PERENCANAAN PERTUNJUKAN TARI MERAK
SDN SODONG 02
Dibuat sebagai Tugas
Ulangan Akhir Semester mata kuliah Seni Tari
Dosen Pengampu : Atip
Nurharini, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
Mohamad Yusuf (1401418263)
Rombel
F
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha
Esa. Atas segala karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun “Proposal Pagelaran
Seni” ini. Pada dasarya kami menyusun proposal ini karena untuk meminta
persetujuan dengan maksud untuk melaksanakan Pergelaran TARI
MERAK Kelas VI SDN SODONG 02 tahun 2019/2020.
Terwujudnya proposal ini adalah hasil kerja sama
antara seluruh panitia. Oleh karena itu, kami pun menyadari bahwa proposal ini
masih jauh dari kesempurnaan.
Ucapan-ucapan terima kasih pun kami sampaikan kepada
orangtua, guru-guru kami khususnya, kepada semua orang saja pada umumnya yang
telah mendukung kami untuk pergelaran seni yang akan diadakan.
Wassalamu’alaikum Wr.
Wb.
Batang, 10 Juni 2020
Penyusun
Panitia
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................i
DAFTAR
ISI......................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Nama Kegiatan...........................................................................................................1
1.2 Landasan
Kegiatan.....................................................................................................1
1.3 Tujuan Kegiatan.........................................................................................................2
Bab II ISI
2.1 Waktu
Pelaksanaan.....................................................................................................3
2.2 Susunan
Kepanitiaan..................................................................................................4
2.3 Rencana
Anggaran......................................................................................................4
2.4 Pelaksanaan
Kegiatan.................................................................................................6
Bab III Penutup
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kreatifitas merupakan ekspresi yang muncul dari diri
seseorang yang menghasilkan karya, kebanggaan, dan juga merupakan sesuatu yang
dapat kita kenang semasa hidup.
Kreatifitas tercipta karena
niat dan kecintaan kita pada sesuatu yang dapat kita jadikan
inspirasi sehingga menhasilkan karya yang dapat dinikmati semua orang.
Maka melalui acara Pagelaran seni SMA Negeri 8
Pekanbaru tahun pelajaran 2017/2018 ini kami siswa kelas XII berniat mengadakan
acara ‘Pagelaran Seni Tari” yang juga bertujuan untuk mengekspresikan dan
berbagi kreatifitas kami semua.
Kami juga berharap tidak hanya kami yang berbagi
kreatifitas tetapi semua warga sekolah dapat berbagi kreatifitas sebagai bukti
hasil belajar kami selama tiga tahun. Selain iru pergelaran seni tari masing
masing tari daerah di Indonesia sebagai bukti bahwa kami anak bangsa Indonesia
khususnya siswa SMANegeri 8 Pekanbaru cinta budaya Indonesia.
Kegiatan Pagelaran Seni ini dilaksanakan sekolah setiap
tahun. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Jumat, 10 November 2017 dan
dimulai pukul 08.00 bertempat di Hotel Pangeran Pekanbaru dengan tema
“Kenanganku Ekspresiku”. Sebagai persiapan kegiatan akan diadakan gladi bersih
pada hari Rabu-Kamis, pada 8-9 November dengan anggaran yang sudah ditetapkan.
1.2. Nama Kegiatan
Kegiatan ini bernama “PAGELARAN TARI MERAK SDN SODONG
02”
1.3. Landasan
Kegiatan
a. Program
pembelajaran mata pelajaran Seni Budaya
b. Program tahunan kelas
VI SDN SODONG 02
c. Perpisahan
kelas VI setelah melaksanakan Ujian Nasional
1.4 Tujuan Kegiatan
1. Siswa dapat menyalurkan kreatifitas dan
bakat yang dimiliki.
2.Siswa mendapatkan bekal tentang cara
merencanakan (merancang),mengkordinasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi
semua kegiatan.
3. Siswa mempunyai pengalaman
tentang berorganisasi sebuah pergelaran seni.
4. Memberi inspirasi pada generasi siswa yang
akan datang.
5. Siswa dapat mengambil manfaat dari kegiatan ini
untuk membangun jiwa kepemimpinan.
6. Siswa dapat mempererat tali persaudaraan.
7. Memberikan motivasi siswa dalam berprestasi.
8. Meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya
seni.
9. Memberikan wadah
bagi siswa untuk mengekspresikan diri.
BAB II
ISI
2.1 Waktu
Pelaksanaan
Hari /
tanggal : Jumat,
10 Juli 2020
Waktu : 08.00
– selesai
Tempat : Aula
SDN SODONG 02
Gladi Bersih
Hari /
tanggal : Rabu
– Kamis, 8 – 9 Juli 2020
Waktu : 08.00
– Selesai
Tempat : Aula
SDN SODONG 02
2.2 Susunan
Kepanitiaan
Penanggung jawab : Bapak Erwan Martias
Pembina Seni : Ibuk H.Glorita,S.Pd
Ketua Pagelaran : Mohamad
Yusuf
Wakil Ketua : Liliana Ester
Sekretaris : 1. Nurul Shaffiqa
2 Annatasya Putri S
Bendahara : 1. Carlo Tupa Indriawan
2. M.Janrigo
Tata Letak / Dekoras : 1. Ade
Andra
2. Wahyu Syafri
3. Annisa
Karinia
Kreator : 1. M.Rizki
Zidane
2. Christina Kartika
3. Annisa
Safitri Hanum
Soundsystem / Panggung : 1. Nursyamsetia
Sari
2. Amadea
3. Gery
Maulana
4. Ahmad Haikal
Perlengkapan : 1. Mahadhi
Gandi
2. Ni Wayan Sinta
3. Atikah Luthfiyah
4.
Jessica Desriana
Seksi
Acara : 1. Faradisa
Hadiaty
2. Nadhifa
Dwi Putri
3. Atharika Nuralfalah
4.
hanifah
5. Zein Rinaldi
Seksi Dokumentasi :
1. Andika Fivaldi
2. Wildan Anugerah
3. Sheilla Audita
Seksi Keamanan : 1. Farhan
Nayfa
2. David Richardo
Seksi Doorprize : 1. Tasya
Amaliyah
2. Fannisa Salsabila
3. Nisrin Fadhilah
2.3 Rencana
Anggaran
1.
Panggung, Sound, Seng, Alat Musik, dan
Kursi : Rp.
5.600.000,00
2.
Dokumentasi (Cetak Foto, dan
DVD)
: Rp. 1.200.000,00
3.
Dekorasi : Rp. 600.000,00
4.
Doorprize : Rp. 1.250.000,00
5.
Konsumsi (Crew, Guru, dan
Panitia) : Rp.
1.050.000,00
6.
Tenaga Keamanan
a. Polisi
dua
orang : Rp. 200.000,00
b. Pak
Udin : Rp. 50.000,00
7.
Tenaga Pembantu dan Kebersihan
a. Pak
Aceng
: Rp. 50.000,00
b. Pak
Dadang
: Rp. 50.000,00
c. Pak
Akum : Rp. 50.000,00
d. Mas
Dika : Rp. 50.000,00
e. Pak
Idoy : Rp. 50.000,00
8. Lain-lain : Rp. 440.000,00
Total
Anggaran : Rp.
10.740.000,00
Sumber Dana
Iuran Siswa :
Kelas
4
: Rp 8.000,00 x 212
siswa : Rp 1.696.000,00
Kelas
5
: Rp 10.000,00 x 276
siswa : Rp 2.760.000,00
Kelas 6
: Rp 10.000,00
x 400
siswa : Rp 4.000.000,00
Dana Sekolah :
Rp. 3000.000,00
|
TOTAL :
Rp. 11.456.000,00
2.4 PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tari Merak
Menurut Ine Ariani (2013)
menyebutkan bahwa diciptakan
Tari Merak berawal atas
permintaan Soekarno yang menginginkan suatu pertunjukan untuk
penyambutan tamu negara. Pada zaman itu
Indonesia mulai menjadi negara berkembang
sehingga banyak tamu-tamu dari luar negeri yang ingin berkunjung
dan melakukan kerja sama. Soekarno
meminta Tjetje Somantri untuk menciptakan suatu kesenian yang mampu membuat para tamu negara tersebut terpesona dan
terhibur. Atas permintaan tersebut
Tjetje Somantri menciptakan
sebuat
tarian
kreasi yang di adaptasi dari seekor burung
elok
yaitu burung Merak. Keindahan dan keelokan burung tersebut di eksplorasi menjadi sebuah tarian yang menceritakan kehidupan
dan pesona Merak jantan. Tjetje Somantri juga pernah
menceritakan bahwa Soekarno memiliki sifat romantisme dan sangat mengagumi
keindahan. Karena hal tesebut maka penari yang ditampilkan adalah perempuan.
Menurutnya perempuan lebih cocok
menampilkan tarian
ini
karena mempunyai
kehalusan
gerak saat menari
dan dalam
gerakan-gerakannya
yang gemulai perempuan memberikan kesan
yang indah
serta lembut.
B. Gerak Tari Merak
Menurut Iyus Rusliana (2012) gerak tari akan dapat dimengerti secara visual dengan memperhatikan bentuk dan desain
geraknya. Desain gerak merupakan pola
rangkaian dari elemen gerak yang estetis, dimana rangkaiannya merupakan rangkaian terpendek. Desain gerak yang disampaikan oleh Iyus Rusliana ada 4
(empat)
desain
gerak, yaitu:
a. Desain gerak
berdasarkan organ tubuh,
diantaranya:
Sikap tari, yaitu penampilan yang tidak bergerak. Pengertian ini serupa
dengan pengertian menurut Anis Sujana (2007:266) bahwa sikap
dalam konteks tari adalah pose atau posisi tubuh dalam keadaan diam. Gerak, yaitu bagian tubuh yang melakukan gerak, bagian tubuh tersebut misalnya
tangan atau
kaki
saja. Dapat juga harmonisasi dari beberapa bagian tubuh,
seperti harmonisasi tangan dan kepala,
tangan dan kaki. Sebagai contoh adalah gerak sembah, pada gerak ini sikap tarinya terdapat pada tangan dan
geraknya terdapat pada kepala.
b. Desain
gerak berdasarkan level
penampilan tubuh.
Level
yang dimaksud adalah tinggi rendahnya penampilan
tubuh dan yang
termasuk level,
diantaranya:
Level rendah: posisi seluruh badan menyentuh lantai, duduk, posisi lutut
menyentuh
lantai.
Level menengah: posisi berdiri rapat kaki, badan agak membungkuk atau lutut ditekuk
Level tinggi: posisi seluruh
badan
berdiri dengan kaki jinjit,
loncat.
c. Desain gerak
berdasarkan volume, berhubungan
dengan gerak. Pengertian
volume, yaitu
ukuran besar kecilnya gerakan,
diantaranya:
Volume kecil,
yaitu
ruang atau
jangkauan
geraknya paling
kecil atau
sempit.
Volume menengah, yaitu ruang atau jangkauan geraknya diantara sempit dan
luas atau
menengah.
Volume besar, yaitu ruang atau
jangkauan geraknya paling besar
atau luas. d.
Desain gerak berdasarkan kualitas gerak. Kualitas gerak yang dimaksud, yaitu jelas
tidaknya
akhir
dari penggunaan
tenaga saat melakukan gerakan,
diantaranya:
Gerak
patah-patah,
merupakan
gerak yang
peralihannya memiliki jeda yang tegas dan
jelas.
Gerak
mengalun, merupakan
gerak yang dilakukan
secara berkelanjutan. Berdasarkan hasil analisis tentang gerak
pada
kesenian
Tari Merak maka:
1. Sikap tari dari keseluruhan
gerak yang diteliti pada kesenian Tari
Merak seluruh bagian
tubuh ditonjolkan.
Gerakan-gerakan tangan,
kaki,
badan
dan kepala menyatu
menjadi gerakan
yang harmonis.
2. Tari Merak termasuk pada kategori menengah dan tinggi, karena posisi badan
saat menari berada pada posisi berdiri rapat kaki, badan agak membungkuk atau
lutut ditekut serta badan berdiri dengan
kaki
jinjit.
3. Berdasarkan gerak yang terdapat pada Tari Merak yang diteliti, tarian kreasi
ini bervolume menengah, karena
jangkauan geraknya diantara
sempit dan luas.
4. Tari Merak adalah tarian yang gemulai, halus, dan penuh dengan gerakan- gerakan lembut, sehingga berdasarkan kualitas geraknya Tari Merak termasuk
gerak mengalun.
Adapun gerak-gerak tari yang terdapat pada kesenian Tari Merak,
yaitu:
a. Bagian Kepala
1. Galier
Gerakan yang memutarkan kepala. Merupakan sikap tari yang diadaptasi dari gerakan burung
Merak yang sedang
menoleh.
Gambar II.1 Posisi kepala dan badan ketika melakukan gerakan galier.
Sumber: Dokumen Mekar Asih
2. Gilek
Gerakan menggoyangkan kepala dan leher ke
kanan dan ke kiri membentuk angka delapan yang didahului oleh dagu. Gilek merupakan
gambaran
perilaku burung saat menggelengkan kepala.
Gambar II.2 Posisi badan dan tangan ketika melakukan gerakan gilek.
Sumber: Dokumen Mekar Asih
b. Bagian Tangan
1. Ukel
Gerakan memutarkan tangan.
Gambar II.3 Posisi gerakan ukel.
Sumber: Dokumen Mekar Asih
2. Mucuk
Gerkan melingkarkan
jari tengah dan ibu jari.
3. Selut
Gambar II.4 Posisi tangan mucuk.
Sumber: Dokumen Mekar Asih
Gerakan tangan kanan dan kiri
yang digerakan ke dapan atau ke atas
dengan cara bergantian.
4. Tepak bahu
Gambar II.5 Posisi gerakan tangan selut.
Sumber: Dokumen Mekar Asih
Gerakan tangan yang menepuk-nepuk bahu baik itu satu tangan atau dua
tangan saling bergantian.
5. Capang
Gambar II.6 Posisi badan saat
melakukan gerak tepak bahu.
Sumber : Dokumen pribadi.
Gerakan tangan yang membengkokan salah satu dari tangan.
6. Lontang kiri / kanan
Gambar II.7 Posisi gerakan tangan capang.
Sumber: Dokumen Mekar Asih
Gerakan tangan yang menggunakan dua tangan digerakan
saling bergantian.
7. Trisik
Gambar II.8 Posisi
gerakan lontang.
Sumber: Dokumen Mekar Asih
Gerak
peralihan antara dua gerak pokok dalam susunan
tari
yang mengandung unsur berkeliling sambil berjinjit. Diawali dengan menyibakkan selendang
ke belakang, kemudian mengayunkan kedepan/samping, berjalan berkeliling
dengan langkah kecil-kecil sambil berjinjit dengan gerakan tangan yang membentang. Diadaptasi dari perilaku burung
Merak saat membentangkan sayap dan memekarkan
ekornya.
Gambar II.9 Posisi gerakan membentangkan sayap, trisik.
Sumber: Dokumen Mekar Asih
c. Bagian Kaki
1. Rengkuh :
Gambar II.10 Posisi gerakan
trisik
saat
berputar.
Sumber: Dokumen Mekar Asih
Menurunkan posisi badan dengan menekukan lutut dengan sikap badan
yang berdiri.
2. Seser
Gerakan kaki yang bergeser
ke arah kanan dan
kiri.
3. Siring
Gerakan kaki yang menggoyang-goyangkan kaki dengan
bersamaan.
4. Ngoreh
Gerakan
kaki yang
menggaruk-garuk
tanah.
Seperti
seekor
burung
yang sedang mencari makan (cacing).
d. Bagian
Gabungan :
1. Mincid
Gambar II.11 Posisi
gerakan ngoreh.
Sumber: Dokumen Mekar Asih
Gerakan gabungan kepala, tangan, dan kaki dan di gerakan bersamaan tetapi tangan dan kaki berbeda yaitu tangan kanan berpasangan dengan kaki
kiri begitu
pun sebaliknya.
2. Tumpang tali
Gambar II.12 Posisi
gerakan mincid.
Sumber: Dokumen Mekar Asih
Posisi tangan ukel, gerakan kaki ke depan ke belakang dilanjutkan dengan
mengibaskan
tangan ( selendang).
Gambar II.13 Posisi
gerakan saat mengibaskan selendang.
Sumber: Dokumen Mekar Asih
3. Bagian bercumbu
Posisi tangan mucuk, kaki kedepan, kepala ileug (gileuk). Gerakan ini
merupakan adaptasi dari burung Merak
ketika melakukan perkawinan.
Gambar II. 14 Posisi gerakan gabungan bagian bercumbu.
Sumber: Dokumen Mekar Asih
C. Kostum Tari Merak
Pengertian kostum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:
528) adalah pakaian khusus atau dapat pula
pakaian seragam bagi perseorangan, rombongan,
kesatuan
dalam upacara, pertunjukan, dan
sebagainya.
Menurut Anis Sujana (2007: 269)
“Dalam lingkup dunia tari, kostum
dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang membungkus (menutup) tubuh
penari”.
Dalam tari, kata kostum juga sering disepadankan dengan busana. Menurut
Arifah A. Riyanto (2003: 3) pengertian busana adalah segala yang dikenakan
mulai dari kepala hingga ujung
kaki
yang menampilkan keindahan.
Pada kesenian
Tari
Merak terdapat kostum atau busana yang digunakan oleh para penarinya dalam setiap pertunjukannya. Dalam sebuah kostum umumnya terdapat unsur- unsur diantaranya:
1. Bentuk
Bentuk yang dimaksud pengertiannya disepadankan
dengan ragam kostum,
misalnya kostum berbentuk celana panjang,
baju batuk dan sebagainya. Menurut Anis Sujana (2007: 269) kostum memiliki bagian-bagiannya sesuai dengan
proporsi tubuh, yaitu:
Bagian
kepala (penutup kepala).
Badan bagian
atas
(baju).
Bagan
bagian bawah
(kain dan celana).
2. Warna
Menurut Sadjiman
Ebdi
Sanyoto (2009: 13) warna dapat didefinisikan secara fisik atau objektif sebagai sifat cahaya yang
dipancarkan dan secara psikologis atau subjektif, dapat diartikan
sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. Masih menurut Sadjiman Ebdi
Santoyo (2009:
42-44)
warna
memiliki tiga macam keselarasan
warna, yaitu:
a. Laras warna tunggal atau monoton, yaitu suatu pewarnaan karya seni dengan satu warna.
b. Laras warna harmonis, yaitu kombinasi
warna
yang saling berhubungan.
Dimana sususnan warna harmonis enak dilihat, cocok untuk hal yang
perlu
dinikmati berlama-lama seperti interior,
busana, lukisan, dan
lain-lain.
Contohnya kuning-kuning, jingga-jingga dan lainnya.
c. Laras warna kontras, yaitu warna yang letaknya saling berjauhan satu sama
lain. Contohnya jingga-biru, hijau-merah,
kuning-ungu,
dan lainnya.
Menurut Dharsono Sony Kartika (2007:
39)
warna memiliki peranan yang
sangat penting, yaitu warna sebagai warna, warna sebagai repesentasi alam, warna sebagai lambang atau
simbol,
dan
warna sebagai simbol ekspresi.
Warna
pada kostum biasanya disesuaikan dengan jenis tarian,
warna juga
dapat bersifat fungsional ataupun simbolis yang
akan menjelaskan maksud dan
tujuan dari pengguanaan
kostum itu sendiri.
3. Motif
Menurut Iyus Rusliana (2012) motif adalah hiasan yang terdapat pada kostum. Dari pendapat tersebut maka disimpulkan
bahwa motif
secara sederhana
dapat diartikan
sebagai pola atau
corak
pada kostum atau
busana.
4. Material
Material merupakan bahan pembentuk sebuah benda.
Kostum pun
memerlukan
material, yang
berkaitan
dengan kualitas bahan yang
digunakan
seperti kekuatan
bahan,
kelenturan, bahan menyerap cahaya atau tidak.
Kedudukan busana tari sendiri dalam kebudayaan berpakaian
lebih dititikberatkan pada pengawetan seni
tradisi. Disni harus diakui bahwa yang
menonjol adalah faktor estetik
dengan sikap dan dimensi tuntutan seni
pertunjukan.
Dengan demikian busana tari harus mampu mendukung
karakter dari tarian itu sendiri dimana latar belakangnya juga mempengaruhi.
Busana berkaitan
erat dengan tarian
yang akan dibawakan. Oleh sebeb itu, busana mempunyai fungsi tertentu untuk
menunjang ekspresi suatu tarian.
Atas
dasar keterkaitan
antara busana dengan tubuh penari maka menurut Endang
Caturwati (1996:
14) fungsi busana terbagi menjadi berikut:
1. Fungsi Prikis
Busana merupakan lingkungan penari yang paling akrab dan dekat, juga
menentukan keberhasilan suatu tarian.
Busana adalah pendukung
secara moril bagi penari karena akan mendorong pemakainya untuk menari dengan
baik.
2. Fungsi Fisik
Busana adalah penutup aurat atau bagian tubuh lainnya yang dianggap
perlu,
disamping itu tidak mengahambat gerakan-garakan
dalam tarian.
Busana adalah pelindung
tubuh dari
pengaruh sekelilingnya,
misalnya benturan
atau iklim yang merugikan
penari dalam pementasan.
3. Fungsi Artistik
Busana adalah aspek
seni
rupa dalam penampilan tari, yang akan menggambarkan identitas tarian melalui garis, bentuk, corak dan
warna
busana.
Busana adalah pendukung
tarian dan merupakan unsur yang tidak dapat
dipisahkan dari sebuah
tarian. Identitas tarian dan dorongan menari harus tercapai melalui kesenirupaan
untuk mencapai tujuan teateral.
4. Fungsi Estetika
Busana merupakan unsur keindahan tarian yang menyatu dengan tubuh penari. Dengan unsur ini maka tarian
merupakan kesatuan yang akan dihayati keindahannya.
Busana merupakan
unsur keserasian
bagi
tubuh penari dan tarian
itu sendiri. Disamping itu busana dapat mengungkapkan karakteristik dan
tujuan dari suatu
tarian.
5. Fungsi
Teateral
Busana harus menonjolkan serta menggambarkan identitas peran.
Busana harus merupakan komponen pemeranan melalui corak dan warna kedalam maksud
sebuah
pementasan tari.
Pada
awalnya kostum atau
busana yang
dikenakan
oleh
penari kesenian Tari Merak
sederhana.
Payet-payet yang digunakan hanya terdapat pada bagian-
bagian tertentu.
Sejalan dengan
perkembangannya, kostum atau busana yang sederhana tersebut berubah
menjadi lebih dekoratif.
Busananya dipenuhi payet yang
mengkilat bahkan tidak
sedikit yang menambahkan
unsur hias lainnya.
Perubahan kostum atau busana yang dipakai pada kesenian
Tari
Merak ini
terjadi secara bertahap. Begitu pula dengan warna kostum diambil dari warna - warna pelangi yang
menambah kesan ceria dan bahagia dalam setiap
pertunjukannya.
Adapun bagian-bagian busana yang dipakai oleh penari Tari Merak:
a. Bagian
Kepala
1. Siger Burung Merak
Yaitu bagian mahkota yang bentuk dan rupanya mengadopsi dari kepala burung
Merak.
2. Sanggul Ciwidey
3. Tutup
Sanggul
4. Bunga Sanggul
b. Bagian
Badan
1. Apok
Yaitu kain yang menutupi bagian dada hingga pinggul bagian dada atas
dan punggung atas serta bahunya terbuka atau biasa disebut kemben.
2. Kacih
Yaitu kain yang melingkar
menutupi bagian pundak.
3. Beubeur / Ikat Pinggang
Biasanya berbahan kulit. Dan selain untuk mengikat pinggang fungsi
lainnya adalah untuk
mengikat sampur.
4.
Sampur / Soder
Selendang yang diikat diperut, biasanya digunakan ketika gerakan tangan mengibas.
5.
Sinjang
Kain penutup penggati baju
dan
rok atau celana.
6. Buntut Merak
Kain yang berfungsi sebagai
ekor burung
Merak. Bentuknya lebar sehingga ketika mengepakan ekor /
sayap kainnya mekar. Bagian ini adalah
bagian yang dipenuhi payet.
c. Bagian
Perhiasan
1. Suweng
Suweng adalah istilah dalam bahasa Jawa untuk giwang, perhiasan yang
digunakan
untuk menghias telinga.
2. Kelat Bahu
Hiasan yang melilit lengan atas, terbuat dari emas, kuningan atau kulit dicat emas dengan
manik-manik dan
payet.
3. Gelang
tangan
Merupakan bagian
aksesoris yang di pakai pada
bagian
pergelangan tangan dan lengan atas sebagai pelengkap yang
mendukung busana terkesan
indah.
Gambar II.15 Kostum Tari Merak pada bagian kepala.
Sumber: Dokumen pribadi.
Gambar II.16 Kostum Tari
Merak pada bagian badan dan perhiasan.
Sumber: Dokumen pribadi
D.
properti Tari Merak
1. Bagian Kepala
- Mahkota
Dalam tarian merak, mahkota yang digunakan ini disebut dengan nama siger. Nah, siger ini akan digunakan di bagian kepala sang penari. - Sesuping
Apa itu sesuping? Sesuping adalah bagian dari kostum yang diletakkan di telinga sebagai perhiasan telinga si penari. - Garuda mungkur
Garuda mungkur adalah sebuah hiasan yang diletakkan di kepala belakang dengan bentuk yang menyerupai kepala burung merak.
2. Bagian Badan
- Apok
Apok adalah sebuah kain atau selendang yang melingkar di bagian bawah leher dengan tujuan untuk menutupi bagian dada penari. - Sayap
Sayap pada tarian ini merupakan sebuah kain yang menyerupai selendang hanya saja dalam kostum ini difungsikan sebagai ekor dari burung merak. - Baju atas
Baju atas adalah baju yang digunakan untuk menutup bagian dada penari. Baju ini mirip dengan kemben. Hanya saya yang membuatnya berbeda adalah corak dan warna yang digunakan dibuat sedemikian rupa mirip dengan bulu burung merak. - Sabuk
Sabuk adalah sebuah kain yang memiliki fungsi untuk ikat pinggang yang digunakan sebagai pengencang dari kostum. - Kilat bahu
Kilat bahu adalah sebuah gelang yang diletakkan di bagian bahu dan dijadikan sebagai aksesoris. - Sampur
Sampur adalah sebah aksesoris yang dibuat dengan menggunakan bahan tisu sehingga menyerupai burung merak. - Gelang
Gelang juga menjadi aksesoris yang digunakan pada tangan penari.
3. Bagian Bawah
- Rok
Rok adalah bagian bawah dari kostum yang coraknya sangat mirip dengan burung merak.
E.
Pola lantai Tari Merak
Jika bertanya soal pola
lantai tari ini, ternyata pola lantai yang disuguhkan oleh Tari Merak tidak
hanya satu macam saja.
Ada beberapa macam pola
yang ditawarkan mulai dari pola garis lengkung dan pola garis lurus.
Dalam pola melengkung
maka tarian ini akan membentuk lengkungan ular, angka delapan maupun bentuk
spiral. Sedangkan untuk pola garis lurus ini membentuk zigzag, segi empat, segi
tiga, huruf v, dan masih banyak lainnya.
BAB III
PENUTUP
Demikian rancangan kegiatan ini kami buat
agar menjadi dasar pertimbangan dalam menyetujui dan mendukung kegiatan ini.
Kami berharap kegiatan ini dapat terlaksana dengan
baik. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak sangat kami dibutuhkan.
Kami mohon maaf apabila dalam proposal ini masih ada
kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan saran agar dapat kami membuat yang
lebih baik lagi dikemudian hari.
Sekali lagi mohon maaf dan terima kasih.
Batang, 10 Juni
2020
Ketua Sekretaris
Mohamad Yusuf Nurul Shaffiqa
Pembina
H.Glorita,S.Pd
Menyetujui
Kepala SMAN 8 Pekanbaru
Tavup Tria Chandra,M.Pd
DAFTAR PUSTAKA