai (disposable).Reduce yaitu upaya pengurangan penggunaan material-material atau bahan-bahan yang dapat menghasilkan limbah plastik, misalnya hindari penggunaan barang atau benda yang sekali pakai, pilih barang atau benda yang dapat didaur ulang, dan yang dapat diisi ulangi. Sedangkan recycle atau daur ulang merupakan upaya mengatasi limbah plastik dengan cara mengolah kembali limbah plastik sehingga memiliki banyak fungsi dan bernilai ekonomis. Proses daur ulang pada limbah plastik biasanya dimulai dari pengumpulan sampah, penyortiran sampah, pembersihan sampah, kemudian proses pengolahan atau produksi untuk menjadi material baru. Untuk bisa didaur ulang limbah plastik harus memenuhi beberapa persyaratan terlebih dahulu, misalnya limbah bersifat homogen, sudah berbentuk sesuai dengan kebutuhan, tidak teroksidasi, dan tidak terkontaminasi.
Biasanya daur ulang pada limbah plastik dilakukan oleh industri. Saat ini 80% lebih jenis limbah plastik bisa didaur ulang walaupun terdapat penggunaan zat tambahan agar material hasil daur ulang lebih berkualitas. Bahaya limbah plastik bisa diminimalisasi jika kita semua ikut berperan aktif dalam mengelola limbah plastik dengan baik dan benar, misalnya dengan cara menerapkan prinsip 3R (reuse, reduce, dan recycle) dalam kehidupan sehari-hari.
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).


Adapun tahapan-tahapan dalam pengelolaan plastik menjadi sebuah produk adalah sebagai berikut:
1.      Mengumpulkan; yakni mencari barang-barang yang telah di buang seperti kertas, botol air mineral, dus susu, kaleng dan lain-lainya.
2.      Memilah; yakni mengelompokkan sampah yang telah dikumpulkan berdasarkan jenisnya, seperti kaca, kertas, dan plastik.
3.      Menggunakan Kembali; Setelah dipilah, carilah barang yang masih bisa digunakan kembali secara langsung. Bersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
4.      Mengirim; Kirim sampah yang telah dipilah ke tempat daur ulang sampah, atau menunggu pengumpul barang bekas keliling yang akan dengan senang hati membeli barang tersebut.
5.      Lakukan Daur Ulang Sendiri; Jika mempunyai waktu dan ketrampilan kenapa tidak melakukan proses daur ulang sendiri. Dengan kreatifitas berbagai sampah yang telah terkumpul dan dipilah dapat disulap menjadi barang-barang baru yang bermanfaat.
Beberapa bentuk hasil daur ulang dari sampah plastik, antara lain sebagai berikut:
1. Tatakan/tutup gelas
2. Nampan, korek gas, toples
3. Tali Rambut boneka
5. Ember centong, tempat sabun, piring
6. Celengan, botol plastik
7. Ember, roda mobil mainan, gayung
8. Rolan kabel, tali rafia
9. Corong, tempat sayuran, tempat sambal
10. Tali Sandal, sepatu boot
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar.
Pemanfaatan limbah plastik di antaranya adalah untuk keperluan rumah tangga, atau sebagai bahan pembuat aksesoris maupun hiasan yang bisa dijadikan sebagai barang bernilai ekonomis. Plastik juga sudah banyak diwujudkan dalam bentuk busana, walaupun dalam presentasi kecil, contohnya seperti mantel, jas hujan, tas, aksesoris dan lain – lain. Hiasan dan korsase (dari plastik) akan memperindah busana kreasi baru dari bahan gelas plastik.
Pembuatan busana kreasi baru dari limbah gelas plastik seharusnya bernilai ekonomis tinggi. Akan tetapi, proses pembuatnnya yang memerlukan waktu relatif lama terutama dalam mengecat gelas plastik sehingga diperlukan ketelitian dan kesabaran menjadi salah satu hambatan terwujudnya hal tersebut. Selain pemasangan hiasan gelas plastik.pada busana, kesulitan yang tampak terdapat pula pada pemeliharaan busana kreasi baru ini, selain ketelitian dengan penyimpananya diruang yang longgar/tidak sempit, menghindari udara lembab dan panas, serta secara periodik dikeluarkan guna diangin-anginkan menjadi kaharusan untuk pemeliharaan busana. Selain itu, bahan baku limbah yang digunakan yang pada hakikatnya merupakan sampah yang tidak dipakai lagi mengharuskan biaya pengolahannya tidak termasuk dalam kisaran yang kecil.
















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Limbah plastik adalah barang buangan yang berupa plastik yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Plastik memiliki berbagai macam jenis antara lain polyethelene density, polyethelene terephtale, polyvinyl chloride, low density polyethelene, polypropyleyne, polystyrene, polycarbonate dan sampah masyarakat.
Masih banyak masyarakat di Desa Sodong yang membuang sampah plastik di lingkungan sekitar rumahnya, bahkan plastik-plastik tersebut dibuang didekat tumbuh-tumbuhan, sehingga akan mengganggu proses pertumbuhan. Saat saya berjalan-jalan di kebun maupun jalan masih saya dapati plastik-plastik dari zaman dahulu yang telah berubah warna menjadi putih tapi masih dalam bentuk plastik yang utuh. Terkadang saya mengambilnya kemudian membakarnya. Hal tersebut tentunya tidak saya lakukan terus menerus karena membutuhkan waktu yang sangat lama. Dan hal itu juga belum pernah saya sampaikan kepada pihak-pihak lain. Kurangnya pendidikan tentang bahaya sampah plastik ini menjadikan orang di sini acuh apabila membuang sampah plastik di mana pun. Kalau kita perhatikan di setiap kebun-kebun pasti akan kita dapati sampah plastik satu atupun dua bahkan lebih yang sudah terkubur dalam tanah. Ini tentunya menjadi masalah kita bersama yang harus kita atasi.
Plastik merupakan benda anorganik dan non-biodegradable yang terbuat dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Bahan-bahan kimia inilah yang membuat limbah plastik berbahaya bagi kelestarian lingkungan. Limbah plastik mengandung Polychlorinated Biphenyl atau PCB sehingga membuat limbah plastik sulit terurai. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
3.2 Saran
     Kita harus bijak dalam menggunakan plastik. Kita harus mampu memanfaatkan plastik dengan sebaik mungkin. Karena sifat plastik tidak bisa habis dalam kurun waktu yang sangat lama maka kita tidak boleh membunag plastik secara sembarangan karena dapat mencemari lingkungan. Hal yang dapat kita lakukan dari diri sendiri yaitu dengan mulai menggunakan plastik sedikit mungkin. Plastik-plastik yang sudah terbuang sebisa mungkin di daur ulang untuk dijadikan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kita. Karena dengan itu kita dapat mengurangi sampah plastik dan bisa menghasilkan sesuatu yang berguna dari barang yang awalnya terabaikan.
DAFTAR PUSTAKA

















LAMPIRAN

Berikut ini salah satu contoh limbah plastik yang perlu di konservasi di daerah pedesaan

    
    
     


No comments:

Post a Comment

zona baca

Bahan Ajar Kelas 1 Tema 4 Keluargaku 3 keluarga besarku pembelajaran 4

BAHAN AJAR Tema                 : 4 Keluargaku Subtema            : 3 Keluarga Besarku Pembelajaran    : 4 Tujuan Pembelajaran Dengan ...